IB [3-End]

1.1K 75 14
                                    

Sadar, BoBoiBoy mulai merasakan perasaan aneh yang asing di dadanya ketika sedang bersama sahabat merah mudanya, anehnya, itu terus-menerus mekar selayaknya ada bunga di hatinya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

.
.
.

In Bloom

BoBoiBoy x Yaya Three-shot

Disclaimer : Animonsta Studios

Happy Reading!

.
.
.

Ia menemukannya lagi setelah selesai berdebat dengan Gopal, masih sama, di perpustakaan Stasiun TAPOPS.

Ia melihatnya sedang berjalan dari satu rak ke rak yang lain. Memilah-milah buku, mengambil dan membaca sejenak isinya sebelum meletakkannya kembali, terus seperti itu secara berulang-ulang.

Dia sepertinya menyadari kehadirannya sehingga menyapanya. "Oh, hai, BoBoiBoy!"

".... Hai." ia menjawab dengan sedikit canggung, tidak mengerti dengan rasa gugup yang tiba-tiba mendera.

"Maaf, aku tidak menyadari keberadaanmu sebelumnya. Apa yang kau lakukan disini? Apa ada sesuatu yang ingin kau baca?"

"Uhm, ya, kira-kira seperti itu. Lalu kau?"

Dia terbatuk canggung, menutup buku kemudian meletakkannya di rak asalnya. "Aku sedang mencoba mencari informasi tentang kekuatan elemen cahaya. Siapa tahu aku bisa menemukan informasi tentang itu walau hanya sedikit. Bagaimanapun, aku hanya ingin mencoba membantumu,"

"Eh, pa-padahal kau tidak perlu repot-repot begitu, nanti kau kelelahan, tahu. Lagipula, aku bisa mencarinya sendiri, kok," ia berkata dengan agak ketus, ingin terlihat kesal, tetapi juga karena ingin menyembunyikan rasa gembira yang tiba-tiba datang.

Ia melihat dia menghela napas sejenak. Dan kemudian, dia tersenyum. Tersenyum sangat cerah sehingga matahari mungkin akan cemburu.

"Aku tidak merasa direpotkan, kok. Apalagi, aku sedang memiliki banyak waktu senggang sekarang. Lebih baik aku pakai untuk membantumu, daripada melakukan kegiatan yang tidak ada gunanya," terselip jeda diantara kalimatnya, dia melanjutkan lagi. "Ingat, kita ini teman. Bukannya seorang teman yang baik itu, adalah teman yang mau membantu di saat susah maupun senang dengan tanpa pamrih? Kau sudah terlalu banyak membantuku dan yang lainnya, BoBoiBoy. Aku tidak tahu bagaimana harus membayarnya, tapi mungkin ini kesempatannya. Jadi tolong .. Anggaplah ini sebagai ucapan terima kasihku padamu. Setidaknya aku bisa membalas budimu meski tidak banyak."

"Aa, tetap saja. Padahal kau tidak perlu membalas budi, tahu, aku membantumu dan yang lainnya secara sukarela. Tapi kau benar. Kita ini teman ..."

Ia awalnya tersentuh dengan niat dan kata-kata baiknya, namun kemudian .... Itu menjelaskan semuanya.

Dia adalah temannya.

Itulah sebabnya, dia selalu mengkhawatirkannya, memberikannya perhatian dan kasih sayang yang berlimpah, mau bersusah payah menolongnya, mau repot-repot meluangkan waktu untuknya, dan bahkan selalu berusaha membuatnya terhibur dan bersemangat di kala ia sedang terpuruk.

Itu karena ia adalah temannya.

Ia dengan menyakitkan mengingatkan dirinya sendiri, rahangnya mengatup, dan tangannya mulai mengepal dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

In Bloom [BoYa] || END✓Where stories live. Discover now