1 | Sad Night at Rio

43 1 0
                                    

Halo, kita ketemu lagi, nih. Kalian apa kabar? 

Sebelum semakin jauh, selamat datang di bagian satu, dari kisah tidak karuannya Maxime Astier Fontane. Jangan lupa untuk kasih vote ya!

Ada 5 chapter ditambah prolog yang aku upload terlebih dahulu, sebagai gambaran tentang cerita ini, sekaligus acuan untuk lanjut ke chapter-chapter berikutnya atau tidak. Jadi dibaca baik-baik, kalau bisa kasih tanggapan kalian biar aku bisa memperbaiki kekurangan yang ada.

Happy Reading!!

But everything you do is magic

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

But everything you do is magic.

One Direction - Magic

++++

Obsidian Shroud Hotel, Rio de Janeiro, Brazil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Obsidian Shroud Hotel, Rio de Janeiro, Brazil.

Siapa bilang jika tahun baru akan ada keberuntungan baru? Rasa-rasanya itu hanyalah karangan semata. Saat ini bahkan sudah masuk pekan kedua di bulan Januari, tetapi tetap saja tidak ada tanda-tanda keajaiban. Mungkinkah jika hanya dirinya yang tak pernah mendapatkan keberuntungan itu?

Sungguh miris. Memangnya dosa besar apa yang pernah ia buat?

Maxime mengerang keras, mengacak-acak rambutnya, padahal sudah cukup berantakan. Siapa pun yang melihat lelaki itu sekarang, pasti langsung menyadari jika dia sedang dalam kondisi kacau. Terlewat kacau.

Kamar hotel yang ia tempati cukup luas dan hangat. Namun, semua itu percuma karena Maxime tak berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Jauh-jauh terbang dari Italia menuju Brazil, rupanya hanya membuahkan sakit hati yang mendalam. Rencananya untuk bersenang-senang gugur dengan cepat.

"Maxime, kau ada di mana?"

Maxime mengerjap berulang-ulang, kembali teringat akan panggilan yang ia terima tiga hari lalu.

"Aku sedang ada di Brazil. Kupikir ini akan jadi cerita bahagia, tetapi aku melihatnya bercumbu dengan gadis lain di depanku."

Isak tangis yang tertahan, suara halusnya yang bergetar, serta embusan napasnya yang tidak teratur, Maxime masih mengingat semuanya dengan jelas. Ia juga teringat akan reaksi tubuhnya yang langsung menegang, sebelum akhirnya panik dan cemas.

Drowning into the Favorite MessWhere stories live. Discover now