🍦Bagian 5 ~

3.2K 524 77
                                    

"Seharusnya tato itu tidak ada di tubuhmu, isagi Yoichi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya tato itu tidak ada di tubuhmu, isagi Yoichi."

Kalimat itu terucap begitu lancar dan lugas, penuh penekanan dan tanpa keraguan, isagi bahkan sempat menahan napas ketika kalimat itu terdengar jelas di kedua telinganya.

"Apa?" beo isagi tidak percaya, suaranya tercekat perih seperti terjepit.

Kaiser tidak menatap mata isagi yang mulai dilapisi airmata, dia malah menatap bond berupa tato di bawah collarbone kanan isagi. Tato itu memerah bersamaan dengan ringisan kecil keluar dari bibir si omega, tato di punggung tangan kaiser pun ikut memerah dan terasa sakit.

Reaksi dari kalimat yang kaiser ucapkan ternyata tidak berefek kepada isagi saja, melainkan kaiser ikut merasakan imbasnya meskipun sakitnya tidak terlalu parah. Dari sana kaiser sadar jika kalimatnya tadi termasuk pada sedikit penolakan pada matenya sendiri, isagi merasakan sakit karena ruh omeganya sakit hati terlebih sekarang sedang heat, dan kaiser merasakan sakit karena ruh alphanya marah.

"Katakan lagi, karena sepertinya bukan hanya aku yang merasakan sakitnya," gumam isagi dengan senyum remeh, namun keningnya berkerut dalam. Menahan rasa terbakar di tatonya dan juga rasa sakit lain di tubuhnya.

Kaiser mendengus, "Kau ingin celaka?"

Isagi malah terkekeh sarkas, merasa ironi karena yang bisa membuatnya celaka saat ini adalah seseorang yang seharusnya melindungi dirinya. "Jika kak kaiser mencelakaiku, maka kakak akan merasakan imbasnya juga, benarkan?"

"Ya, dan aku tidak cukup bodoh untuk membuat diriku terluka, jadi kau selamat kali ini."

Kaiser melepas cengkraman tangannya, berjalan mundur dengan tangan yang beralih menutup hidung, berusaha menghalau feromon khas yang dengan kurang ajar semakin semerbak menggodanya.

Isagi tentu saja jatuh merosot karena sejak tadi bebannya ditahan oleh kaiser dengan paksa. Dia duduk dengan napas terengah-engah, kedua matanya masih menatap kaiser yang perlahan menjauh, meskipun beberapa kali bola matanya melirik isagi, namun dia tetap melangkah pergi meninggalkannya sendirian.

Setelah terdengar suara pintu tertutup, tanda jika alphanya benar-benar pergi, isagi baru bisa menangis bersama raungan ruh omeganya yang terdengar pilu. Dia baru saja ditolak, bahkan dalam keadaan heat, kondisi apa yang bisa lebih buruk dari ini?

Bagi seorang omega sepertinya, ditolak alpha terlebih dalam keadaan rentan seperti ini sangat menyakitkan.

Isagi bahkan merasa dirinya begitu buruk dan tidak beruntung. Alphanya tidak menginginkannya sama sekali, lalu untuk apa isagi hidup dalam penantian selama ini?

Ponsel isagi yang teronggok di bawah meja tiba- tiba bergetar, isagi lekas masuk ke bawah meja dan meraih ponselnya. Ternyata chigiri yang menelepon. Dalam sekejap bahunya bergetar, tangisnya kian hebat.

"Hiks Chigiri~"

"Ha- isagi?! Apa yang terjadi?! Hei?!"

Mendengar isagi terisak Chigiri berseru bahwa dia akan segera ke kelas, isagi juga mendengar sayup-sayup suara kurona yang rusuh di seberang sana.

✓𝐄𝐧𝐝𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐧𝐝 ┃ KaiSagi.vers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang