Bab 2

43 3 0
                                    

***

Hari ini Zia libur dan dia sedang bersantai di ruangan keluarga bersama dengan Kiara ibunya. Zia sedang menikmati tontonan di tv sedangkan Kiara sibuk dengan majalah di tangannya.

"Bun, Zia mau bertanya boleh tidak?". Tanya Zia kepada Kiara yang sibuk dengan majalah fashionnya.

"Apa itu baby?" Kiara menutup majalahnya dan meletakkan ke atas meja, karena dia ingin fokus dengan putrinya itu.

"Ehm... Itu,"

"Itu apa baby Zia". Kiara begitu gemas dengan wajah bingung dari putrinya itu.

"Ehmm... Itu Bun". Karena sudah gregetan, Kiara mencubit pipi chubby Zia. "Bunnnn sakit". sungut Zia. Zia cemberut dan melipat kedua tangannya di dadanya. Kiara terkekeh melihat muka cemberut putrinya itu.

"Maafkan, Bunda sayang". Kiara membawa kepala Zia untuk bersandar di bahunya. "Memangnya kamu mau menanyakan apa ehm?".

"Zia itu penasaran dengan Bunda dan Ayah".

"Penasaran? Kenapa, baby Zia penasaran dengan Bunda dan Ayah?" Tanya Kiara dengan bingung dengan pertanyaan putrinya tersebut.

"Penasaran saja, karena Bunda dan Ayah tidak pernah terlihat bertengkar sedikitpun dan itu membuat Zia penasaran saja". Kiara terkekeh mendengar ucapan putrinya itu.

"Kenapa kamu berkata seperti itu sih Zia. Dengar ya Zia sayang, Bunda dan Ayah juga pernah bertengkar tapi kami tidak menunjukkan itu kepadamu ataupun kakakmu sayang, karena pertengkaran bukanlah sebuah tontonan untuk kedua anak kami mengerti". Zia menatap Kiara bingung.

"Kenapa?" Tanya Zia dengan polosnya yang membuat Kiara tersenyum simpul karena kepolosan putrinya.

"Sayang, mungkin setiap hubungan itu tidak akan pernah berjalan dengan lancar dan mulus pasti akan ada pertengkaran ataupun perselisihan pendapat. Bunda ingin kamu harus kuat dan yakin bahwa kamu mampu untuk mempertahankan hubungan itu bagaimanapun caranya. Kamu berjanji kan sayang?". Zia mengangguk. "Kenapa Zia menanyakan hal itu?". Tanya Kiara.

"Iya karena hubungan Zia dengan Kak Zayyan berjalan tidak baik dan selalu ada pertengkaran". Jawab Zia dengan lemas dan cemberut ketika dia mengingat bagaimana hubungannya dan tunangannya itu seperti Tom and Jerry saja.

"Sudah Bunda bilang tadi, setiap hubungan tidak akan terus-menerus berjalan dengan baik saya dan Bunda yakin cinta kalian akan kuat nantinya sayang". ucap Kiara sambil mengelus kepala Zia yang sudah merebahkan kepalanya dipangkuan nya.

"Benarkah Bun?". Kiara mengangguk. "Baiklah, Zia akan tetap bertahan dengan Kak Zayyan". Ucap Zia dengan tersenyum dengan lebarnya membuat Kiara ikut senang juga melihat percaya diri putrinya itu untuk bertahan pada hubungannya dengan Zayyan.

"Begitu dong, jadi sampai mana hubungan kamu dengan Zayyan?". Tanya Kiara, wajah Zia berubah dari senang menjadi sedih ketika dia mendengar pertanyaan ibunya mengenai hubungannya dengan Zayyan.

"Masih tetap sama Bun. Dia selalu menjauhiku dan mengusirku setiap kali aku berada di sekitarnya". Keluh Zia.

"Putri cantik bunda ini harus tetap kuat oke. Kalau sudah waktunya untuk menyerah Bunda maupun Ayah akan mendukung keputusanmu". Zia mengangguk.

"Entahlah Bun, Kak Zayyan selalu saja berharap bertemu dengan masa lalunya". Batin Zia. Zia terlihat sangat lesu dan sedih. Karena dia mendapatkan kabar mengenai masa lalu tunangannya itu sudah ditemukan oleh Zayyan dan dia mendapatkan kabar itu dari sepupu tunangannya dan juga sahabatnya. Zia tidak tahu ingin menyerah atau tetap bertahan dengan hubungan yang tidak tahu akan berakhir bahagia. Untuk saat ini Zia tidak tahu apa yang akan dia lakukan dan dia juga lelah dengan semua masalah ini lebih baik dia menonton kartun dan makan dessert saja daripada pusing memikirkan semua permasalahan tersebut biarlah takdir yang melakukannya.

How If, I Love You TooWhere stories live. Discover now