IB [1]

1.8K 97 14
                                    

Sadar, BoBoiBoy mulai merasakan perasaan aneh yang asing di dadanya ketika sedang bersama sahabat merah mudanya, anehnya, itu terus-menerus mekar selayaknya ada bunga di hatinya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

.
.
.

In Bloom

BoBoiBoy x Yaya Three-shot

Disclaimer : Animonsta Studios

Happy Reading!

.
.
.

Ketika pertama kali bertemu kembali dengannya setelah terpisah selama kurang lebih tiga tahun, BoBoiBoy merasakan detak jantungnya entah mengapa menjadi berdegup lebih cepat dari sebelumnya.

Ia mencoba mengabaikannya, menganggap itu hanya refleksi dari keterkejutan untuk melihatnya setelah sekian lama.

Jadi kemudian ia hanya menyapa mereka, seolah-olah tidak merasakan detak jantungnya yang semakin bertambah cepat.

────────────────────

Ia ingin marah pada Gopal, tentu saja, karena meminta Komandan Koko Ci untuk memberikan mereka misi yang sulit pada hari pertama mereka resmi bergabung dengan TAPOPS.

Tapi ia bersyukur, dia datang tepat waktu untuk menolongnya dan Gopal.

Walau rasa ngeri dan geli tercampur sesaat ketika melihat dia secara tidak sengaja menjatuhkan sang Platypus Monster, hampir membahayakan ia dan Gopal sekali lagi.

Dan itu hanya untuk membalas ucapan terima kasih yang dilontarkannya.

Ia tersenyum tipis.

────────────────────

Ia mendengus, mulai menggerutu mengenai misinya dan Gopal yang diperpanjang akibat kecerobohan dan kesalahan mereka berdua; tidak mengikuti peraturan, tidak membaca informasi misi, mengganggu hewan, dan gagal mendapatkan Power Sphera.

Namun disisi lain, ia juga senang, karena kini dia secara resmi ikut bergabung dengan TAPOPS, yang berarti dia juga akan membantunya menyelesaikan misi ini, dan mungkin misi-misi lainnya.

Dan BoBoiBoy tidak benar-benar tahu mengapa ia bisa begitu senang dan bersemangat akan hal tersebut.

────────────────────

Laki-laki bertopi oranye itu mendesah lelah, bertanya-tanya seputar jam kuasanya yang tiba-tiba bertingkah agak aneh sejak mereka kembali dari Planet Gurunda.

Ia mulai panik, takut tidak akan bisa menjalankan misi dengan baik jika seandainya jam tangannya rusak. Ia hampir protes, tetapi kemudian dia datang, menyelanya dengan suara manisnya.

"Jangan khawatir tentang itu, kau masih memiliki kami berdua!"

Ia merasakan desiran aneh menjalar di hatinya, itu membuat kepanikannya perlahan mereda.

Secara tiba-tiba wajahnya terbayang di kepalanya, bagaimana mata cokelat karamel miliknya menatapnya lembut, dan bagaimana senyumannya mengembang dengan lebar.

Ia bersyukur tidak ada yang melihat rona kemerahan di wajahnya.

────────────────────

In Bloom [BoYa] || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang