Bab 6

1.8K 108 2
                                    

" Kamu kenapa, mas? ". Hanna menatap bingung suaminya yang terlihat sangat panik.

Mendengar suara istrinya, Davin dengan cepat berjalan dan menubruk tubuh Hanna dengan pelukan.

" Kamu kemana aja. Saya panik karena gak ada kamu ditempat tidur ". Ucap Davin lirih. Pria itu menenggelamkan kepalanya diceruk leher sang istri.

Hanna kebingungan sendiri. Kenapa suaminya ini. Bermimpi kah?.

" Aku baru dari kamar mandi mas " ucap Hanna.

Davin semakin mengeratkan pelukannya. Ia merasa lega karena ternyata sang istri tidak kemana-mana.

" Jangan pergi. jangan tinggalin saya ".

Hanna semakin dibuat bingung. Pergi, pergi kemana. Suaminya ini aneh sekali.

" Pergi kemana mas. Aku gak akan kemana-mana kok. Siapa yang mau ninggalin kamu? " tanya wanita itu heran.

" Tadi saya mimpi ". Ucap Davin bercerita.

Hm, pantas saja. Batin Hanna.

" Mimpi apa? " wanita itu mengelus lembut punggung suaminya.

Davin melepas pelukan mereka. Ia menatap wajah istrinya dengan dalam. " Saya mimpi kamu pergi. Pergi sama anak kecil. Kamu dibawa anak itu menjauh dari saya. Saya takut kehilangan kamu ". Ia kembali memeluk istrinya. Kali ini benar-benar erat.

Hanna merasakan punggung suaminya bergetar. Pundaknya juga terasa basah. Apakah suami tampannya itu menangis?.

" Mas, hey. Aku gak akan pergi kok. Gak akan ada yang ninggalin kamu. It's just dream ". Hanna mengusap kepala belakang sauminya dengan lembut.

Davin bergeming. Ia semakin mempererat pelukan mereka. Menghirup aroma tubuh istrinya dengan dalam dan rakus.

Pria itu sangat takut. Takut kehilangan istri yang paling dia cintai. Mengingat mimpi buruknya beberapa menit yang lalu, membuat ia kalap dan merasakan khawatir yang berlebihan. Katakan saja ia lebay. Tapi itulah kenyataannya.

Davin sungguh mencintai Hanna. Sejak pertemuan pertama mereka diperusahaan beberapa bulan sebelum pernikahan mereka, ia sudah dibuah jatuh dengan pesona wanita itu.

Sifat lemah lembut yang Hanna miliki membuat ia kagum sekaligus terpesona. Jujur, hal pertama yang Davin lihat dari Hanna bukan hanya kecantikannya saja.

Tapi, ia melihat sosok lembut dengan kemandirian yang membuat siapa saja menyukai perangai tersebut. Hanna adalah wanita tangguh yang baru ia temui.

Kerja keras dan kegigihannya dalam bekerja membuat ia kagum dan tanpa sengaja menyimpan perhatian lebih untuk wanita itu.

" Mas? " suara lembut Hanna menyadarkannya. Davin menjauhkan kepalanya dan melepas pelukan mereka.

" Tidur lagi ya. Aku mau sholat dulu. Atau, kamu juga mau ikut sholat bareng? "

Pria itu menghapus jejak air mata disudut matanya. " Saya mau ikut sholat. Saya wudhu dulu " Davin mengecup singkat kening istrinya dan berlalu menuju kamar mandi.

Hanna merasa jika pipinya menghangat. Sifat romantis Davin itu selalu membuat ia tersipu. Sambil menunggu suaminya dikamar mandi, wanita itu berjalan menuju lemari dan mengambil peralatan sholat untuk dia dan suaminya.

Beberapa saat kemudian, Davin telah selesai dengan kegiatannya. Ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan sehar. Wajah dan rambutnya setengah basah. Dan itu membuat ketampanan Davin meningkat berkali-kali lipat.

Hanna dibuat tak berkedip melihat keindahan didepannya. Ia bahkan tak sadar jika suaminya tengah berjalan mendekat.

" Sayang, kenapa. Kok begong? ". Davin melambaikan telapak tangan didepan wajah istrinya.

Perfect Parents: Hanna's Family ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang