Chapter 24

449 13 0
                                    

Sungguh, Godiva tidak tahu dan ia yakin tidak mau tahu darimana asal perempuan ini. Atau tepatnya, makhluk ini.

Ketika perempuan itu menyebut namanya, sekonyong-konyong wujud aslinya mulai menampakkan diri di depan matanya. Bukan lagi sosok cantik menggairahkan secara ganjil di depannya, tapi makhluk mengerikan yang bisa membuat jabang bayi dalam perut perempuan manapun yang melihatnya sangat ketakutan dan ingin segera keluar melarikan diri sejauh mungkin darinya-karena saat melihatnya, Godiva dilanda rasa mual dan kontraksi tiba-tiba yang sangat cepat di perutnya dan menghilang secepat datangnya, membuatnya refleks membuat tanda salib di dadanya dengan histeris.

Gaun merah perempuan itu memudar seakan-akan warnanya meresap ke dalam kulitnya yang pucat, hingga ia telanjang bulat seluruhnya. Namun penampilan itu langsung disusul dengan seraut wajah yang sedang menjerit perlahan muncul di pinggangnya yang mulus. Wajah itu bukan satu-satunya yang muncul, kehadirannya diikuti dengan beberapa wajah buruk rupa lainnya yang menjerit kesakitan dan lenting-lenting kecil seperti kutil yang tumbuh dengan ganas di sekujur tubuhnya. Ketika Godiva nyaris limbung oleh pemandangan itu, ia mendapati kalau lenting-lenting itu bukan kutil, namun mata manusia yang bermunculan dalam berbagai ukuran dan warna, tak terkecuali di puting payudaranya dan celah kemaluannya. Kakinya yang lentik berubah menjadi kaki kambing, telinganya membesar, memanjang ke samping dan meruncing serta ditumbuhi bulu keledai, sementara mulutnya dipenuhi gigi yang tumbuh berantakan dan beberapa taring yang nampaknya tumbuh asal-asalan. Pupil matanya kuning total seperti kucing. Penampilan yang sukses membuat Godiva yakin dirinya akan sulit tidur setiap malam, dan mungkin kapan-kapan si jabang bayi akan mendesak ingin lahir lebih cepat; atau apapun yang bisa membuatnya menyingkir dari makhluk itu.

Penyihir? Bukan! Aku tidak tahu seperti apa penyihir-tapi kurasa makhluk ini memiliki kuasa gelap yang lebih kuat daripada penyihir!

"Aku tidak bermaksud menakut-nakutimu," ujar Meridiana saat Godiva menjerit ketakutan, ia bergegas kembali ke wujud manusianya seperti tadi. "Tapi aku membenarkan kecurigaanmu. Ya, aku memang bukan manusia."

Khawatir Godiva akan pingsan lagi, ia mengisi gelas kosong Godiva dan menyuruh Godiva minum lagi.

"Kau sudah merasa lebih baik sekarang?"

"Tidak ada yang membuatku merasa lebih baik hari ini."

Walaupun Godiva tak bisa menahan kegentaran dalam suaranya, Meridiana dapat melihat keadaan gadis itu sudah membaik. Perasaan gadis itu berkecamuk antara marah, sedikit takut, terluka, terpukul dan terkejut. Bukan sekumpulan perasaan yang baik untuk kesehatan seorang ibu hamil.

"Aku turut berduka cita atas kematian suamimu yang baik. Sekarang beristirahatlah, aku akan mengurus pemakaman suamimu."

Meridiana memberi tatapan 'biarkan aku membantumu. Setidaknya jika kau tidak melakukannya untukku, lakukan untuk bayimu.' pada Godiva kalau-kalau gadis itu menunjukkan tanda-tanda hendak histeris lagi.

"Terima kasih."

Meridiana meminta Eleanor duduk menemani Godiva sementara ia bersiap-siap. Ia menjentikkan tangannya, jari telunjuknya melepaskan kabut tipis yang semakin lama semakin tebal dan membumbung keluar melalui celah-celah kecil pintu.

"Aku akan menyamarkan keberadaan kita di sini agar tidak ada yang mengganggu kita saat aku menguburkan suamimu," Meridiana menepuk tangannya sekali ketika kabut yang dilepaskannya sudah terasa cukup. "Dan terutama, ini bisa menghambat upaya orang itu untuk mencoba menyerangmu."

"Apakah kau seorang penyihir, Meridiana?"

Meridiana menoleh pada Godiva.

"Penyihir adalah manusia, Godiva. Aku bukan keduanya."

The Redemption of SuccubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang