|01|

5.3K 277 17
                                    

Hujan masih setia membasahi jalanan dikota Jakarta, memang bulan ini sudah masuk musim penghujan, seharusnya tadi Kasa tidak usah terlalu percaya pada ramalan cuaca dihandphonenya, andai ia mendengarkan ucapan bi Hanum -asisten rumah tangga dirumahnya- untuk membawa payung, jaga-jaga mana tahu hujan akan turun katanya.

Tapi tak masalah kok, Kasa suka hujan, kata Kasa sih hujan mampu membuatnya tenang, apalagi aroma tanah yang dibasahi oleh air hujan, Kasa sangat suka itu. Lihat, bahkan sembari menunggu hujan reda, Kasa menyodorkan tangannya diluar halte, membiarkan telapak tanggannya dibasahi oleh hujan, tetes demi tetes air yang terjun diatas telapak tangannya menciptakan sensasi tersendiri bagi Kasa, lantas senyum mulai terukir diwajahnya hal itu tentunya membuat kedua lubang cacat dipipinya terlihat dengan jelas.

Angkasa tak puas jika hanya telapak tangannya saja yang basah, pemuda itu bahkan kini mulai membiarkan dirinya dibasahi oleh air hujan, rambut kecoklatannya yang basah membuat Kasa beribu kali lipat lebih tampan, belum lagi senyuman itu masih setia ia tampilkan.

Siapapun, tolong jangan ganggu Kasa saat ini, karena ia tengah menunjukkan betapa bahagianya dia pada semesta, Angkasa benar-benar lepas saat ini. Angkasa benar-benar menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Namun sayang, senyum Kasa tidak bertahan lama, karena tiba-tiba saja ada segerombolan anak SMA yang datang menghampirinya, tubuh Kasa bergetar hebat, ingin rasanya ia berlari saat ini juga, kalau saja...kalau saja tangannya tidak ditahan oleh dua orang pemuda yang berada dikanan dan kiri sisi tubuhnya.

Oh ayolah, Kasa baru saja tersenyum bahagia, dan mereka datang dengan seenaknya menghancurkan kebahagiaan Kasa.

Pemuda dihadapan Kasa -Juna- langsung meninju Kasa tanpa aba-aba, entah ada masalah atau alasan apa Juna malah memukul Kasa seenak jidatnya.

Bugh!

Bugh!

Nyeri.itulah yang Kasa rasakan kala tinju Juna mengenai tepat dibagian tengah perutnya, rasanya Kasa ingin muntah,ia sangat mual.

"BERANI LU HAH?! GUA SURUH LU APA ANGKASA?! DIEM DIKELAS SAMPE GUA BALIK KARENA GUA BELUM PUAS NGEHAJAR LU!! BANGSAT!!"

Bugh!

Bugh!

Dua pukulan berhasil Kasa terima dari Juna, ternyata karena itu Kasa mendapat pukulan dari Juna, hanya karena dirinya tidak menunggu Juna diruang kelas sepulang sekolah, tapi apa Juna belum puas mengahajar Kasa habis-habisan tadi pagi?

Sekedar informasi, ini sudah kesekian kalinya kawanan Juna memukuli Kasa hanya karena hal sepele, terhitung semenjak Kasa menduduki kursi kelas 10, alasannya tentu karena Kasa itu bisu dan tuli.

"HARI INI CUKUP SEGITU!! SEKALI LAGI LU KABUR DARI GUA!! GUA GAK AKAN SEGAN UNTUK BUAT LU PERGI KE RS!! PAHAM LU?!" Ancam Juna sembari menarik kerah seragam Angkasa.

Lantas Yoga -teman Juna yang memeganggi lengan Kasa- mengambil alat bantu dengar yang berada ditelinga kiri Kasa dan menjatuhkannya ke tanah, lalu-

Krakk!!

Yoga menginjak alat bantu dengar Kasa hingga retak, setelahnya ia tersenyum miring kearah Kasa.

"Bisu, tuli, bodoh, gk guna banget hidup lu Kasa, benar-benar aib keluarga."

Tentu Kasa tak mendengar ucapan Yoga, ia juga hanya bisa pasrah melihat alat bantu dengarnya yang sudah hancur karena Yoga, percuma melawan pada mereka, karena ujung-ujungnya, Kasa juga akan kalah.

Juna lantas mendorong tubuh Kasa kencang, sangat kencang, hingga membuat pemuda bersurai coklat itu jatuh terduduk diatas aspal dengan keadaan yang sangat berantakan.

ANGKASA || JJHWhere stories live. Discover now