[03]

399 118 16
                                    

"Mau duduk di dekat mana?"

El mencari tempat kosong yang bisa mereka jadikan tempat duduk. Lova langsung berjalan menuju tempat yang biasa dia tempati bersama Echa. "Di sini aja."

El menurut dan duduk di sebelah Lova, ini pertama kalinya dia makan di taman Sekolahnya. Biasanya dia selalu di Kantin atau malah di lapangan.

"Sering ke sini?"

Lova mengangguk, "Kalau di kantin suka gak kebagian tempat soalnya."

"Pantes."

"Pantes apanya?"

"Pantes gue jarang lihat lo di Kantin."

Lova menatap El sekilas lalu pura-pura sibuk dengan makanannya, El tersenyum tipis karna ulah Lova barusan.

"Ini beneran gak apa-apa kalau misalnya gue ngajak lo istirahat bareng?"

Lova menggeleng, "Emang kenapa?"

"Biasanya kan lo bareng temen lo, ini malah sama gue. Gue juga gagal trus tiap mau mulai ngajak lo ngobrol."

Lova tersenyum, "Gak apa-apa kok."

Mereka berdua kembali fokus dengan makanannya, tidak ada yang bersuara dalam beberapa menit. Mungkin kelihatan aneh tapi baik El maupun Lova menikmatinya. Keheningan yang terasa menyenangkan diantara mereka.

"Oh, tadi kenapa lo nyebut nama Tala?"

Lova menatap El dengan wajah kaget, "Soalnya kalian kan deket."

El diam beberapa detik sebelum mengangguk, "Iya sih. Tapi, gue gak bakalan nyariin Tala."

"Kenapa?" Lova menunggu penjelasan laki-laki itu. Mungkin jawabannya akan meperjelas tindakan Lova selanjutnya. Apakah mesti menjauhi El atau sebaliknya.

"Soalnya Tala kan pa-"

"-ah! Lo ngapain ikutin gue sih?!" Suara Echa membuat El dan Lova menoleh. Gadis itu tampak menatap kesal Dito.

"Bukannya bilang makasih."

"Makasih, udah tuh! Balik sono!"

Dito yang kelihatan gemas langsung menarik rambut Echa membuat gadis itu kembali berteriak, "Ditoo! Rambut gue rontok ntar!"

"Mampus! Biar botak mirip tuyul."

"Lo tuh ya!" Echa kelihatan berancang-ancang ingin menjambak rambut Dito sebagai pembalasan, namun karna tinggi badan mereka yang lumayan berbeda jadinya Echa selalu gagal.

"Cha!" Panggil Lova menghentikan keributan antara sahabatnya itu, "Ngapain?"

Echa menoleh lalu kelihatan kaget, "Ya ampun gue lupa. Gara-gara si Dito nih," Gadis itu melirik Dito dengan wajah kesal, "Gue mau ngabarin kalau misalnya si El dicariin sama Tala."

"Apa?"

"Nyari gue?" El memunculkan wajahnya membuat Echa kaget, "Lho kok ada El?"

Lova, Echa bahkan Dito menatap ke arah El seakan menunggu respon El mengenai Tala barusan.

"Ngapain Tala nyariin gue, Dit?"

"Mana gue tahu."

El melirik Lova lalu menghela nafasnya, "Gue di sini aja. Kalau penting pasti dia nyamperin kok."

Lova menggeleng, "Jangan gitu. Mending samperin Tala dulu."

"Tapi, Lov."

Lova tersenyum, "Kita bisa ngobrol lagi nanti kok."

Say It! (Complete)Where stories live. Discover now