PROLOG

538 90 19
                                    

Langkah pria bersurai hijau itu sedikit terkocar-kacir, menghampiri temannya yang masih duduk di tepi lapangan sembari memegangi jarinya yang terluka. Ia membawakan sebotol air dan selembar plester.

"Tsuki!! W-waaa! Sini lukanya di obati dulu!" Pekik seorang Yamaguchi Tadashi. Ia buru-buru menyambar tangan temannya, lalu membersihkan lukanya dengan air dari botol yang dibawa olehnya.

Tsukishima Kei. Ia terus melihat Yamaguchi yang masih serius mengobati jarinya. Tak mengerti mengapa Yamaguchi sebegitu khawatir dengan luka yang tak seberapa sakit itu.

"Makasih." Walau terkesan terlalu berlebihan, tapi Tsukishima tetap menghargai tindakan Yamaguchi padanya.

Ya, luka itu di dapatkan oleh Tsukishima pada saat melakukan latihan lari di lapangan. Entah mengapa, pagi itu ia banyak melamun dan tersandung oleh langkahnya sendiri. Pada saat mendarat jatuh, tangan Tsukishima sepertinya tergores oleh aspal yang bertekstur kasar.

"Tsuki lagi kurang sehat kah?" Karena Tsukishima mulai melamun lagi, Yamaguchi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Ia mendapatkan tatapan bingung dari Tsukishima.

"Nggak..." Jawab Tsukishima kemudian. "... Gue baik-baik aja." Sambungnya, kemudian berdiri dan mulai berjalan menuju ke dalam gedung olahraga.

Melihat Tsukishima mulai beranjak, Yamaguchi ikut tersenyum dan mengebor langkahnya.

"Jangan maksain diri, ya... Gapapa kok kalo mau is--" Ucapan Yamaguchi terhenti begitu ia sadar kalau Tsukishima menghentikan langkahnya dan menatap dengan sedikit tajam.

"Yamaguchi..." Panggil Tsukishima.

"Ya?"

"Gue bukan anak kecil." Usai mengatakannya, Tsukishima langsung melanjutkan kembali langkahnya. Ia tak peduli meskipun Yamaguchi masih mematung disana.

Yang dikatakan oleh Tsukishima tidaklah salah. Yamaguchi paham kalau Tsukishima mungkin merasa risih karena perilaku Yamaguchi yang terkesan memandang Tsukishima seperti anak kecil.

Tapi tak bisa ditepis dalam pikiran Yamaguchi, kalau hanya perhatian sederhana yang bisa ia berikan pada sahabatnya itu.

Meskipun Tsukishima begitu ketus, ia adalah sosok sahabat yang sangat Yamaguchi sayangi. Sedari kecil, Tsukishima selalu mendukung Yamaguchi. Menjaga Yamaguchi saat tahu kalau banyak orang yang mengoloknya di sekolah.

"Yamaguchi, latihan mau dimulai loh!" Panggil seorang temannya yang muncul dari balik pintu gedung olahraga. Ia adalah Hinata Shoyo.

"Eh? Oke!" Yamaguchi langsung berlari ke dalam. Bergabung dengan  anggota ekskul voli lainnya yang akan segera memulai latihan pagi.

Pertandingan voli tingkat SMA akan di selenggarakan tak lama lagi. Jadi Tim voli mereka melakukan latihan lebih giat dari biasanya.

Lelah, dan tidak mudah menyeimbangkan orang-orang yang ada di dalam sana. Namun Yamaguchi tak menyerah. Ia ingin menyusul Tsukishima, dan untuk itulah Yamaguchi tetap berusaha keras.

"Eh, katanya akhir tahun ini ada kegiatan camping besar-besaran di sekolah kita?" Tanya siswa kelas dua yang baru saja menyiram kepala botaknya itu dengan sedikit air. Tanaka Ryuunosuke.

"Wooo! Gue juga denger rumor itu. Beneran nggak sih?!" Sahut Hinata dengan antusiasnya.

"Bocil ngapain camping? Kesurupan ntar repot!" Ejek seorang Kageyama Tobio, yang tindakannya menciptakan aksi pukul-memukul dengan Hinata.

Dikala semua membicarakan perihal camping, Tsukishima hanya menyimak disana. Ia kemudian sadar kalau Yamaguchi juga ikut diam dan hanya merespon dengan gelakkan kecil.

Bunga Terakhir [ TsukiYama ] - [  HIATUS  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang