Not the Kind Of Roommate I Want

1.3K 159 21
                                    

Lee Donghyuck × Huang Renjun
Warning; boys love, harsh words, typo, PUEBI yang masih salah,  non-baku, etc.
Hope you enjoy this works
Happy reading
.
.
.
.
.
.

Renjun mengamati nomor demi nomor yang tertempel di setiap pintu kamar asrama. Tangan kanannya pegal sebab mesti menggeret koper hitam berukuran besar sejak ia meninggalkan kamar asrama lamanya lima belas menit yang lalu. Harusnya, waktu tempuh Renjun tidak selama itu. Hanya saja karena banyak murid yang bernasib sama seperti dirinya, maka Renjun butuh lebih dari lima belas menit untuk menemukan kamar asrama barunya yang ada di Gedung D dan terletak di lantai enam, lantai paling atas.

Ngomong-ngomong pindah kamar asrama bukan kemauan Renjun. Tapi hal ini merupakan suatu kewajiban bagi seluruh—ralat sebagian—murid tingkat dua yang tinggal di asrama Neo Boarding High School. Sistem ini dinamakan Roommate Turnover, suatu tradisi turun temurun yang sudah ada sejak sekolah berbasis asrama ini didirikan. Jangan tanya apa alasan di balik diberlakukannya sistem Roommate Turnover, Renjun yang jelas-jelas anggota kehormatan Dewan Siswa saja tidak tahu menahu.

Lima menit berlalu dan akhirnya Renjun tiba di depan kamar asrama barunya. Pintu yang sama, knop yang sama, warnanya pun serupa, tapi tentu saja manusia yang ada di balik sana berbeda. Bukan orang berisik, bodoh, tukang gosip, dan mengaku-ngaku sebagai diva macam Chenle. Tapi, tipe roommate macam Chenle lah yang Renjun inginkan.

Saat itu, Renjun hendak menempelkan kartu akses pada platform magnet ketika pintu kamar asrama barunya dibuka dari dalam. Kemudian terlihat oleh matanya, seorang remaja laki-laki yang sudah pasti merupakan teman sekamar barunya.

Dan Renjun menganga tiga puluh detik berikutnya, lantaran baru bisa mengenali sosok laki-laki bermata bulat yang akan menemani Renjun sebagai roommate selama dua tahun kedepan.

Berandalan, bajingan, begundal, urakan, perisak, etiket buruk, top 5 besar murid yang paling sering bolos, dan panutan bagi banyak murid nakal. Lee Donghyuck, satu dari lima murid yang paling dihindari di Neo Boarding High School.

--------------------------------------------------------

Terhitung lima hari Renjun menempati kamar asrama barunya. Dan selama lima hari itu juga, kepala Renjun dipenuhi bermacam spekulasi negatif tentang partner seatapnya tersebut. Seperti; Lee Donghyuck mungkin akan memperlakukan Renjun seperti budak, Lee Donghyuck akan menguasai barang-barang miliknya, Lee Donghyuck akan memerintahkan ia mengerjakan PR-PR nya atau Lee Donghyuck akan menyuruhnya tidur di lantai. Tapi sejauh ini, tidak satupun—dan Renjun bersyukur—dari spekulasi mengerikan itu terwujud.

Alih-alih menguasai barang-barang miliknya, Lee Donghyuck lebih suka meminjami Renjun barang-barang milik laki-laki itu. Daripada menyuruhnya tidur di lantai, Lee Donghyuck dengan sukarela memberikan selimut miliknya sewaktu Renjun terserang flu tiga hari yang lalu. Dan hari ini, Lee Donghyuck membantunya mengerjakan PR logika matematika yang membuat kepala Renjun serasa mau pecah.

Hampir semua gagasannya tentang Lee Donghyuck meleset dan tidak ada hal buruk yang yang laki-laki itu lakukan padanya selama lima hari ini—ia harap selamanya. Malah, Lee Donghyuck memperlakukannya dengan sangat baik. Hanya saja, Renjun belum
mau percaya dengan perangai baik Lee Donghyuck sampai hari ini—pasti ada sesuatu yang Lee Donghyuck rencanakan, pikirnya. Apalagi kalau mengingat titel laki-laki itu dan betapa buruk reputasinya di kalangan guru dan murid.

--------------------------------------------------------

Setiap hari Sabtu, agenda tetapnya cuma pergi ke Gereja dan mengantarkan keranjang laundry yang penuh baju kotor. Hari libur Renjun habiskan dengan berleha-leha di Kamar Asrama dengan aktivitas itu-itu saja; netflix, berbincang-bincang dengan Chenle atau tidur seharian. Namun, karena sekarang Chenle bukan lagi teman satu kamarnya, pilihan Renjun pun tinggal dua macam.

Setelah sampai di kamar, Renjun memutuskan untuk tidur saja. Hidungnya kembali mampet, matanya berair, kepalanya sakit, tubuhnya makin lemah tiap langkah. Ia pun menjatuhkan diri ke ranjang dalam posisi tengkurap, sedangkan kaki-kakinya menjuntai menyentuh lantai. Dan tertidur tiga puluh detik setelahnya.

--------------------------------------------------------

Renjun bangun dari tidur dengan posisi yang berbeda. Badannya telentang, selimut membungkusnya hingga sebatas dada. Dan ia meyakini, ada manusia yang sudah berbaik hati memperbaiki posisi tidur maupun menyelimuti Renjun saksama ini.

Kalau Chenle rasanya sangat tidak mungkin, tapi kalau Lee Donghyuck, apa mungkin?

“Mendingan?”

Renjun tidak menyadari kehadiran Lee Donghyuck. Laki-laki itu sedang duduk di single bed nya sendiri.

“Harusnya gue gak perlu nanya. Soalnya lo sama sekali gak keliatan mendingan,” Donghyuck berdiri, berjalan kearah meja belajar Renjun, menyeret kursi putar itu kesamping ranjang roommate barunya sembari membawa nampan berisi bubur, segelas air putih, dan alat makan. Lalu, duduk di kursi putar yang sengaja dirinya taruh di samping ranjang Renjun.

Sementara itu Renjun bingung harus bereaksi bagaimana.

Donghyuck pun lagi-lagi bicara.

“Lo mau gue suapin atau makan sendiri?”

Renjun buru-buru merubah posisinya jadi duduk.

“G-g-gue ma-makan s-s-sendiri a-aja.” Namun, karena rasa sakit yang menyerang kepalanya tiba-tiba, ia spontan memegangi pelipis kepalanya dan memijat pelan.

“Gue suapin. Lo senderan aja di kepala ranjang.”

“Ta-tapi-”

“Udah diem! Lo tinggal makan kaya Tuan Muda."

Renjun tidak lagi punya celah membantah ketika Donghyuck menuntun punggungnya bersender pada kepala ranjang—nampan berisi bubur sementara di taruh di atas nakas yang bersebelahan dengan kepala ranjang—lalu setelah selesai membenahi posisi Renjun, Donghyuck spontan menyodorkan sendok berisi bubur kedepan mulutnya.

Renjun memangnya bisa apalagi selain menuruti keinginan Lee Donghyuck?

Dihari itu pun, nurani Renjun seakan luluh oleh perawatan yang Lee Donghyuck berikan. Membuat kepalanya yang dibutakan rumor jadi terbuka dan berpikiran rasional; bahwa, jangan pernah menilai seseorang dari sudut pandang orang lain.

Jadi mulai besok ia akan belajar mencermati, seperti apa figur Lee Donghyuck dari sudut pandang Huang Renjun.

--------------------------
TBC
--------------------------
.
.
.
Um, hai? Semoga suka yaa
Salam kenal, saya baru banget masuk ke dunia Haeren hehehe~~~

Anyway, kalo salah satu dari kalian ngerasa familiar atau sekilas pernah baca fic ini di Twitter, itu karena fic ini merupakan remake dari fic saya sendiri, dengan pair yang beda hehehe.

Hope you enjoy this work~~~
Have nice day
Love,
Ms. Lagusa

Behind the Clouds [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang