Bab 8

34 3 0
                                    

Selamat menikmati baca cerita ini🤗
Jangan lupa vote, komennya ya....

***

Zia telah kembali ceria lagi hari ini. Karena hari ini dia mendapatkan jam kerja membantu dokter senior lain untuk memeriksa pasien anak-anak yang memiliki sakit kanker.

"Halo semua, kakak cantik akan membantu kalian untuk sembuh. Kakak harap kalian tetap semangat ya berjuang melawan penyakit kalian oke". Semua anak-anak di ruangan itu mengangguk tidak luput dari tatapan kagum dari suster dan dokter pada Zia yang memeriksa anak-anak sakit kanker tersebut.  Entah kenapa semenjak Zia magang hingga ia bekerja di rumah sakit ini dia membawa aura positif dan membuat yang lainnya semangat untuk bekerja serta pasien yang lainnya bersemangat untuk sembuh dari sakitnya, terutama dengan pasien anak-anak di rumah sakit.

Ketika dia Zia memeriksa salah satu anak penderita kanker darah yang tidak bersemangat dan selalu menatap keluar jendela. Zia ingin mendekati anak itu tapi terhenti ketika tangannya di pegang oleh suster yang mendampinginya.

"Dokter Lea jangan pernah mendekati anak itu. Biar dokter Ilham saja yang memeriksanya. Karena dia lebih tidak mau di periksa dengan dokter lain selain dokter Ilham". Ujar Suster itu, tapi Zia tersenyum dan melepaskan tangan suster tersebut. Dia pun mendekati anak itu yang masih betah melihat ke luar jendela.

"Kamu sedang melihat apa?". Tanya Zia membuat anak itu menoleh dan menatap Zia dengan datar. Anak itu langsung mengalihkan tatapannya ke luar jendela lagi. Zia tetap mempertahankan senyuman. Zia adalah gadis yang pantang menyerah untuk membuat orang menyukai dirinya. "Apa kamu mau keluar dari ruangan ini?". Mendengar ucapan dari Zia membuat anak itu menatapnya lagi, Zia tersenyum ketika perhatian anak itu kepadanya. "Kamu mau jalan-jalan keluar? Ayo dengan kakak Lea saja bagaimana?". Tanya Zia lagi.

"Apa boleh?". Tanya anak itu membuat Zia mengangguk sambil tersenyum.

"Boleh. Ayo". Zia pun meminta suster yang menghentikan dirinya tadi untuk mengambilkan kursi roda dan membantu dia untuk mendudukkan si anak ke atas kursi roda.

Setelah menaikan anak itu di atas kursi roda, Zia dan anak itu keluar dari ruang rawat tersebut tidak sengaja dia  melihat seseorang yang memasuki ruang rawat yang tidak jauh dari ruang rawat khusus anak-anak.

"Kak Zayyan". Gumamnya ketika dia mengenal siapa orang itu. Zia ingin ke sana tapi harus terhenti ketika mendengar suara anak kecil yang ingin ia bawa ke taman rumah sakit tersebut.

"Dokter tidak jadi membawa ku ke taman?". Zia melihat anak itu dan dia pun tersenyum.

"Tentu saja. Ayo kita ke taman". Zia mendorong kursi roda itu dan melupakan sejenak apa yang ia lihat tadi.

***

Zayyan keluar dari ruangan itu di ikuti oleh yang juga di dalam ruang rawat tersebut.

"Terimakasih Tuan Raffasya yang sudah datang menemui isteri saya lahiran". Zayyan mengangguk sambil tersenyum dengan tipis.

"Iya sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu". Karyawan Zayyan hanya mengangguk saja dan kembali masuk ke dalam ruangan itu.

Zayyan yang ingin keluar mendengar pembicaraan beberapa suster yang berjalan melewatinya terhenti sejenak dan diapun melanjutkan langkah keluar dari rumah sakit.

"Hey, Via kamu tahu tidak kalau Dokter Lea membayar biaya pasien yang sudah sejak 3 tahun ini di rawat di rumah sakit ini".

Ketika Zayyan sudah di depan mobilnya tidak sengaja melihat ke arah taman dan di sana dia melihat Zia tertawa dengan seorang anak kecil dan juga pria yang memakai baju pasien. Zayyan tidak jadi masuk ke dalam mobil dan melangkah ke arah taman itu.

How If, I Love You TooWhere stories live. Discover now