Part 2

204 29 0
                                        


"Aku rindu Amerika"ucap Eren memainkan kotak cerutunya. Hari masih pagi, namun ia sudah menghabiskan dua batang cerutu. Tidak makan banyak, hanya sepotong roti dan segelas kopi. Zeke yang berada di depannya sedang menyantap Ravioli menghembuskan nafas panjang.

"Baru saja tiga bulan yang lalu kau ke Amerika bersama ayah dan Carla"balas Zeke mengelap mulutnya. Pria berambut cokelat itu menatap tajam kakaknya "itu tidak termasuk hitungan. Kesana bukannya liburan tau-tau bertunangan" Eren menutup kotak cerutunya.

"Bagaimana kabar ayah dan ibu di Amerika?"

"Baik, mereka mengembalikan tunanganmu ke orang tuanya setelah kau membuatnya menangis saat ia pertama kali kesini"sindir Zeke namun Eren tidak peduli.

Setelah kejadian di rumah Braus wanita itu mengunci dirinya semalaman di kamar tamu. Lalu esok pagi ia memutuskan untuk kembali ke Amerika. Grisha dan Carlapun ikut menemani sekalian ada hal yang harus di urus di Amerika. Grisha mulai membangun bisnis di Amerika sejak ia masih muda hanya saja bisnis itu berhenti atau di jeda karena ia ingin fokus ke keluarganya dan kehidupannya di Sisilia.

Sejak ke datangan Zeke, Grisha akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kembali bisnisnya di Amerika. Dan Levi, kakak Mikasa telah berpindah kerja ke Amerika ikut dengan Grisha berkerja sama dengan mafia tersebut. Kini ia tetap menjadi kepala sipir namun bukan sembarang kepala sipir. Ia adalah orang yang paling di takuti di penjara, bahkan kriminal kelas kakap pun tidak berani beradu pandang. Dan baru-baru ini Eren mendapat kabar bahwa Levi akan menjadi kepala polisi di New York, entah itu benar atau tidak baru isu saja.

Levi memiliki sahabat seorang Hakim bernama Erwin Smith. Mike akhirnya berhasil bebas dengan waktu kurungan hanya enam tahun. Dengan bantuan Levi, Grisha berhasil mendapat politikus dan orang-orang hukum di genggamannya. Membuat dirinya menjadi semakin berkuasa.

Banyak anak buah yang ikut ke Amerika bersama Grisha dan hanya menyisakan dua tiga orang di mansion Jaeger. Tidak perlu banyak-banyak, disini sepi hampir seperti tidak ada kehidupan. Beruntung setiap sore banyak anak-anak dan para gadis bermain berkeliling kota. Jika tidak, kota ini mungkin sudah seperti kota mati.

Saat berkunjung ke rumah Armin kemarin, sahabatnya itu telah mempersiapkan barang-barang karena mereka akan tinggal di Amerika khususnya New York. Armin berkerja sebagai pengacara sedangkan istrinya Annie akan menjadi guru taman kanak-kanak.

Eren menggeram kesal, kebetulan macam apa ini kenapa semuanya tiba-tiba pergi ke Amerika?!

Zeke berdiri, ia sudah selesai menyantap sarapan. "Bersabarlah sedikit, cepat atau lambat kau akan ke Amerika juga" ucap Zeke tiba-tiba membuat Eren terkejut seolah-olah kakaknya itu bisa membaca pikirannya. "Ayah sudah lama membicarakan ini tapi beberapa minggu yang lalu baru di putuskan kita semua akan tinggal di Amerika"lanjutnya membuat Eren ikut berdiri.

"Benarkah?!"tanyanya tidak sabaran. Zeke mengangguk "Rumah ini akan menjadi tempat kita berlibur saja atau datang ketika kita rindu dengan italia" jeda Zeke "Lagipula kau kan akan menikah dengan Louise dan tinggal disana" senyuman Eren berubah menjadi datar. Mendengar namanya saja sudah membuatnya muak.

Eren membenarkan kursinya "Aku tidak akan menikahinya" tukasnya lalu berjalan pergi menjauhi meja makan dan Zeke.

***

"Seperti yang aku bilang aku akan pergi ke Amerika" gadis itu diam mendengarkan.

"Armin dan Annie juga akan berada disana" gadis itu mengangguk.

Eren melihat ke-arah Mikasa yang menunjukan ekspresi datar. Apakah ia tidak sedih? Atau marah? Kenapa ia sangat santai.

Mikasa meregangkan tubuhnya "Baguslah kalau begitu. Grace Kelly, Elizabeth Taylor, dan oh! Elvis Presley" tutur Mikasa lalu mulutnya berdeham nada lagu 'Can't Help Falling in Love'.

CacciatoreМесто, где живут истории. Откройте их для себя