"Aku pikir akan ada tempat
terbaik dimana aku bisa
mengatakan pada dunia bahwa
aku merasa lelah akan
segala penyesalan."
....
****
Ada begitu banyak perasaan yang sulit ditunjukkan meski lewat perkataan atau perilaku.
Sejak masih kecil Jaemin selalu menciptakan masalah-masalah kecil atas tingkah cerobohnya, dia begitu usil namun tetap membawa kesulitan meski tidak melakukan apapun.
Jika harus bertanya pada sang ibu maka dia akan menjawab bahwa Jaemin pernah menarik taplak meja pada acara pernikahan bibinya hingga seluruh gelas kaca berisi minuman pesah tak tersisa.
Dia juga pernah tidak sengaja memukul bola baseball hingga mengenai jendela ruang kepala sekolah lalu membuat retak layar TV.
Sang pengasuh menyebut Jaemin sebagai ‘Pembawa Masalah’.
Tak ada satupun yang bisa diharapkan dari Jaemin.
Meski terkadang dia berpikir lebih maju namun nilai sekolahnya begitu hancur, Jaemin berkali-kali membuat ayahnya menjadi lelah hingga terpaksa harus memberikan seluruh kepercayaan kepada sang kakak laki-laki.
Orang yang paling luar biasa dan selalu menutupi kesalahan Jaemin sejak kecil.
Bersamaan dengan tipisnya perhatian serta kasih sayang, Jaemin merasa bahwa kedua orang tuanya hanya menyayangi sang kakak.
Setiap kali dia mengatakan bahwa dia juga ingin mendapat perhatian dari orang tua, pasti kakaknya akan berkata bahwa kedua orang tua mereka begitu menyayangi Jaemin, bahkan selalu membicarakan anak itu setiap di depan sang kakak.
“Kau mungkin tidak tahu tetapi Ayah dan Ibu selalu memujimu.”
Memang apa yang bisa dipuji?
Jaemin merasa tertipu oleh segala hal, dia menghabiskan waktu dengan bertingkah nakal di sekolah, mencari perhatian atau pelampiasan, dia benar-benar menjadi sosok ‘Pembawa Masalah’ sejati.
Akan tetapi saat pagi hari datang, kedua orang tua tersebut melihat Jaemin kembali ke rumah dengan baju sekolah yang berdebu serta beberapa luka dan lebam, mereka langsung berdiri dari tempat duduk.
Menanyai begitu banyak hal sambil mencari di mana letak obat pertolongan pertama.
“Apa yang terjadi padamu, apakah kau berkelahi? Astaga … kau bilang sedang menginap di rumah temanmu tapi kau malah terluka seperti ini, sebenarnya apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?” tanya Ibu berkali-kali tanpa henti.
Kakaknya ikut terbangun pagi-pagi sekali untuk membantu Jaemin agar bisa sarapan, sedangkan ayahnya terus tidak berhenti bicara dan memastikan darimana lelaki itu bisa terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The XXX Of The Devil [TXT - SKZ - NCT]
FanfictionPara murid di kelas 1-A berlomba untuk menjadi yang terpintar lalu mendorong murid lainnya dalam kesengsaraan, menjuluki mereka sebagai 0 (zero). Akan tetapi suatu hari bel kelas malam berbunyi. "Hari ini adalah tes kelas malam, jawab seluruh pertan...