About The Past

2.5K 376 83
                                    

"Haah.... Menyebalkan!!" Sakura menjatuhkan tubuhnya hingga terduduk. Gadis itu mengumpat kesal sambil mengacak rambut merah mudanya. Setelah mendengar suara asing itu, Sakura sadar ia seperti terjebak dalam sebuah ruang genjutsu yang anehnya sama sekali tidak bisa ia patahkan. Padahal selama ini Sakura cukup pandai untuk sekedar mematahkan genjutsu ringan. Gadis itu kembali menghela napas kesal, terpikirkan pada tubuhnya yang saat ini pasti sedang tidak sadarkan diri.

"Mengumpat juga tidak ada gunanya."

"Lihat siapa yang bicara? Kalau kau punya urusan denganku munculah! Dasar pengecut!" Teriak Sakura.

"Aku disini. Kau saja yang tidak bisa melihatku hahaha!"

"Kau ini meledekku ya?!" Kesal Sakura.

"Tidak tuh. Aku meledek si Uchiha itu."

"Kenapa bawa-bawa Sasuke-kun segala?!"

"Menyenangkan melihat wajah paniknya saat melihat tubuhmu yang tidak bergerak. Apa kau mau kutunjukkan?"

"Brengsek!"

Brak!

"Mau kau pukul sampai hancur juga tempat ini akan kembali seperti semula."

"KAU ITU SIAPA SIH DAN APA MAUMU?! KALAU BERANI TUNJUKKAN WUJUDMU DAN LAWAN AKU BAJINGAN!"

Sakura mengepalkan kuat-kuat tangannya. Emeraldnya menyorot tajam berusaha mencari wujud dari suara itu.

"Kau ini tidak sabaran sekali."

Wush!

Angin berhembus menerbangkan rambut Sakura. Gadis itu reflek memejamkan matanya dan menggunakan satu tangannya untuk menghalangi terpaan angin di depan matanya.

Dalam sekejap, serbuk merah muncul dan berputar mengikuti arah angin. Serbuk-serbuk itu kemudian menyatu, membentuk siluet tubuh seorang pria yang melayang di depan Sakura.

"Halo, Sakura. Senang bertemu denganmu."

Mata Sakura membelalak tak percaya melihat wajah di depannya.

"K-KAU--!"

****

"Bagaimana keadaan Sakura-chan?" Tanya Naruto yang berdiri tak jauh di belakang Sasuke. Sedangkan yang ditanya hanya diam, masih menggenggam erat sebelah tangan Sakura yang berbaring tak sadarkan diri.

Setelah berhasil memadamkan api dan syukurnya para pasien pun berhasil diselamatkan, mereka memutuskan untuk menginap sehari di ruangan lain di dalam kuil sambil tetap melakukan penyelidikan. Tentu saja minus Eiji dan Aoi. Karena tangan Aoi terluka, Sasuke memerintahkan kedua pemuda itu untuk kembali ke pos penjaga dan meminta ninja medis yang meneliti untuk segera membuat penawar dari penyakit ini.

Naruto menatap nanar sahabatnya itu. Tiba-tiba ia merasa bersalah. Jika saja ia tidak membawa Sakura ketempat ini pasti gadis itu tidak akan terluka seperti ini.

"Gomen.."

"Hn.. Ingatkan aku untuk memenggal kepalamu sepulang dari tempat ini." Gumam Sasuke dengan suara datar.

Naruto memasang wajah ngeri. Pria itu mengacak rambut kuningnya. Pilihan bodoh karena mengucapkan maaf dan mengingatkan Sasuke dengan kesalahannya. Harusnya ia diam saja dan pura-pura tak tahu diri.

"Kau... tidak serius kan?"

"Menurutmu?"

"....."

WHY THIS DIFFERENT? [End]Where stories live. Discover now