8. Bayaranmu

126 15 0
                                    

"Tidak! Rhea akan main di babak selanjutnya." Ucap Erwin. Saat ini Levi, Hange, Erwin, Nanaba dan Mike tengah rapat untuk mengatur formasi untuk pertandingan pada event esport nasional.

"Tapi kemampuannya tidak perlu dipertanyakan lagi, Erwin. Kau harus melihatnya berlatih." Ucap Hanji.

"Bermain biasa dan berkompetisi itu berbeda, biarkan dia melihat bagaimana Ackerman esport bermain dan melihat lawannya." Sahut Mike.

"Akan lebih baik dia menjadi jungler, anak-anak bilang dia sangat lihai." Saran Nanaba.

"Tidak, dia lebih cocok berada di gold line. Marksman lebih tepat untuknya." Komentar Erwin.

"Tapi saat latihan ia sering menggendong tim." Ucap Nanaba. Ia sering melihat Rhea membawa timnya dalam kemenangan saat bermain.

"Ketika Rhea menjaga goldliner, dia sedikit lambat dalam membantu rekannya. Juga ia sedikit ragu-ragu saat menyerang. Tentu saja karena lawan bersama roamer tidak baik untuk event sebesar ini. Tapi berbeda ketika ia menjadi hyper, mau lawannya ada 3 pun dia mampu. Tak ada keraguan sama sekali." Ucap Hange.

"Bagaimana menururmu Levi?" Tanya Mike, merasa penasaran dengan diamnya Levi sedari tadi.

"Rhea kurang percaya diri saat bermain dengan hero petarung jarak dekat. Mage dan Marksman sangat cocok untuknya. Dan atlet yang pandai dalam hero tank adalah Jean. Namun, Eren juga bisa menjaganya. Apalagi assasin-nya tidak perlu di ragukan." Tambah Hange.

"Apa yang kau pikirkan, Levi?" Tanya Erwin mendesak Levi untuk berpendapat. Bagaimanapun baru Levi yang menyaksikan Rhea berkompetisi di tournament kecil sebelumnya.

Levi menenguk teh miliknya sebelum berbicara,"Kita memang sering menonton mereka berlatih, bukankah mereka hebat?" Tanyanya.

Mereka semua mengangguk.

"Kalau begitu kita percayakan saja kepada mereka." Ucap Levi.

"Biarkan mereka sendiri yang mengatur posisi masing-masing. Aku percaya kepada mereka. Untuk Rhea, harusnya dia bisa memilih posisi yang menguntungkan baginya dan juga tim. " Sambung Levi.

"Bagaimana dengan tim senior? Apakah mereka perlu terjun?" Tanya Nanaba.

"Tidak, kali ini aku percayakan pada Eren dan teman-teman angkatannya. Bahkan jika sampai Internasional." Ucap Levi.

Hening, mereka terkejut dengan cara keputusan Levi yang tidak seperti biasanya. "Kau tidak sedang bercanda Levi?" Tanya Hange.

"Bukankah 3 tahun sudah cukup membuat mereka matang? Jika mengandalkan senior terus, kapan generasi mereka akan berkembang? Untuk turnament kali ini, aku tak mengharapkan piala. Anggap saja mereka tengah bermain biasa." Jelas Levi.

"Astaga, ini seperti bukan dirimu." Ujar Hange.

"Tch! Sesekali biarkan tim lain merasakan punya piala."




L O V E I N G A M E



"Kakek sudah makan dan minum obat? Obatnya masih kan kek? Biaya sehari-hari sudah habis belum? Kakek baik-baik saja? Kakek jawablah!" Tanya Rhea terus menerus tanpa jeda.

Othala tersenyum mendengar suara cucunya dari ponsel.'Bagaimana kakek menjawab jika kau bertanya tanpa tanda titik dan koma.'

Rhea terkekeh. Ia sangat merindukan kakeknya, dan mengkhawatirkannya tentu saja. Begitupun dengan Othala.

'Kakek sudah makan, sudah minum obat, obatnya masih ada, karena kemarin kakek  pergi ke apotik. Uang masih, tidak akan habis jika kau mengirimkannya setiap minggu. Kakek jadi bertanya-tanya dengan pekerjaanmu?'

LA The Series : Love In GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang