Pàirt : Love me?

3.1K 605 241
                                    

"Tidak bisa"

Haruto melunturkan senyumannya sementara Junkyu melepaskan tautan tangan mereka diatas meja.

"Kenapa? Bukankah kau diciptakan untuk membantuku?" tanya Haruto bertubi-tubi dengan wajahnya yang menahan kesal.

Junkyu menghembuskan nafasnya perlahan— yang tanpa sadar poninya bergoyang karena tindakannya.

"Membantu disini bukan berarti aku mencarikanmu pasangan"

"Jadi tidak bisa?"

Haruto reflek menghembuskan nafasnya dan memilih menyenderkan punggungnya pada kursi makan ketika melihat pemuda manis itu mengangguk.

"Aku mau tidur. Ini sudah malam" pamit Haruto lalu melenggang pergi begitu saja.

Junkyu menunduk memainkan jari-jarinya dibawah meja. Ia melirik masakan milik Haruto yang sama sekali belum dimakan ketika pria itu sudah mengeluh kenyang.

Ia merasakan masakan sayuran itu satu sendok suap. Andaikan Junkyu kucing pasti kedua telinga menegak karena demi apapun masakan Haruto ternyata tak buruk juga.

"Ini enaak! Nyum~"

🥚🌻🥚

Sementara Haruto dikamarnya sibuk bergelud dengan pikirannya sendiri. Matanya memandang ke depan tepat dimana jendela kamarnya— tempat ditemukannya manusia telur.

"Manusia telur?" Haruto terkekeh geli mendengarnya ucapannya sendiri.

"Ini sebuah keajaiban atau lelucon?" tanyanya pada diri sendiri dengan dahi berkerut berpikir keras.

Obsidian hitam jernihnya beralih pada jam dinding di kamarnya. Sudah waktunya jam tidur, ia pun mengambil selimut dan membaringkan tubuhnya diatas kasur.

5 menit.

15 menit.

30 menit.

"Haish! Kenapa tidak bisa tidur?!" pekik Haruto kesal lantaran ia ingin mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya sejenak malah tidak dikompromi oleh matanya sendiri.

Pria itu pun beranjak dari kasur dan melenggang pergi ke dapur. Pikirnya ia tak bisa tidur karena tenggorokannya yang kering ingin dialiri oleh air dingin.

Alih-alih ingin mengambil botol minumannya di lemari pendingin, Haruto terpaku melihat Junkyu yang tertidur dimeja makan dengan posisi yang tak nyaman.

Hatinya terasa terketuk menjadi iba. Tanpa sadar kakinya berjalan untuk melangkah mendekati pemuda manis itu yang memejamkan matanya sembari dahinya yang berkerut sedikit.

"Junkyu-ya~"

"Eunghh..."

Junkyu menegakkan tubuhnya dengan kedua tangannya yang mengepal— menggosok kedua matanya yang terasa berat setelah sekian lamanya terpejam.

"Ayo pindah, tidur disini tidak nyaman untuk tubuhmu" ujar Haruto lembut ketika Junkyu masih memfokuskan alam sadarnya.

"Uh?" Junkyu memiringkan kepalanya bingung lalu mengangguk paham. "Euhm euhm..." gumamnya tak jelas lalu berjalan mendahului Haruto yang sibuk meminum air dinginnya.

Sementara Haruto melihat kepergiannya pun hanya menggelengkan kepalanya heran. "Apa dewi bulan tak salah mengirimkannya dibumi?" gumamnya bingung.

"Tapi manis juga"

Haruto tersenyum lalu sedetik kemudian menampar kedua pipinya dengan keras. "Sadar bodoh!" ujarnya sedikit berteriak sembari meringis sakit memegangi pipinya.

MIGNIONETTE [END] ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant