HARI... ?

252 45 15
                                    

Bunga Terakhir - TsukiYama - Chapter 2

Sepasang kaki Tsukishima yang jenjang itu melangkah lebar, meninggalkan teman-temannya di belakang yang kerap meneriaki dengan harapan Tsukishima bisa tenang dan mau menunggu langkah mereka yang berhati-hati memijak tiap jengkal tanah di gunung itu. Usai tak menemukan Yamaguchi dimana-mana, Tsukishima langsung membangunkan semuanya. Ia histeris dan mulai lari menuju tempat lain sambil berharap kalau Yamaguchi bisa ia temukan dalam keadaan baik-baik saja.

Di area belakang, ada Tanaka dan Nishinoya yang bergantian mencoba untuk menghubungi ponsel Yamaguchi. Namun hasilnya tetaplah nihil. Tak ada jawaban dari Yamaguchi meskipun nada panggilan telepon menandakan kalau ponsel Yamaguchi masih dalam keadaan menyala. Jelas semua menjadi semakin panik karena Yamaguchi tak kunjung bisa di hubungi.

"Gawat!" Daichi terpekik sambil membentangkan tangan. Ia melakukan itu agar orang-orang di belakangnya tak melanjutkan langkah ke depan. Berlari tanpa tujuan di tengah malam bukanlah pilihan yang tepat, di tambah Daichi yakin kalau mereka bisa tersesat apabila gegabah mengambil langkah lebih jauh.

"Kita kehilangan jejak Tsukishima..." Seru Daichi kemudian. Langkah Tsukishima yang begitu cepat membuatnya langsung hilang ditelan gelapnya gunung dan pepohonan yang menjulang tinggi.

"Gue bisa nyusul Tsukishima! gue aja yang kejar dia!" Kata Hinata menawarkan diri. Namun saat hendak berlari, kerah bajunya di tarik oleh Kageyama dari belakang. Itu membuat Hinata batal mengangkat kakinya beranjak dari tempat.

"HINATA BEGO!" Itulah kalimat pertama yang terlontar dari bibir Kageyama kepada Hinata. "... Lo gausah sotoy, nanti ilang di makan harimau baru tau lo!" Protes Kageyama yang kemudian mendapat balasan mimik cemberut dari Hinata. Pilihan Kageyama untuk menahan Hinata sudah tepat, meskipun Hinata memiliki kecepatan berlari yang pantas di acungi jempol, ia tak akan bisa menyusul Tsukishima dengan mudah karena trek jalan yang bisa dibilang tak mulus ditambah dengan pencahayaan yang sangat minim.

"Lebih baik kita lapor petugas keamanan di tempat ini." Usul Sugawara yang langsung menggiring semuanya untuk kembali ke tempat mereka berkemah. Ia di bantu oleh Daichi, sembari menghitung kalau tak ada anggota yang berkurang selain Tsukishima dan Yamaguchi.

°°°°°°°°°°

Langkah kaki Tsukishima mulai melambat, sampai ia bisa mendengar jelas deru napasnya sendiri. Pasokan oksigen di tubuhnya mulai menipis dan itu membuat otot pada kakinya kehabisan tenaga untuk melangkah. Sampai kemudian Tsukishima memilih untuk berhenti sejenak, memegangi kedua lututnya sambil meraup sisa oksigen sebagai pasokan tenaganya. Peluh bercucuran membasahi hampir sekujur tubuhnya. Gigi Tsukishima menggertak, ia begitu marah karena harus repot-repot berlari tak tahu arah karena hilangnya Yamaguchi.

"Yama... lo dimana...?" Tsukishima kemudian bergumam sendiri, menyeka peluh di dahi dengan lengan jaketnya. Merasa ponselnya bergetar, Tsukishima langsung merogoh saku celananya. Sudah banyak pesan masuk dari teman-teman yang menanyakan dimana keberadaannya sekarang, dan apakah ia sudah bertemu dengan Yamaguchi atau belum.

Sugawara Koushi :
"Kami udah minta bantuan sama petugas keamanan, jadi jangan kemana-mana oke?!"

Kala itu emosi Tsukishima sempat mereda begitu membaca pesan dari Sugawara. Ia juga menggerutu sesekali karena mengikuti emosinya yang meledak hingga berjalan tanpa arah, dan yang lebih menjengkelkan lagi Tsukishima tidak ingat mengapa ia bisa begitu panik ketika tak menemukan keberadaan Yamaguchi di area perkemahan. Namun, dirinya kemudian terbelalak begitu mendapati jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat lima puluh menit. Yang mana sepuluh menit lagi sudah memasuki tengah malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga Terakhir [ TsukiYama ] - [  HIATUS  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang