Chapter 5

516 53 4
                                    

_Minah Hartika_

"Bukankah kau tak ingin, hanya sekedar mendengar suaraku? Buka matamu, Zhan. Lihat aku!"

Keheningan menyapa seketika. Hanya hembusan nafas yang terdengar hingga salah satu di antaranya mencoba untuk membuka suara dan mengatakan, "bisakah aku mengatakan bahwa aku kecewa padamu, A-Cheng! Ijinkan untuk saat ini saja, gege membencimu!"

[CHAPTER 5]

Tok. Tok.

Xiao Zhan menoleh, pada pintunya yang terus saja bersuara, semenjak seseorang di luar sana mengetuknya tiada henti. Ia yang terlihat sibuk berkutat dengan laptopnya, harus berdecak sebal karena merasa terganggu akan tamunya.

"Tidakkah ini terlalu malam untuk bertamu, huh?!" umpatnya terdengar malas, setelah melihat jam yang telah menunjukkan pukul 9 kala itu. Dengan langkah yang terbilang gontai, ia mencoba untuk menghampiri pintu yang hanya berjarak beberapa meter saja dari meja belajarnya tersebut. Namun Zhan mengerutkan keningnya. Di matanya, sang pintu terasa jauh hingga ia kesulitan menggapainya.

Sedang suara pintu semakin keras terdengar. Tamunya kini terlihat tak sabar, membuat Zhan sedikit berteriak dalam nada malas. "Sebentar!" ucapnya.

Dalam satu tarikan nafas lega, akhirnya Zhan mampu membuka pintunya. Namun, belum ada setengah celah yang mampu dibukanya, ia rasakan dorongan kuat dari luar sana, hingga pintu terbuka tanpa ijinnya membuat matanya membulat lebar, terkejut, terlebih setelah tahu siapa yang datang. "Hey!" sergahnya namun, sang tamu seolah tak peduli, membuatnya menampakkan wajah bingungnya.

"Bisakah kau bertamu dengan baik, Jiang Cheng!"

Zhan berkacak pinggang pada akhirnya. Ia hanya mampu menatap Jiang Cheng yang sudah mampu melalui dirinya, dan juga dapat memasuki kamarnya dengan mudah. Tanpa ijin, tanpa kata.

jiang Cheng terduduk di atas lantai berlapiskan karpet berbulu berwarnakan putih tulang yang terhampar tepat di dekat ranjang Zhan. Ia tak peduli pada Zhan yang masih saja memandangnya. Dan ternyata, ia membawa sebuah kantung plastik. "Ge, kemarilah.." ajaknya.

"Apa yang kau bawa, A-Cheng? Ada apa kau kemari!" decak Zhan, masih enggan menghampiri Jiang Cheng hingga..

"Anggap saja sebagai ungkapan terima kasihku, ge. Karena lagi-lagi kau menolongku kemarin," ungkap satu suara yang tiba-tiba muncul dari belakangnya, membuat Zhan sedikit terkejut lantas menoleh.

"Chengxin!"

Sepertinya Jiang Cheng hadir bersama tamu lain untuk Zhan. Baru saja Chengxin muncul di ambang pintu yang nyatanya masih terbuka itu karena Zhan belum menutupnya. "Kau tak mengajakku masuk, ge? Aku bukan Jiang Cheng yang akan masuk tanpa ijin pemiliknya," tutur Chengxin sambil tersenyum hambar ke arah Jiang Cheng. "Aku juga tak tahu mengapa ia bisa langsung seakrab ini dengan orang yang baru dikenalnya sepertimu.."

Baik itu Jiang Cheng ataupun Zhan, diam. Keduanya nampak saling melempar pandang penuh akan sebuah arti meski tak membuat Chengxin bertanya lebih lanjut lagi. Zhan segera menimpali, "silakan, masuk saja," ajaknya membuat Chengxin tersenyum lebar lantas memasuki ruang kamarnya dan terduduk di samping Jiang Cheng.

Perlahan Zhan menghampiri keduanya, lantas mencoba untuk terduduk melihat apa tujuan dari keduanya datang menghampirinya, hingga ia kembali terkejut saat telapak tangan Jiang Cheng, melayang dan sempat menyentuh dahinya. Hanya sempat, sebentar karena ia segera menepis tangan itu. "Apa yang kau lakukan!" umpatnya.

AGEUSIA [Remake]Where stories live. Discover now