eps 2. Cerita masa lalu

20 2 1
                                    

Awal pertemuan Saka dan Sesa....

Saka, pacar pertamanya Sesa Lavita Rayus sekaligus teman sekolah sejak mereka dipersatukan menjadi teman sekelas pada kelas 2 SMP. Mereka yang sama-sama orang asing pun hanya sekedar berkenalan seadanya semenjak pertama kali bertemu di kelas 2. Tidak ada perkenalan secara resmi antara Saka dan Sesa. Tidak pernah ada interaksi lebih selayaknya teman sekelas bahkan saling bertegur sapa saja tidak mereka lakukan. Mereka saling tahu nama satu sama lain itu pun hanya karena keadaan yang membuat mereka memang harus tahu. Alasannya sangat mudah karena mereka teman sekelas.

Saka Rami, pribadi yang sangat dingin dan cuek namun ada satu pengecualian. Hal itu hanya berlaku bagi orang asing seperti Sesa. Meski Saka memang lebih terkesan cowok dingin saat bersama teman-temannya. Sesa sendiri tipekal yang sangat ramah dan mudah berbaur dengan orang baru, namun karena di kelas barunya ia hanya memiliki 2 teman sekelasnya yang masih bersamanya hingga kelas 2 membuat Sesa lebih pendiam dari biasanya. Dia butuh waktu untuk beradaptasi dengan semua teman barunya yang didominasi teman Saka. Terlebih sikap Saka ke Sesa yang dingin membuat mereka sangatlah asing meski sudah beberapa bulan menjadi teman sekelas.

Dalam urusan percintaan Saka mempunyai nilai tersendiri bagi Sesa. Pria itu terkesan bar-bar untuk urusan hati. Sejak pertama kalinya mereka menjadi teman satu kelas, Saka sudah terkenal akan perasaannya yang menaruh hati pada Tesa. Menurut Sesa, Saka sangatlah frontal dalam memperjuangkan perasaanya untuk Tesa yang sama sekali tidak pernah membalas perasaannya.

Wajar Saka mengejar cintanya Tesa. Kebetulan Sesa dan Tesa sudah saling mengenal semenjak mereka menjadi siswa baru. Lelaki mana yang tidak jatuh hati pada Tesa. Gadis lemah lembut, berperawakan tinggi, memiliki wajah yang cantik, serta pintar dan pembawaannya kalem. Tambah satu lagi, Tesa berkulit putih. kebanyakan yang cantik begitu otaknya rada dungu namun Tidak berlaku bagi Tesa.

Batin Sesa pun menyetujui. Pria tampan seperti Saka tentu akan menyukai wanita yang juga sepadan dengannya.

Hingga pada akhirnya berita mengejutkan yang tak disangka-sangka merubah kehidupan keduanya. Berita gempar yang sudah terkonfirmasi. Tesa berpacaran dengan pria lain yang merupakan ketua kelas mereka sendiri di kelasnya. Pacar Tesa tak kalah tampan dan secara postur sedikit lebih tinggi dibanding Saka. 

Cinta memang selalu seperti itu tidak bisa ditebak kapan dan kepada siapa hati akan berlabuh meski orang-orang yang mengejar kita idaman perempuan lain. Pilihan hati tetap tidak memandang itu.

Mungkin jahat jika rasanya Sesa ingin tertawa melihat Saka yang pada akhirnya mengalami kegagalan disaat dia secara terang-terangan ingin mengambil hati Tesa. Apalagi kesehariannya yang selalu menggangu Tesa.

Sesa sendiri dulu merasa risih sama Saka. Ini cowok antara bodoh atau bego mencintai sesuatu yang sudah jelas hasilnya tidak berpihak padanya. Rasakan sekarang kamu patah hati kan!!
Bisa dibilang Calon gebetan belum sempat jadian sudah putus duluan.

Siapa suruh Saka sangatlah dingin dengan perempuan lain seolah-seolah semua mahluk perempuan yang ada disana hanyalah pengontrak bumi tiada perempuan menarik lagi selain Tesa seorang. 

Tanpa tahu awal yang suram bisa berubah menjadi jalan tanpa cekungan.

Mungkin Saka yang sudah sembuh dari patah hatinya atau sekedar Saka yang mencari pelarian semata. Mulai membelokkan sasaran ke seorang perempuan asing bernama Sesa.

Sesa yang waktu itu sama sekali tidak pernah akrab dengan Saka. Hubungan yang awalnya hanya sekedar teman sekelas tanpa banyak basi-basi mulai dirombak.

Sesa mendengar bisik-bisik dari arah belakang. Bisikan gosip yang mau tidak mau membuat Sesa menjadi penasaran hingga menajamkan pendengarannya. Bisikan yang membawa Sesa berpikir konyol.

Bagaimana cinta segampang itu terjadi. Perasaan yang tak pernah Sesa duga untuk terima.

Saka akan mengejar Sesa? Begitu? Sungguh apa teman-temannya sudah gila menjodohkan mereka.

Saat itu Sesa tak peduli saat mendengar sorakan dari temannya. Bodoh jika ia meladeni pria yang baru saja patah hati.

Pelarian dari nama Tesa ke Sesa. Nama panggilan boleh hampir mirip tapi bukan berarti pelabuhan hati harus mirip kan. Mungkin itulah penyebab teman-temannya mencari mangsa sebagai bahan ledekan. 

Hanya sebatas nama panggilan tak lebih. Ibaratnya kecantikan, Tesa lebih cantik dibanding Sesa, Sesa sendiri kulitnya Kuning bukan putih seperti Tesa. Dari segi tinggi badan saja keduanya juga berbeda Sesa lebih pendek dibanding Tesa yang cukup tinggi. Yang paling berbeda lagi Sesa sangat cerewet dan periang tidak seperti Tesa, perempuan kalem yang terkesan pendiam.

Hari demi hari terus bergilir. Temannya Saka kian meledek Saka dan memberitahu Sesa kalau kini di buku Saka tertulis nama Sesa.

Konyol sekali. Padahal Saka tak pernah menghubungi Tesa melalui pesan pribadi sekalipun.

Sampai akhirnya tiba dihari itu. Hari di mana Sesa mendengar dengan telinganya sendiri secara terang-terangan Saka mengatakan tak ada Tesa, Sesa pun jadi. Pernyataan yang bukan hanya Sesa saksinya tetapi teman-temannya sebagai bukti Saka pernah mengatakan itu di kelas. Sebenarnya Sesa sudah biasa disukai teman sekelasnya namun berbeda untuk Saka. Ada hal menarik dari Saka yang memancing rasa penasaran Sesa. Dia lebih tertantang kalau benar Saka memang ingin mengejar dirinya.

Perlahan Saka membuktikan omongannya. Dia mulai mendekati Sesa lebih halus dan lebih perlahan tidak seperti caranya yang dulu ke Tesa. Rasa penasaran akan Saka membuat Sesa lama-kelamaan mulai luluh. Mereka menjalin pertemanan yang lebih dan lebih dekat lagi namun penuh akan rayuan dan tarik ulur sebuah hubungan selayaknya ikatan. Sesa pun bukan gadis lugu dan polos, ia menggunakan sedikit bakat pribadinya dalam menarik ulur perasaan Saka. Jangan harap Sesa mau menjadi pelampiasan cintanya Tesa yang tidak kesampaian. Sesa harus memastikan kalau tidak ada perasaan tersisa sedikit pup untuk Tesa yang notabenenya teman sekelas mereka.

Singkat cerita Saka mulai mendekati Sesa. Waktu yang berlalu berubah menjadi hari yang sangat berkesan bagi keduanya. Dalam setiap kesempatan yang ada Saka akan mengambil inisiatif untuk mendekati Sesa melalui ledekan dan candaan. Hingga Sesa merasa yakin sudah tidak ada lagi bayangan Tesa di hati Saka mengingat sikap Saka yang mendekatinya secara tulus.

Momen yang sangat Sesa ingat saat hatinya mulai bergetar oleh Saka adalah saat mereka saling meledek hingga membuat Saka memberikan ucapan selamat dan menjabat tangan Sesa. Saat itulah pertama kalinya Sesa dan Saka saling bersentuhan. Mata mereka beradu saat jemari mereka bersatu dalam ikatan salaman. Degup jantung untuk pertama kalinya Sesa rasakan diusianya. Perasaan yang sangat berbeda yang tidak bisa Sesa gambarkan betapa indahnya.

***

Sesa POV...

Saka.... aku tidak tahu harus memulai dari mana namun sungguh aku tidak pernah terpikir untuk mencintaimu. Aku terlalu muda untuk merasakan suka tapi yang kurasakan nyata. Kamu terlalu ngegas untuk aku yang juga ngegas. Jujur, tapi aku juga penasaran dengan tipekal pria dingin sepertimu yang aku tahu pasti kamu bukan buaya. Kamu akan frontal hanya kepada perempuan yang kamu sukai. Saka, kamu itu tampan. Aku harus bagaimana? Karena aku menyukai pria tampan.

Tentang Kau dan DiaWhere stories live. Discover now