Part 27. Cinta Pertama

5K 953 127
                                    

-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

-

"Key-Key-Key gue bisa jelasin," seru Kemal dengan panik berlari mengelilingi dapur hingga ruang tamu apartemen sambil menghindari Keysha, adiknya, yang tiba-tiba muncul dan mengamuk kepadanya.

"Jelasin apaan?! Lo itu udah mau kawin tiga minggu lagi, Kemal! Malah bawa cewek ke apartemen. Gue aduin Baba loh ya," ancam Keysha sambil berkacak pinggang. Sementara matanya memelotot kepada Kemal. Dia lantas berhenti di sudut ruangan untuk mengeluarkan ponsel dari dalam tas.

Ladin yang baru muncul di ambang pintu, termangu dengan tatapan bingung ke arah Kemal dan Keysha. Sebuah sepatu tergeletak di atas meja kerja Kemal, sementara bantal sofa berjatuhan ke atas lantai. Agaknya perang dunia ketiga baru saja terjadi di sini.

"Key! Wah, macam-macam nih anak," decak Kemal langsung melompati sofa dan menubruk tubuh Keysha. Rebutan ponsel pun tidak dapat terelakan. Dua orang dewasa itu terlihat bak anak kecil yang tengah berebut permen.

"Lepasin!" seru Keysha sambil memberontak dari dalam kungkungan Kemal. "Gue enggak mau ya Abang gue jadi berengsek. Jadi, lo pilih. Lepasin selingkuhan lo sekarang atau gue bakal ngaduin kelakuan gila lo ke Baba. Atau ke Bunda aja kali ya... Lo tahu kan Bunda kalau ngamuk gimana?"

"Sembarangan aja lo bilang gue berengsek," omel Kemal sambil menarik bibir Keysha kesal. Sementara tangannya yang lain masih menahan Keysha agar tidak menghubungi orang tua mereka. "Dia bukan selingkuhan gue."

"Terus?" cibir Keysha galak.

Kemal melirik Ladin yang terpekur di dekat pintu dengan mimik serba salah sambil menonton perkelahian mereka. "Temen... hm... Klien."

"Klien atau temen?" lirik Keysha sinis.

"Dia temen gue dan sekarang jadi klien. Semalam dia kabur dari cowoknya setelah dapat kekerasan fisik, makanya gue bantuin dia. Pagi ini rencananya kita mau ke rumah sakit buat visum," terang Kemal lalu menatap Ladin seakan meminta pembelaan. "Ya kan, Din?"

"Kok bisa dia pakai baju lo?" balas Keysha lagi dengan mimik menginterogasi.

"Terus dia kudu pakai baju dia yang kotor? Lagian mana tega gue biarin orang-orang ngelihatin muka dia sepanjang jalan," sahut Kemal tidak mau kalah. "Lo juga tahu kan istilah perlindungan korban?"

Keysha mendengkus. Gurat emosi di wajahnya mulai menghilang, apalagi dia dapat dengan jelas melihat memar dan bengkak di muka Ladin. "Kalau gitu lepasin tangan gue."

"Jadi lo udah percaya, kan? Enggak ada ngadu-ngadu lagi, kan?" tanya Kemal memastikan sekali lagi sebelum melepaskan kungkungan di pergelangan tangan Keysha. Adiknya itu mengangguk.

"Tapi awas aja kalau lo berani macam-macam," ancam Keysha sembari menepis tangan Kemal. Dia kemudian berjalan mendekati Ladin. "Sori ya. Abang gue emang berengsek makanya mau enggak mau gue kudu ngawasin dia."

"Key, omongan lo enggak bisa sedikit disaring?" gerutu Kemal kesal sambil mengambil sepatu Keysha di atas meja kerjanya dan melempar benda itu asal ke arah kaki sang adik perempuan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo

Ladinda dan Lelaki Patah Hati [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now