Ladinda dan Lelaki Patah Hati [PROSES PENERBITAN]

Part 36. Yang Terbaik

-

-

"Kamu kenapa?" tanya Kemal tanpa basa-basi sambil melirik Agni.

Agni tercenung. Dia memandangi Kemal dengan tatapan bingung. "Maksud Mas Kemal?"

"Aku ngerasa ada yang kamu pikirin beberapa hari ini," kata Kemal sembari menggenggam tangan kiri Agni dan mengusapnya lembut. "Aku minta maaf kalau gara-gara aku rencana pernikahan kita jadi berantakan."

Agni membisu sambil memandangi hamparan rumput hijau di depan mereka. Selagi tangannya menikmati sentuhan tangan Kemal yang menggenggamnya erat.

"Aku enggak apa-apa."

"Jangan bohong sama aku, Ni. Aku tahu kalau ada yang kamu tutupin hari itu," balas Kemal berusaha beradu pandang dengan Agni. "Atau kalau memang kamu setuju soal usulan Om Mahesa buat kita menikah dulu, aku enggak apa-apa."

Agni tiba-tiba mendengkus. "Kalau aku setuju? Kalau Mas Kemal? Mas Kemal sendiri gimana?"

Kemal tertegun mendengar nada ketus dari Agni. "Ni."

"Aku tanya, dari Mas Kemal sendiri gimana?" tekan Agni menepis tangan Kemal dan menatap tajam ke arah calon suaminya itu. "Mas Kemal setuju dengan usul Om Mahesa? Mas Kemal tetap mau lanjutin pernikahan kita?"

"Iya. Aku mau. Aku setuju," tegas Kemal.

"Yakin?" dengkus Agni dengan tatapan sinis. "Gimana dengan Ladin? Mas enggak mau izin dulu dengan dia?"

"Agni! Ladin bukan perempuan yang seperti kamu kira," seru Kemal mulai tersulut emosi. "Aku udah bilang, aku enggak ada hubungan apa-apa sama Ladin. Aku dan Ladin cuma teman. Enggak lebih."

"Kalau gitu, bisa Mas enggak ketemu lagi dengan Ladin?" tantang Agni dengan mata berkaca-kaca sementara amarah sudah menumpuk di benaknya.

Mulut Kemal terkatup rapat. Dia melarikan pandangannya ke depan sambil menarik napas dalam-dalam.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Read More at : Karyakarsa.com/mooseboo