CHEF VS SINGER #3

349 136 40
                                    

JANGAN LUPA
VOTE | KOMEN | SHARE
SELAMAT MEMBACA, GENKS!

(Support kalian sangat berarti dan jadi penyemangat ku, lopp🧡🧡🧡)

****

Suara motor butut sudah terdengar dari kejauhan ujung gang iman. Tidak hanya itu suara melengking wanita yang bersahut-sahutan dari setiap rumah yang dilewatinya terdengar sampai ke telinga Titi.

Mama sudah mempersiapkan meja untuk menerima titipan kue dari ibu-ibu setempat. Termasuk titipan risol isi ayam dengan balutan kulit yang crunchy yang pasti rasanya maknyus buatan mbak kantin alias mbak Kiki.

"Assalamualaikum," ucap mbak Kiki sambil menampakan gigi yang putih dan rapi itu.

"Wa'alaikumussalam," sahut Mama membalas senyumannya. Titi masih sibuk membereskan sterefoam di steling dan merapikan bahan-bahan untuk jualan sarapan pagi.

"Enak ya Bun, punya anak gadis bisa bantuin jualan,"

"Alhamdulillah, makanya Mbak Kiki cepet-cepet dong nikahnya,"

"Jodoh saya aja belum lahir Bun, hihihi," wanita bertubuh bahenol itu terkekeh dan mama tertawa mendengar ocehannya.

"Yuk, berangkat bareng, daripada kamu naik angkot, ntar digangguin sama Abang supirnya," ajak mbak Kiki. Titi bergegas membereskan tugasnya lalu memberi salam kepada Mama. Gadis yang memakai ransel berwarna abu-abu itu berangkat ke sekolah bersama motor hitam keluaran tahun 2004 bersama mbak Kiki.

🌙🌙🌙🌙🌙

Titi sudah tidak sabar masuk ke kelas ibu Raisyana. Guru pelajaran seni musik. Selain suaranya yang seperti Celine Dion versi SMA Harapan Bangsa, dia juga wanita yang sangat sabar menghadapi kelakuan siswa laki-laki yang selalu berusaha menghindari pelajarannya.

"Hari ini kita akan belajar untuk menyanyikan lagu daerah dari Indonesia bagian timur, siapa aja dari kalian yang ingat judul-judul lagu daerah tersebut?" kata wanita berlipstik merah merona itu.

"Es Lilin mah Cece.., Bu." Asep mengangkat tangan dan bersuara dengan logat sundanya.

"Itu dari Jawa Barat Kang Haaseepp. Indonesia bagian Timuurrr. Timuuur!" balas Elis dengan mata yang melebar. Asep hanya membalas dengan tawa diikuti teman sekelas.

"Ayam Den Lapeh, asal Sumbar, Bu" tambah Hakim dengan logat padangnya pula.

"Ini lagi satu, emang Sumatera Barat bagian Timur Indonesia?" sahut Titi.

"Kan ngelawak, lucu nggak, lucu nggak?!" balas Hakim lagi.

"HUUU!!" sahut teman sekelas.

"Yang lain?" Bu Syana hanya tertawa geli.

"Moreee..Bu. Pada tahu nggak kalian?" teriak Anggi, gadis bermata kecil itu.

"More? Lagu asal mana tuh? Papua?" sahut Eka mengerutkan dahi.

"NTB kelesss, Nusa Tenggara Barat ya bukan Nusa Tenggara Bandung." Anggi menekan nada suaranya kesal dan siswa lain menertawakan Eka.

"Satu Nusa Satu Bangsa, Bu Syana" sambung Joko dengan polosnya.

"Itu lagu nasional, Jok..." sambar Lala.

"Oh lagu nasional, Padamu Negri!!" semangat Joko dan seisi kelas menertawakannya. Joko malah celingak-celinguk, bertanya kepada teman di sampingnya apa yang sedang mereka tertawakan.

Bu Syana pun hanya tertawa melihat kelakuan siswanya. Jeje dan teman sekelasnya yang sedang rehat setelah latihan trik menendang bola di lapangan mendengar tawa gemuruh itu.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 05, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

HEAD OVER HEELS Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon