Part 33

477 69 48
                                    

Lihatlah dua kecebong yang kini sudah berganti menjadi kurcaci yang berhasil merebut semua perhatian kedua orang tuanya.

Dirra berdesis saat melihat ayahnya mencium gemas makhluk kecil yang ada dalam pangkuannya.

Bukannya ia tak suka dengan keberadaan manusia kecil itu hanya saja ia cemburu karena mereka menyita semua perhatian kedua orangtuanya.

"Saingan kita bertambah dua." Gumam Dirra yang sedang duduk di himpit kedua adiknya di ruang keluarga.

"Apa aku waktu bayi di perlakukan seperti itu juga?" Tanya Davian membuat Dirra dan Davin menoleh ke arah Davian.

Seketika suasana semakin tak bersahabat dengan sang hati.

"Yayah ada yang cemburu nih, katanya_______." Mendengar teriakan Dirra, Davian membungkam mulut sang kakak yang ember minta banting dengan telapak tangannya.

Dirga menoleh dengan mata bertanya.

"Siapa?" Tanyanya.

Dirra mencoba melepaskan tangan Davian namun bekapan di mulutnya semakin kuat.

"Abang,," Tegur Dirga menatap Davian, bocah lelaki itu pun langsung melepaskan tangannya dengan wajah cemberut.

"Maaf." Gumamnya.

Dirra menarik sudut bibirnya mendengar gumaman sang adik lalu beranjak dari sofa menuju ke arah ibunya yang sedang duduk di karpet berbulu domba dengan mata yang sedang fokus ke arah TV menampilkan kartun kesukaannya.

"Bu,,," Panggilnya.

"Hmm,, ada apa sayang?" Tanyanya menoleh ke arah putrinya.

"Laper,,," Ucapnya membuat Dirga mendengus.

Aisyah melirik ke arah jam di dinding dan benar saja sudah waktunya makan siang.

Aisyah hendak bangkit dari duduknya namun suara Dirga membuat Aisyah mengurungkannya.

"Kita pesan saja yah,," Belum sempat Dirga mengambil handphone suara yang sangat familiar membuat semua orang menoleh ke arah pintu utama.

"Assalamualaikum,,,"

"Wa'alaikumsalam,,," Jawab mereka serempak.

"Bawa apa kamu Ben?" Tanya Dirga.

"Bawa makanan yah, aku tahu pasti ibu gak masak kan?"

Aisyah hanya mengangguk seraya tersenyum sedangkan Dirga mengacungkan kedua jempolnya.

"Terimakasih ya Ben,," Ucap Aisyah.

"Sama-sama Bu." Ben berjalan ke arah dapur menenteng dua kresek berisi berbagai makanan.

"Sayang bantuin Ben sana." Suruh Dirga.

Dirra melirik ke arah ayahnya dengan malas.

"Dindaaaaaa bantuin kakanda dong." Panggil Ben dari arah dapur membuat Dirra mendengus kesal.

Dirra berlari menghampiri Ben lalu menjitak kepalanya cukup keras membuat Ben mengaduh kesakitan.

"Aduuh,, sakit Dinda kenapa tega jitak kakanda sih, apa salah kakanda?" Tanyanya dengan wajah memelas.

"Kamu kira di hutan apa pake teriak-teriak segala, brisik tahu gak?" Dirra mengambil makanan yang ada di atas meja namun seketika tangannya di sentil oleh Ben.

"Cuci tangan dulu." Ucap Ben lalu kembali menuangkan soto ke dalam mangkuk.

Dirra hanya menuruti apa yang di katakan Ben lalu kembali lagi mengambil mangkok yang sudah terisi, saat akan memakannya lagi-lagi Ben menegurnya.

Dear DirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang