Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Selamat Membaca 💜
Disebuah kamar bernuansa pastel, seorang gadis sedang tertidur pulas, bahkan dia sama sekali tidak terganggu dengan suara alam yang berbunyi beberapa kali dalam 5 menit lalu.
Ceklek
Suara pintu terbuka, seorang wanita paruh baya menggunakan pakaian daster rumahan muncul dari balik pintu. Wanita itu berkacak pinggang melihat putri nya yang masih asik bergelut dalam selimut.
"MAWAR SEKAR MARSEILLE BANGUN! INI SUDAH SIANG! MAWAR BANGUN!!" teriak wanita paruh baya tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Bunda Mawar, Popylia Revalina panggil saja Bunda Popy.
Eungh
"5 menit lagi bun." jawab gadis yang berasa ditempat tidur sambil memperlihatkan lima jarinya.
"Anak ini Ya Allah. Sabar kan lah hamba mu ini" gumam Bunda Popy mengelus dadanya sabar.
"NGGAK ADA 5 MENIT 5 MENITAN, MAWAR! BUNDA BILANG BANGUN! KAMU NGGAK MALU APA SAMA AYAM? PAGI-PAGI SEKALI AJA UDAH BERKOKOK!!" teriak Bunda Popy lagi sambil membuka gorden kamar anaknya.
Mawar dengan terpaksa mengubah posisinya menjadi duduk ditempat tidur "Tapi Mawar masih ngantuk bunda...beneran" ucap Mawar cemberut.
Bunda Popy melirik sekilas "Siapa suruh bergadang! Nggak ada tapi-tapian Mawar, cepat bangun atau boneka singa kamu bunda obral." ucap Bunda Popy.
Seketika mata Mawar langsung terbuka lebar "Oke-oke Bunda, Mawar bangun. Janganlah marah-marah apalagi sampai mau obral boneka Mawar." jawab Mawar cepat. Dia tidak mau koleksi boneka Singa nya diobral oleh Bunda Popy.
"Bunda marah juga karena kamu yang sulit dibangunin!" ucap Bunda Popy
"Maafin Mawar oke, bunda yang cantik ngalahin Mbak IU." ucap Mawar meminta maaf dengan tangan berpose peace.
Bunda mengembuskan napas lelah "Bunda maafin, cepat mandi! Udah ditunggu ayah sama adek kamu dibawah." ucap Bunda Popy mengelus pucuk kepala putrinya.
"Siap! Ibu Negara!" jawab Mawar berpose hormat yang dijawab gelengan kepala oleh Bunda Popy.
Ceklek
Suara pintu yang tertutup, gadis itupun beranjak dari tempat tidur. Merenggangkan otot-otot badannya, kemudian pergi menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dengan aura segar. Baju oversize warna ungu dan celana kulot warna pastel.
Rambut panjangnya yang basah dia keringkan menggunakan handuk dan menyisir rambutnya. Kemudian dia pergi keluar dari kamar.
"Pagi semuanya!" sapa Mawar dengan senyuman diwajahnya.
"Pagi kakak." jawab seorang pria paruh baya dengan senyum tipis, yang tak lain adalah Ayah Mawar, Evan Sanderson panggil saja Ayah Evan. Sedangkan sang Bunda sedang pergi di dapur, membuat susu untuk anak laki-lakinya.
"Agi tata." jawab seorang anak kecil dengan suara susu dan cadel nya.
"Kiss morning boy." ucap Mawar kepada anak kecil tersebut.
Cup cup
Tangan Mawar mengacak-acak rambut anak kecil tersebut dengan gemas "Terimakasih gembul." ucap Mawar seraya mencium kedua pipi tembem anak kecil itu.
Cup cup
Membuat anak kecil itu tertawa memperlihatkan sepasang gigi kelinci yang membuatnya tambah menggemaskan dan lucu. Anak itu tak lain adalah adek laki-laki Mawar yang baru berusia 3 tahun, bernama Ghazalano Junius Marsellino, panggil saja Alano.
***
Saat ini Mawar sedang berada di ruang keluarga bersama adik dan kedua orang tuanya. Gadis itu duduk lesehan bersama sang adek menonton serial tv yang menampilkan sebuah kartun dua kembar botak, Upin dan Ipin.
"Bul, kakak minta rotinya dong!" ucap Mawar kepada sang adik.
Alano mendongak menatap sang Kakak "Ini?" tanya Alano menunjuk makanan yang ada dipeluknya, Mawar mengangguk.
"Terimakasih gembul." ucap Mawar mencium pipi tembem Alano.
Cup
"Ama-ama, Tata." ucap Alano tersenyum.
"Kamu ini Mawar, dari tadi minta biskuit nya Alano terus, untung aja anaknya nggak nangis." ucap Bunda Popy tiba-tiba membuat Mawar terkekeh.
"Hehehe, enak Bunda, soalnya." jawabnya.
Bunda Popy menggelengkan kepalanya "Kamu ini, itu biskuit buat bayi, Mawar." ucapnya.
"Tata au agi?" tawar Alano sambil menyodorkan sepotong biskuit bayi.
Mawar menggelengkan kepalanya "Ano makan aja, kakak dah kenyang." ucap Mawar.
Mawar beranjak berdiri dan pergi menuju dapur. Beberapa menit kemudian, gadis itu membawa beberapa snack serta satu cup eskrim berukuran sedang dan duduk kembali di samping sang adik.
Alano yang melihat Kakaknya Mawar makan sesuatu di cup mengerjakan matanya, penasaran.
"Tata itu apa?" tanya Alano penasaran.
"Oh, ini?"
"Ya! ya!"
"Ini es krim." jawab Mawar.
Alano memiringkan kepalanya "Enak? Ano uga au!" seru Alano dengan mata berbinar.
Mawar menggelengkan kepalanya "Nggak boleh, nanti kamu sakit." ucap Mawar menolak.
"Tenapa?" tanya Alano cemberut.
Mawar memandang Alano serius "Ano itu masih kecil, jadi nggak boleh makan eskrim, nanti sakit, Ano kamu sakit, hm? Nanti disuntik Dokter lho, Ano mau?" tanya Mawar dengan sedikit menakut-nakuti Alano.
Alano menggelengkan kepalanya ribut yang membuat kedua pipi tembem nya juga ikut bergoyang-goyang "Ndak au! Ano ndak au!" tolak Alano.
"Pintar, jadi nggak boleh makan eskrim, bolehnya nanti pas Ano udah besar." ucap Mawar sambil mengacak-acak rambut Alano
"Tapan?" tanya Alano menatap Mawar dengan mata bulat nya.
"Nanti pas Ano umur 10 tahun... Ah, nggak-nggak pas Ano umur 5 tahun Ano boleh makan es krim." jawab Mawar.
"Enar?"
"Iya Ano benar."
"Ote!"
Sedangkan Ayah Evan dan Bunda Popy yang sedari tadi memperhatikan interaksi kakak-adik itu tertawa pelan sambil menggelengkan kepala mereka. Bagaimana tidak? Mawar yang memberikan penjelasan disertai sedikit kejahilan dengan wajah serius dan Alano yang dengan polosnya mengangguk menyetujui.
"Mawar." panggil Ayah Evan.
Mawar menoleh kebelakang "Iya, yah?" jawab Mawar.
"Besok kamu sekolah." ucap Ayah Evan.
Mawar mengerutkan keningnya "Kenapa? Bukannya aku homeschooling?" tanya Mawar heran.
"Nggak ada apa-apa. Kamu juga harus menambah pergaulan." ucap Ayah Evan.
Mawar mengangguk "Oke yah. Mawar juga udah bosen homeschooling." jawabnya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
[03] MAWAR DAN AKBAR SERIES [END✓]
Teen FictionBACA DULU BARU FOLLOW DAN VOTE [Fiksi Remaja] - [Romansa] - PUBLISH ULANG!!! NOTE : 1. Jangan lupa untuk memberikan aspirasi. 2. Penuhi cerita ini dengan kerandoman komentar kalian. 3. Jangan lupa untuk menaruhnya di perpustakaan kalian. Seorang gad...