Myanmar

1.1K 192 82
                                    

Indo : Pa---papah?

Asean tersadar dari lamunannya, ternyata dia terbawa arus tatapan Indo, sungguh sangat suram hanya warna abu yang dia lihat.

Ah, Asean melupakan kejadian cermin waktu itu, semakin yakin bahwa Indo adalah Nusantara yang rumornya orang hebat.

Malay : Mabuk berat nih kayaknya.

Cambodia : Kalo Papah mabuk, bisa pulang dengan selamat sungguh ke hokian yang luar biasa.

Malay : Mungkin dianterin sama hantu, konon katanya duda suka diincer banyak cewe termasuk arwah cewek penasaran.

Asean menatap Malay yang sedang berkonspirasi hal yang benar-benar sangat bodoh, dia melemparkan centong nasi tepat mengenai kepala Malay.

Asean : Matamu arwah!

Malay : Ugh, sakit Pah. Tega banget lemparin centong ke anak sendiri.

Asean : Kamu juga tega amat ngomongin Papah duda diincer arwah penasaran!

Phil : Emang duda kan?

Asean : Papah belum punya anak, kalian anak terlantar yang Papah pungut.

Malay : Nyelekit banget ngomongnya, Pah.

Mereka kembali melanjutkan makan malamnya yang sempat tertunda. Indo hanya menatap Asean bingung, kenapa dia melihatnya seperti itu, wajah-wajah memelas bahwa itu sebuah kebohongan.

Disisi lain Asean bahagia bahwa pangeran Nusantara telah ditemukan, tapi disisi lainnya juga sedih karena ternyata salah satu anaknya adalah seorang Pangeran masa lalu.

Brunei : Papah dari tadi kemana?

Asean : Rapat penting.

Brunei : Lah, rapatnya ko disekolah?

Asean menatap anaknya, kenapa bisa dia tau?

Brunei : Tadi Brunei gak senghaja liat mobil Papah di parkiran.

Asean mengangguk.

Malay : Rapat apaan?

Asean : Ko kamu kepo ya nak?!

Malay : Ya jarang-jarang, Papah dianjakin rapat, Papah kan bukan guru disana. Jadi pasti ada hubungannya sama orang yang menyebar hoax waktu itu, sama penculikan Vietnam.

Asean : Mungkin ya. Tapi isi rapatnya lebih ke Majapahit.

Indo yang sedang asyik menyiuk makanan dan mendengarkan cerita Asean langsung tersedak sendok--- makannya. Mata Asean menatap Indo yang bereaksi berlebihan ketika mendengar kata itu, begitu pun dengan para saudaranya.

Brunei : Kak Indo, minum!

Brunei langsung mengambil gelas Malay yang berisi milo, memberikannya kepada Indo yang masih berusaha meredakan sedakannya.

Milo Malay habis seketika. Malay yang melihat itu langsung terdiam menatap Indo dengan santainya menghabiskan minuman kesukaannya.

Malay : Mi-milo gua---?

Brunei langsung terdiam, dia tidak tahu bahwa gelas yang dia berikan adalah gelas milik Malay.

Brunei : Ka-kak Malay, Brunei bisa jelasin!

Malay : Indo ... Enak gak milonya?

Indo masih berusaha mengatur nafasnya, Malay bertanya sambil tersenyum. Boro-boro Indo menjawab pertanyaannya, situasinya sekarang sedang kacau ditambah Indo asli mecoba berontak untuk mengambil tubuhnya kembali.

Indo berlari langsung menuju kamar mandi. Makanan yang dia makan tadi dimuntahkan semuanya. Dengan nafas yang tidak beratur dia jatuh terduduk lemas karena itu. Semua saudaranya heran, kenapa dia tiba-tiba berlari.

Thai : Indo hamil?!

Viet : Heh bego, gak usah ngidi-ngadi deh lu!

Thai : Bercanda doang, Viet. Sensi amat sih lu, semenjak gua bilang celana dalem lu bolong.

Viet menatap Thailand tajam, ada panci ada garpu, mau mati dengan alat apa Thailand bebas memilih.

Asean : Hm, Papah sudah dulu makannya, lelah.

Singa : Tapi Papah sama sekali belum menyentuh makanan itu?

Asean : Nanti bawakan saja ke kamar. Papah lelah.

Singa hanya mengangguk. Membiarkan sang Papah beristirahat.

Myanmar : Lu gak apa-apa, Ndo?

Myanmar : Segitu terkejutnya denger kata Majapahit? Emangnya kenapa kalau Papah menceritakan hal tentang lu?

Sial, belum genap stamina Indo kembali, Myanmar langsung menyuruh Indo berlari lagi. Indo menatap tajam Myanmar, yang ditatap hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

Myanmar : Hey ayolah gak usah menatap gua kayak itu, serem gua jadinya.

Myanmar : Gua pingin tanya satu hal sama lu, lu yang sekarang Indo.

Myanmar : Lu bukan Indonesia 'kan?

Indo langsung berdiri menatap Myanmar lebih dekat, tatapannya yang sangat tajam membuat Myanmar menghembuskan nafas pelan.

Indo : Kenapa?

Myanmar : Tidak apa, gua cuman pingin bilang, balikin Indo, kalau gak, lu bakal tau akibatnya---

Myanmar : Dan papah sudah tahu identitas Indonesia sesungguhnya.

Indo : Bagaimana kau bisa tau?

Myanmar : Hanya tidak senghaja melihat lembaran berkas tentang Majapahit. Dan suara malam yang sangat berisik. Untung aja cuman gua yang denger lu ngigau, jadi aman.

Myanmar mengedipkan matanya dan tersenyum kearah Indo.

Indo : Prediksi yang tepat.

Myanmar : Kakak gua balikin.

Indo : Hm, sepertinya kau mengajukan perang dingin terhadapku.

Myanmar : Bisa jadi.

Indo : Lakukan apa saja, jika kau melukai tubuh Kakak mu ini, yang merasakan sakit adalah pemilik tubuh sendiri.

Myanmar : Iblis yang licik.

Indo : Tentu saja. Bahkan aku bisa membunuhmu sekarang. Tapi kau keluarga Indo, aku tidak bisa menyakiti keluarganya, itu sudah janjiku kepadanya.

Myanmar : Dimana Indo yang asli sekarang?

Indo : Bukankah kau bertanya hanya satu hal, Myanmar.

Myanmar : Ck.

Indo : Aku hanya bisa menjawab jauh dari dunia masa lalu ataupun masa depan.

Itu adalah pembicaraan terakhir mereka, Myanmar melambaikan tangannya meninggalkan Indo setelah dia menjawabnya.

Myanmar : Sial, ternyata dugaan gua benar.

Myanmar mengetahui hal itu karena dia tidak senghaja melihat dokumen m-dokumen seperti yang dicuri oleh Neth. Asean pun memilikinya. Setiap malam, tanpa semua sadari Indo selalu berbicara sendiri ketika tidur, bahkan menceritakan semua mimpinya kepada Myanmar, dan waktu dia mengetahui tentang kebohongannya pada waktu pergi ke WHO untuk memeriksa matanya, dia sebenarnya tahu ketika malam Indo bercerita tentang matanya pada Myanmar dalam keadaan tidur.

Jadi, Netherland, Myanmar, Asean, EU, UN, Nato, FBI dan empat orang misterius bertopeng itu yang mengetahui saat ini siapa Indo sebenarnya.







TBC

Setiap malam Myanmar selalu mampir dulu ke kamar Indo buat dengerin dongeng sebelum tidur

🗿💣

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang