t u j u h

1.2K 156 40
                                    

5 bulan kemudian...

"Kamu bakal nginep disana berapa hari ?"

"Kata bu irene seminggu"

Kini Jean merasa sedih akan di tinggal seminggu Jake.

"Hey why?" Tanya Jake lembut, saat sadar istrinya terlihat sedih.

"Padahal dedek bayi nya lagi sering-sering nya pengen Deket papa nya"

Jake gemas sekali melihat Jean yang dalam mode manja seperti ini.

Jake mengubah posisi nya menghadap perut Jean, memang posisi Jake sejak tadi itu tiduran di paha Jean.

Jadi Jake gampang tinggal memiringkan kepalanya sudah berada di depan perut Jean.

"Adek gak mau di tinggal papa, Iya nak?"

Jean tersenyum melihat interaksi Antara jake dan bayi di perutnya, seolah-olah bayi di dalam perut Jean mendengar apa yang Jake ucapkan

"Oh iya je, kayanya dedek bayinya udah hampir 5 bulan kan ya" Jean mengangguk tanpa ragu.

"Tapi kok perut mu ngak membuncit je?" Tanya Jake bingung

Ah iya Jean juga baru menyadari itu.

"Aku juga gk tau Jake, usia kandungan aku udah 5 bulan, tapi kok perut aku masih kecil aja ya Jake"

ia juga tidak tau kenapa perutnya tidak terlihat seperti orang hamil pada umumnya, padahal sudah memasuki usia 5 bulan.

"Apa jangan-jangan kamu keguguran?, Cuma kamu nya aja yang gak tau".

"Ngawur ih Jake" sentak Jean, kepada Jake yang asal bicara.

"Pokoknya sebelum aku pergi ke olimpiade kita harus ke dokter kandungan dulu buat check up kondisi dedek bayinya"

"Iya Jake" jawab Jean.

Membuat Jean dan Jake jdi kepikiran saja kan ujung-ujungnya.

° ° °

Kini mereka sudah berada di dokter kandungan biasa Saat dulu mereka datangi.

Sedikit atmosfer asing bagi mereka, walaupun mereka pernah kesini tapi masih membuat mereka merasa tak leluasa.

"Wah Jean, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar mu?" Tanya dokter itu yang sebelumnya pernah menanganinya beberapa bulan lalu.

"Baik dok"

"Kalian kenapa tidak pernah check up setiap sebulan sekali?"

Ucap dokter itu terlihat teduh kepada Jean, seperti menyayangkan kelalaian Jean yang tidak pernah konsultasi atas kandungan nya.

Jake dan Jean hanya diam, karena mereka memang tidak mengerti harus apa, semua ini terjadi begitu saja kan.

"Baiklah, saya mengerti kalian masih tetap anak-anak walaupun sebentar lagi akan menjadi orang tua" terdapat helaan nafas dari dokter tersebut di akhir kalimat nya.

"Baiklah kalian kesini karena ada keluhan apa?" Tanya dokter.

"Ini dokter, usia kandungan Jean sudah memasuki usia 5 bulan tapi kenapa perut Jean masih kecil gak buncit kaya orang hamil pada umumnya" jelas Jake

"Mari di cek dahulu disana" ucap dokter tersebut sembari membawa Jean menuju brangkar.

"Jake..." Lirih Jean, Jake berusaha membuat Jean untuk mengikuti saja dokter tersebut.

"Relaks Jean" tutur Jake.

Butuh waktu 15 menit bagi Jean bersama dokter tersebut untuk mengecek kandungan Jean.

"Gimana dok?" Tanya Jake saat dokter yang menangani Jean sudah duduk kembali di bangkunya.

"begini, untuk masalah seperti ini sudah sering terjadi. Jadi jangan takut ya. Bayinya tetap sehat dalam rahim ibunya"

"Ini hanya karena faktor dari Jean yang baru pertamakali hamil, hal ini dapat di sebabkan karena otot perut dan rahim yang masih ketat dan tidak terlalu longgar"

Kini Jake dan Jean dapat bernafas lega mendengar penuturan dokter.

"Oh iya, apakah kalian ingin mendengar jenis kelamin bayi nya?" Tanya dokter

Kini Jean dan Jake saling menatap satu sama lain.

"Iya dok, kita pengen tau" ucap Jake antusias.

"Bayinya berjenis kelamin laki-laki, selamat ya" ucap dokter tersebut.

Tentunya Jake tak bisa menahan wajahnya yang sedang senang mendengar bahwa anaknya berjenis kelamin laki-laki.

"Ini bener dok?" Tanya Jake tak percaya

"Iya" jawab dokter sembari tersenyum.

"Wah je, kita dapet jagoan" ucap Jake antusias.
Jean ikut senang melihat Jake sebahagia itu.

Ia tak bisa membayangkan saat bayi nya lahir nanti akankah orang tuanya akan ikut senang juga seperti Jake dan juga dirinya?.

"Saya harap di jaga baik-baik ya bayinya, selama 4 bulan kedepan sebisa mungkin checkup ya tiap bulannya, supaya saya bisa memantau perkembangan bayinya. Kalian akan menjadi tanggung jawab saya Sekarang."

"Baik dok saya akan mengikuti aturan dokter, terimakasih".

° ° °
"Nanti kalo aku tinggal kamu rajin-rajin makan ya di rumah, pikirin dedek bayinya juga ya" Jean hanya mengangguk.

"Jangan cuma ngangguk-ngangguk aja, laksanain"

"Iya ih iya bawel deh ah" rajuk Jean.

"Bawel demi kesehatan kamu emang salah hm?" Tanya Jake sembari menyelipkan kedua lengannya di pinggang Jean, memeluknya dari arah belakang.

Jake menyadari wajah Jean nampak teduh, dan lesu. Itu membuat Jake menjadi bingung dengan perubahan ekspresi Jean.

"Hei, kenapa kok jadi cemberut gitu?" Tanya Jake lembut sembari mengusap perut Jean.

"Aku masih tetep takut Jake" ucap Jean melirih

"Takut kenapa?"

"Takut suatu saat nanti papa mama bakal kecewa, aku gak tau harus gimana"

"Shutt..." Jake membalik tubuh Jean dan langsung ia bawa kedalam pelukannya.

"Kamu jangan bilang kaya gitu, ada aku. Ini salah kita berdua bukan salah kamu sendiri jadi kalo kamu di marahin aku juga harus di marahin. Karena aku yang buat masalah ini".

"Maksud kamu dedek bayinya yang masalah?" Ucap Jean sudah tak terima.

"Bukan begitu maksudnya, dedek bayinya suci tapi orang tuanya yang masalah" ucap Jake.

Kini tangisan Jean semakin besar, menggema di ruang televisi rumahnya.

"Mood bawaan bayi emang kaya gini ya.." ucap Jake sembari terus mengelus kepala Jean.

Kini Jean sudah setengah tertidur di dekapan hangat Jake.



Tidur ya je, nanti besok udah waktunya aku pergi. Cuma sebentar kok. Batin jake.[]










Tbc

Hi, maaf ya judulnya yang tadinya 'young Daddy', aku ganti jadi 'young parents' soalnya aku liat-liat banyak book yang judulnya young Daddy, jadi aku mau bikin yang beda sedikit judulnya dari yang lain, walaupun mungkin ada lah yang judulnya young parents, tapi itu menurut ku gak banyak.

Btw ilysm buat yang udah vote komen(*˘︶˘*)♡

YOUNG PARENTS | JAKE  [✓]Where stories live. Discover now