Bab 24

25.6K 1.9K 49
                                    

Clara menatap tanpa minat pada orang-orang yang asik menikmati pesta. Suasana ramai dan meriah, namun tidak sepadan dengan mood Clara yang buruk. Berkali-kali menarik napas jengah karena merasa bosan. Kalau bukan karena Nicholas yang memaksanya untuk ikut ke pesta temannya, mungkin sekarang ia asik berleha-leha di apartemennya.

Di sini ia hanya mengenal Nicholas. Well, mungkin kenal beberapa temannya, namun hanya kenal sebagai nama.

Nicholas memang mengajaknya untuk berbaur dengan yang lain, namun Clara menolak. Untungnya pria itu tidak memaksa dan membiarkan saja Clara duduk sendirian di sudut tempat. Pesta diadakan outdoor, tepatnya di area swimming pool.

"Sayang, mau main truth or dare, nggak?"

Tiba-tiba Nicholas menghampiri Clara dan duduk di sampingnya, tanpa ijin mengambil wine di tangan Clara dan menandasnya habis.

"Nggak, kamu aja. Aku lagi nggak mood."

Clara bisa menduga permainan jujur atau berani ala Nicholas dan kawan-kawannya pasti aneh. Lagipula itu permainan terlalu pasaran, kayak nggak ada permainan lain aja.

"Ayo dong, plis."

"Nggak, Nic. Aku lagi males, pengen pulang."

"Jangan kayak anak-anak deh, Cla. Baru jam sebelas udah minta pulang."

Clara geleng  kepala mendengar jawaban santai Nicholas seraya mendesis. Clara bukan Nicholas yang suka berpesta sampai pagi.

"Claraaa, ayo dong. Sayaaang." Nicholas terus membujuknya, yang mana sudah mulai memaksa. "Mereka udah nungguin loh. Ayo dong, kita ikutan main ya."

"Kamu sendiri aja kenapa sih?"

"Kan biar ada partner-nya, Sayang. Nggak bosen apa diem terus di sini?"

"Ya makanya aku pulang aja."

"Ayo dong, Claaaa."

Nicholas terus memaksa, Clara membuang muka ke arah lain. Malas melihat wajah memelas Nicholas yang membuatnya jijik. Clara biarkan saja Nicholas terus berbicara meski dicueki terus.

"Ayo, Claraaa. Atau aku ceburin kamu ke kolam?"

Clara mengangkat bahunya malas. Ia tahu Nicholas itu orangnya nekat, tapi semoga ia tidak benar-benar dice--

"EH, NIC! LO APA-APAAN SIH?!" pekik Clara kaget karena tiba-tiba tubuhnya diangkat, dan Nicholas langsung membawanya menuju kolam. Tanpa aba-aba, Nicholas langsung menceburkan Clara dalam kolam renang.

Terdengar suara tawa semua orang di situ, menertawakan Clara yang nyaris megap-megap karena tubuhnya tiba-tiba melayang di air. Bahkan suara tawa paling kencang adalah milik Nicholas. Pria itu tanpa rasa bersalah bahkan sampai memegangi perutnya.

Clara malu, ingin marah di hadapan semua orang. Ia naik ke tepi, dan mengabaikan uluran tangan Nicholas yang hendak membantunya. Tangan Clara terkepal ingin sekali meninju wajah Nicholas yang justru menatapnya dengan cengiran dan tanpa rasa bersalah. Namun Clara urung melampiskan amarahnya, lantas mengambil tasnya dan pergi dari sana. Mengabaikan panggilan Nicholas.

***

Clara memeluk tubuhnya sendiri karena menggigil kedinginan lantaran kondisinya basah. Apalagi dress yang ia kenakan menampakkan seluruh lengan dan bahunya.
Berkali-kali Clara menghubungi Bimbi, namun tak ada jawaban. Ia ingin asistennya itu menjemputnya, karena tadi Clara pergi bersama Nicholas yang mengendarai mobilnya sendiri. Entah kenapa di area perumahan tempat diadakan pesta temannya Nicholas, sulit sekali menemukan taksi bahkan Gocar.

Pada akhirnya Clara berjalan tak tentu arah, menjauhi rumah pesta tersebut. Tak ingin jika Nicholas malah menemukannya. Ia sangat benci pria itu. Sungguh-sungguh benci. Namun, Nicholas menyimpan sesuatu yang membuat Clara terus terjerat dalam talinya. Membuat Clara bingung harus bagaimana lepas dari pria itu.

Shoulder to Lean On (END)Where stories live. Discover now