Chapter 23

439 18 2
                                    

"Sappho, tak bisakah kau melihat kalau aku sangat mencintaimu? Aku selalu membutuhkanmu setiap malam, dan tidak akan pernah cukup. Kau memberiku apa yang tidak terbayangkan otak suamiku yang diletakkan di lubang pantatnya."

"Bagaimana tidak, nyonyaku tersayang? Segalanya begitu jelas bagiku."

"Oh Sappho sayangku."

Flavia Messalina, sang nyonya mendiang senator sekaligus pemilik lupanar mewah itu mengerang lembut sementara kekasihnya menyatukan tubuh mereka sambil meremas lembut dan menciumi payudaranya dalam persetubuhan yang menggetarkan; ia melingkarkan tangannya ke leher pemuda itu sementara pemuda itu memegangi kedua pahanya yang melingkari pinggangnya sambil bersandar di dinding di atas dipan itu. Tak lama setelah Coriana melahirkan dua anak dalam waktu hampir tiga tahun dari sang senator yang telah kembali dari Roma (dan bosan oleh istrinya sendiri sehingga ia memilih meniduri budak perempuan sekaligus pelacur kesayangan istrinya itu), Senator Aurelius, pria itu jatuh sakit karena sakit perut parah hingga meninggalkan bau busuk kotorannya di kamar dan akhirnya meninggal karena dehidrasi. Walaupun sakit hati karena suaminya telah meniduri pelacur kesayangannya hingga melahirkan anak dua kali, Flavia memutuskan untuk membesarkan kedua anak Coriana dari Aurelius seperti anaknya sendiri dan mengizinkan gadis itu menyusuinya. Setelah kematian anak mereka saat dilahirkan di ranjang bersalin, perhatian Aurelius pada istrinya mulai berkurang dan ia lebih suka bepergian. Dan di samping itu, Flavia tidak diam saja. Ia menaruh hati dan berahi pada seorang budak pria di rumah besarnya, seorang pemuda Yunani tampan seusia Coriana berambut gelap bermata hijau, berkulit kecokelatan karena terbakar sinar matahari dan gagah perkasa bernama Sapphoclus. Ketika Aurelius mulai sekarat dan berkubang di tengah-tengah kotorannya di ranjangnya, dalam sekejap Sapphoclus menjadi budak kesayangan Flavia dan Flavia mendatanginya di barak para budak istana secara rutin untuk memuaskan berahinya. Setelah kematian Aurelius dan belum dingin abu kremasi jasadnya, Flavia mulai mengundang Sapphoclus langsung ke ranjangnya setelah menyuruh budak lain membersihkan ranjang itu, menggantikan posisi Aurelius di sana. Mereka bercinta setiap malam sepuasnya dan ia memerdekakan pemuda itu dari statusnya sebagai budak. Percintaannya dengan budaknya akan dianggap skandal di kalangan bangsawan Romawi lain, tapi Flavia tidak ambil pusing dengan itu. Sapphoclus juga sangat mencintainya, dan Flavia berencana menjadikannya suami. Dan mungkin kali ini ia punya alasan yang lebih kuat untuk bisa menikahi Sapphoclus.

Dia ingin sekali menjadi seorang ibu, melahirkan anak dari rahimnya sendiri. Sesuatu yang ternyata tidak bisa diberikan oleh Aurelius, yang malah beranak pinak dengan pelacur dan hanya para dewa yang tahu siapa saja yang ditidurinya. Flavia masih muda dengan stamina dan gairah hidup yang tinggi, hanya lebih tua dua tahun dari Naameh, yang sialnya mendapatkan pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya hanya untuk dicampakkan setelah dinikahi oleh senator itu saat ia berusia lima belas tahun. Lupanar itu adalah bagian dari pembalasannya terhadap sang suami yang tidak memberikan hak seksualnya, dan nyaris saja haknya untuk dinafkahi sehingga ia memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri kalau-kalau Aurelius benar-benar berniat membunuhnya seperti Kaisar Nero membunuh istrinya, Poppaea Sabina.

Sapphoclus menghunjam lebih kuat dan cepat ke dalam tubuhnya hingga Flavia mengerang dengan napas terengah-engah, dan berteriak penuh kepuasan saat mereka mencapai puncak pelepasannya dengan peluh bercucuran.

"Coriana baru saja melahirkan lagi dua hari yang lalu," ujar Flavia lembut seraya membaringkan kekasihnya di sebelahnya, dan hatinya bergembira ketika ia melihat Sapphoclus menatapnya letih namun lega dan penuh pemujaan. "Bayi laki-laki yang sehat dan montok. Anak dari gladiator kesayangan suamiku itu, Thrax. Ini berarti kehamilan dan persalinannya yang ketujuh. Thrax memintanya untuk menyusui bayi itu dan tidak menelantarkannya-" Flavia menoleh menatap Sapphoclus. "Bidan yang membantu persalinannya mengamatiku dan menawarkan diri untuk memeriksaku, karena ia bilang kalau wajahku terlihat sedikit berbeda dari biasanya, Sappho."

The Redemption of SuccubusWhere stories live. Discover now