940 94 5
                                    

Bener2 start from the bottom again :')

-
-
## - ##
-
-

"Wey bang!"

Kedua pria berbeda usia 2 tahun itu ber high five ria. Tak lama ada dua orang lagi menyusul bergabung. Yang satu putih yang satu coklat, kopi susu alias haekal juan.

"Kemana aja lo bang? Kangen gue di kasih share in jar vidio reproduksi."

Atuy tertawa sambil menghisap rokok super nya dalam-dalam. Asap putih membumbung tinggi. Naka juga ikut mencomot satu batang rokok dari dalam kotak itu lalu membakarnya.

"Ada gue. Kemaren abis kemping di tenda polisi 2 hari." Atuy terlihat kelewat santuy untuk ukuran orang yang baru keluar dari sel tahanan.

Naka membulatkan matanya sebelum saling melempar pandangan dengan haekal. Mereka setuju berpura-pura tak tau. Tenang, juan juga sudah di briefing. Biar aman.

"Ko bisa bang? Gimana ceritanya?" tanya haekal.

"Panjang." atuy mengotak-atik handphonenya sebentar sebelum menekan rokoknya ke mangkok kecil yang berfungsi sebagai asbak. "Sebenarnya gara-gara masalah ini juga gue mau minta tolong sama lo na."

Oke, haekal sekarang mulai merasakan perasaan tak nyaman yang semalam lagi.

Atuy menatap lama wajah naka. "Gue pengen beli sesuatu, tapi gue gabisa bebas kemana-mana sekarang. Papa gue nyewa orang buat ngawasin gue."

Haekal menendang pelan kaki naka dari bawah. Sekali lagi mereka saling berpandangan. Naka membersihkan tenggorokannya dengan air mineral sebelum menimpali ucapan atuy.

"Emang lo mau beli apa bang?"

"Barang kecil kok. Sistemnya COD makanya gue butuh orang buat ngambil sambil bayar. Tenang na, ntar gue kasih duit buruh."

"T-tapi gue boleh ngajak haekal ga bang?"

Atuy menatap haekal sebentar kemudian mengangguk kecil. Naka bernafas lega. Juan yang merasa dirinya tak diajak berdecak kecil. "Juan ko ga diajakin?"

Haekal melotot sebentar. "Juan gausah deh ya. Soalnya kita COD nya jauh, malem lagi. Lo kan jam 9 aja udah tidur."

"Tapi Juan kan bisa bohong ke bunda buat nginep di rumah haekal."

Haduh rumit. Atuy yang mendengar itu tidak mau ikut campur. Dia tak peduli mau Juan ikut apa tidak. Yang penting intinya naka sudah setuju untuk membantunya.

"Duh lo jangan keseringan bohong  gitu ah, ga baek." hardik haekal. "Nanti kalo bunda lo nelpon mae gue trus lo gada di rumah gue gimana? Mampus kita semua."

"Ngga bakalan kok tenang. Bunda 3 hari ke depan sibuk dinas ke Bali. Ayah kayanya bakal nginep di rumah sakit soalnya ada jadwal operasi beruntun." iya, ayah Juan itu dokter dan bundanya manager perusahaan makanan. Sugih kan hidupnya Juan?

Naka akhirnya mengangguk kecil. "Yaudah terserah."

"Yeayyy!!"

-
-
## - ##
-
-

"Bang, apa ga bisa di transfer aja ni duit? " naka menatap ngeri 5 gepok uang warna merah di tangannya.

Tangannya mendadak basah dengan keringat. Takutlah naka. Kalo sampe ilang gimana? Mau di ganti pake apa? Daun?

"Mereka mintanya cash. Asalnya gue juga mau tf, tapi mereka tolak."

Jawaban atuy menghasilkan helaan nafas dari naka dan haekal. "Emang lo beli barang apaan sih bang?" haekal mencoba bertanya lagi untuk kesekian kali. Dan hasilnya selalu dijawab 'rahasia' oleh atuy.

|| BAD AND CRAZY ||Where stories live. Discover now