44. Kebahagiaan Lain

710 108 8
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU SEBANYAK MUNGKIN

SEMOGA SUKA

TERIMA KASIH 🥰

Orang yang sangat lo benci itu gak akan mengubah pikiran nyokap lo selain nyokap lo sendiri yang mengubahnya, La

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang yang sangat lo benci itu gak akan mengubah pikiran nyokap lo selain nyokap lo sendiri yang mengubahnya, La.

Memang semua yang dikatakan Raffa ada benarnya. Kalau saja Rena tidak menyukai ayah Agneta keola, mungkin sekarang mereka masih baik-baik saja. Semua itu memang letaknya ada pada mamanya yang tidak juga menyerah untuk hidup bersama seorang laki-laki yang sudah memiliki keluarga.

Tetapi langkah Paula tidak berhenti begitu saja karena sekarang tujuannya datang ke sebuah gedung-tempat banyak orang mengikuti les di bidang seni termasuk menari. Paula sudah mengetahui kalau mamanya bekerja di sini. Bahkan wanita itu tidak pergi ke tempat yang jauh, dirinya dan mamanya masih di satu kota yang sama, tapi kehidupan mereka yang sangat jauh.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"

Paula menoleh ke arah resepsionis yang baru saja menyapanya. "Saya mau bertemu Ibu Rena."

"Miss Rena sedang berada di studio, ingin mendaftar atau sudah daftar kelasnya?" Pertanyaan itu kembali dilontarkan olehnya.

"Saya cuma mau bertemu." Paula menjawabnya lagi.

"Sudah ada janji? Karena kalau tidak, kami tidak bisa sembarangan menerima orang."

"Saya anaknya," jawabnya cepat. Tepat saat itu Paula melihat wajah resepsionis menunjukkan keterkejutannya. Tetapi ia tidak terlalu peduli karena Paula hanya ingin bertemu mamanya sekarang.

Resepsionis itu pun mengangguk. "Baik, saya antar ke studio karena beliau ada di sana. Kamu bisa menunggu di depan ruangan tapi tolong jangan masuk karena kelas belum selesai."

Mendengar itu pun Paula hanya menurut saja sembari mengikuti langkah ke mana ia harus bertemu dengan mamanya. Tidak lama ia sudah ditinggalkan di depan studio tari yang kini bisa ia lihat dari luar ruangan. Apa yang sedang dilakukan di dalam sana dan ternyata benar, Paula dapat melihat wanita itu sedang mengajar menari seorang murid terlihat di bawah sepuluh tahun.

Dalam Ribuan Hari Tentang MelukaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang