3. Masih saka

23 2 5
                                    

Kisah cinta yang tak lepas dari kata putus nyambung itu tidak jauh dari kehidupan Saka dengan Sesa. Disaat Saka yang begitu setia dan hanya mencintai Sesa semasa mereka dibangku sekolah, dengan gampangnya Sesa berpindah hati kepada pria lain yang juga mendekatinya. Catat! Sesa sangat tidak menyukai kata perselingkuhan. Baginya lebih baik putus meski itu menyakitkan pasangannya daripada bertahan melalui perselingkuhan. Dia lebih memilih meninggalkan pria yang sudah tidak dia cintai daripada berselingkuh darinya. Meski tahu keputusannya amat memberikan luka kepada sang kekasih.

 Lebih baik asmaranya dengan Saka berakhir begitu saja karena memang hatinya sudah bukan untuk Saka. Dia terlalu menggampangkan perasaan orang lain yang tulus mencintainya. Tak memikirkan perasaan Saka yang tentu hanya mencintainya selepas perasaannya untuk Tesa tak lagi tersisa. Bagi Saka, Sesa itu pacar pertamanya sekaligus perempuan yang sudah merenggut seluruh hati dan perhatiannya. Sekali Sesa maka hanya ada Sesa. Biarpun perempuan lain ada yang jauh lebih kalem, lebih cerdas, lebih dan lebih dari segalanya. Tetap hatinya tidak dan bukan untuk berpaling

Sikap ramah sering kali berujung menjadi bencana yang tidak menyenangkan bagi siapa saja. Terkadang ramah diperlukan karena kita sendiri pasti tidak senang jika bertemu dengan orang yang ketus. Lalu Sesa berada dipihak ramah dibanding ketus atau kalem.  Resiko yang harus Saka terima ketika mempunyai kekasih dengan kepribadian seperti itu.

Dulu saka mencintai Tesa namun Tesa akhirnya berpacaran dengan Diki. Setelah Saka akhirnya menemukan sosok yang tepat mengisi hatinya yaitu Sesa. Asmara mereka harus diuji ketika pertemanan antara Diki dan Sesa nampak berbeda. Teguran kerap Sesa terima dari teman-temannya karena dianggap terlalu akrab dengan Diki jika statusnya hanya sebatas teman. Bahkan salah satu sahabat Sesa memberitahunya untuk menjaga jarak dengan Diki. Semua itu tak pernah Sesa sadari betapa Saka cemburu dengan Diki. Bukan karena Diki yang berhasil mendapatkan Tesa tetapi karena Diki harus dekat dengan Sesa yang tidak lain adalah pacarnya sendiri. Soal perasaan Tesa jangan ditanya. Ia juga teramat cemburu dengan jalinan pertemanan antara Sesa dengan pacarnya yang dianggap berlebihan. 

Dan kini Saka masih bertahan menerima segala sikap pacarnya yang mungkin Saka harapkan Sesa akan berubah suatu hari nanti.

**

'Boleh, 0822214389xxx'

Malam penantian pun sudah berlalu. Sesa setengah berharap Resa akan segera menghubunginya namun kenyataannya tidak. Butuh waktu sekitar 24 jam lebih untuk menerima pesan masuk dari nomor asing yang tidak dikenal.

Fashion yang hancur dan berantakan. Style yang kacau menjurus ke norak hingga penampilan seadanya menjadi ciri khas penampilan Sesa ketika masih menyandang status mahasiswa baru. Walau tidak setiap harinya ia terlihat kacau dengan penampilannya yang menabrakkan setiap warna seperti jemuran berjalan, setidaknya dalam seminggu pasti gaya penampilan dari Sesa yang membuat teman-temannya tercengang. Pemilihan warna baju yang harus dipadu-padankan antara atasan dan bawahan sangat Sesa sayangkan karena dirinya tidak mau repot memusingkan urusan warna. Selagi Sesa suka maka disitu pilihannya.

Sesa berangkat kuliah pukul 7.15 dengan baju kuliah yang lagi-lagi warnanya asal ia pakai. Rok biru cerah dengan panjang 3/4 bersama dengan atasan kemeja berwarna merah marun motif bergaris yang diisi sepatu ket motif bintang warna biru gelap. Ia berjalan santai menuju gedung perkuliahan, tepatnya bangunan berlantai 7 yang hanya dihuni oleh mahasiswa fakultas teknik.  Gedungnya sudah dilengkapi lift bagian kanan dan tangga bagian kiri. Memudahkan para mahasiswa yang ingin menuju kelas masing-masing tinggal memilih mau naik yang tanpa keringat atau harus berkeringat. 

Letak kelas Sesa berada di lantai 5 yang berjejeran dengan kelas Resa. Sesa menjalani kegiatan perkuliahannya seperti biasa. Berangkat kuliah, pergi ke kantin, lalu ke kamar mandi dan sore hari atau siangnya jika tidak ada hal lain lagi dia akan langsung pulang. Hari itu seharian Sesa tidak melihat batang hidung Resa. Ketidaksengajaan sedang tidak berpihak pada mereka untuk bertemu. Sepulang kuliah pada siang hari Sesa yang enggan mengikuti kegiatan diluar jam perkuliahan langsung memilih pulang kos dan tidur siang.

Malam menjelang, saat sebuah pesan masuk hadir menghiasi notifikasi ponsel miliknya. Ya! Nomor asing yang Sesa tunggu-tunggu telah tiba.

Aku Resa. Pa kabar Ses

Sesa menjerit heboh. Berteriak sekencang mungkin yang mampu ia lakukan. Lufa teman sekamarnya masih belum pulang kos. Jadinya tidak melihat betapa konyolnya si Sesa yang mulai kegatelan saat sudah punya ayang.

Belum puas dengan aksi hebohnya yang masih cengengesan tanpa henti, ponselnya langsung berdering. Seperti malam biasa yang sudah-sudah setiap pukul 8 malam adalah jam malam bagi Saka untuk menghubungi kekasihnya karena LDR.

Sesa langsung menggeser panggilan untuk menerima telepon. 

Halo Sayang

Kenapa dengan suaramu?

Hah kenapa memang?

Aku sangat tahu kamu. Katakan hal baik apa sampai suaramu berbinar begini. Kalau aku di sana aku yakin kamu pasti lagi cengengesan.

Hehe, ih kok kamu tahu sih. macam dukun aja.

Jadi apa?

Nggak spesial si. Cuman aku lagi banyak kenalan teman kuliah yang menyenangkan.

Ohhh cewek apa cowok?

Cowok

Oh

Eh tunggu kamu jangan marah. Kamu tahu kan aku orangnya sangat friendly.

Ya yaya resiko berpacaran dengan perempuan ramah lingkungan. Harus menyediakan stok sabar yang paling besar.

loh to kamu gitu nyebelin

Ya kan bener Sesa sayang

Hmm. Aku kangen kamu

Beneran?

Seriuslah.

Kemarin diajak ketemu nggak mau.

Hehehee. Pan kapan aja ketemu. Kita ldr-an dulu aja biar lebih yahut.

Pokoknya besok pas aku pulang kita ketemu yaaa. 

Nggak janji.

Aku maksa kok. 

Tau ah.....

Gimana kuliahmu? tanya Saka

Kamu udah apel malam? Sesa balik bertanya sebelum menjawab. {Saat ini Saka tengah kuliah di sekolah tinggi kedinasan, mengambil jurusan perminyakan. Sekolah asrama yang hampir seperti kepolisian dengan jadwal apel malam setiap pagi dan malam hari.}

Nanti jam 9. Kamu kuliah happy?

Biasa doang si, aku sangat menikmatinya.

Itu namanya luar biasa, Sesa. Kamu bilang biasa tapi sangat menikmatinya kalau luar biasa kamu lalu apa?

Aku sangat bahagia banget sampai nggak bisa berkata-kata kek rasanya ampe mo meninggal.

Noh, kalau ngomong gak difilter. Gak usah becandaan gitu ya bawa-bawa mati.

Aduh maaf ,Kanjeng

Lancang kamu!!!

Maaf deh, Sesa nggak gitu lagi. Sesa akan patuh sama semua yang Kanjeng mau dan kehendaki.

Nungging sekarang!!!

Wwkwkwkwk! Astagfirullah, Saka! Please Saka jangan!!!! Sejak kapan kamu jadi liar huh???!!!!



Tentang Kau dan DiaWhere stories live. Discover now