Chapter 11- Izekel (1)

1K 181 23
                                    

Sebuah surat yang ada di meja belajar kamar Zenith terbang dan mengenai mukanya. Surat itu adalah surat-surat yang sering dikirim Izekel ke Zenith saat dulu masih diasingkan luar Obelia, akan tetapi karna keterbatasan untuk mengirim balasannya Zenith hanya memberi beberapa balasan pendek.

"Huh..suratnya Izekel dulu ya. Masih malas aku untuk membacanya karena hampir semua isinya adalah berisikan keadaan putri Athanasia dibanding menanyakan kabarku." Ucap Zenith dengan pelan dikamarnya.

Zenith dengan segera kembali menaruh surat itu kedalam lemari kecil yang ada di mejanya dan kemudian menguncinya. Jam makan malam telah tiba oleh karena itu Zenith segera menuruni tangga dan menuju ruamg makan. Makam malam berjalan dengan lancar dan tentu saja dengan suasana yang lebih santai dibanding sebelumnya. Semua anggota telah selesai makan dan mereka pun segera ke kamar masing-masing untuk istorahat atau melakukan beberapa pekerjaan mereka.

-Sementara itu di kediaman Alphelus-
Izekel yang sekarang memimpin menjadi anggota keluarga menggantikan ayahnya sedang menandatangani beberapa dokumen-dokumen penting menjadi tidak fokus. Tentu saja dia memikirkan dan mengkhawatirkan Zenith karena mau bagaimanapun dia dan Zenith sudah tinggal dan tumbuh bersama sejak kecil. Sesuatu hal terlintas di benak Izekel yaitu saat Zenith tidak mengizinkan Izekel membawa suatu kotak hadiah. 
"Apa isi kotak itu sih? Barang berharga kesukaan Zenith kah??" Ucap Izekel dalam hati sambil mencengkram erat pena yang ia pegang.
"Ahh sepertinya besok aku harus mengirimkan sesuatu sebagai permintaan maaf kemarin." Ucap Izekel kembali kemudian memanggil seorang pelayan ke kakamarnya.

"Elena, apa barang akhir-akhir ini yang digemari para lady?" Tanya Izekel kepada seorang pelayan perempuan.

"Maaf tuan tapi setau saya...dibanding barang lebik baik tuan berikan makanan karena selera pakaian setiap lady beda-beda." Jawab pelayan itu kepada Izekel ('apakah untuk putri Athanasia lagi?' Ucap pelayan itu dalam hatinya).

"Ohh begitu..baiklah besok pesankan bermacam-macam kue kemudian berikan ke istana Obelia, untuk Zenith." Perintah Izekel kepada pelayan itu kemudian menyuruhnya pergi dari ruangannya.

-Istana Obelia, kamar Zenith-

"Uakkhh...saatnya tidur deh." Ucap Zenith yang kemudian tertidur.

'Tuk..tuk..tuk' suara jam dinding yang berputar sangat cepat membuat bagun dari tidurnya.  Zenith tiba-tiba melihat tubuhnya berbaring di kasur dengan keberadaan Athanasia menangisi di sebelah Zenith dan terus-terusan mengatakan 'maafkan aku Zenith.' , 'Aku tidak memberimu racun itu.' , 'Aku menyayangimu Zenith.' Setelah mengucapkan banyak kata-kata itu mendadak Athanasia diseret segerombolan prajurit.

"A-Apa ini, racun??" Tanya Zenith dengan ragu akan tetapi tidak ada yang mendengarnya kemudian memutuskan mengikuti Athanasia dan para prajurit itu.

Happy Valentine Day!!💖
Sorry author telat up dan telat ucapinnya. Pada dapet cokelat gak nih?? Author sih cuman dapet dari temen-temen author hahaha. Ok sorry cuman pendek, besok up lagi deh.
Thanks for reading!!

Love PatienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang