BAB 8

3.4K 433 12
                                    

IMPRIMARE

Typo. Boys Love. CHANBAEK
••

"Maaf."

Dalam sepuluh menit terakhir, itu adalah kata pertama yang ada dalam mobil ini. Chanyeol mencuri pandang pada Baekhyun yang diam.

Ia tak pernah meminta maaf, bahkan pada orang yang pernah dipukuli atau sengaja dijahili di kampus. Tak pernah sekalipun. Batinnya, mereka memang pantas menerima hukuman setelah apa yang mereka lakukan. Memang agak keterlaluan kadang, tapi Chanyeol dan teman-temannya berpuas hati.

Baekhyun menghela napas keras, setelah lama berpikir akhirnya ia menatap Chanyeol, "Entahlah, aku sangat sakit hati. Hingga tak tahu harus berkata apa."

Chanyeol berdehem, "sejujurnya penyiraman air pel itu bukan ide ku, itu ide Taemin karena dihukum akibat ketahuan memukuli Lucas. Aku tidak tahu jika kau sedang sakit lalu pingsan."

Mungkin itu adalah kalimat paling panjang dari Chanyeol untuk Baekhyun.

"Kenapa kau menolongku?"

Chanyeol mengendikkan bahu, "... kasihan?"

Baekhyun berdecih pelan, mengalihkan pandangan pada deretan gedung bertingkat yang tersapu sinar mentari, "Sunbae, kau tidak perlu kasihan padaku. Aku tidak membutuhkannya."

Mereka terdiam. Lagi.

Chanyeol merasa gelisah ketika melihat Baekhyun yang makin muram, lelaki itu hanya diam dengan wajar datar. Ia tak suka. Lebih baik ketika mereka berdebat untuk masalah tak penting.

"Jangan lupa, kembalikan baju ku setelah kau cuci bersih," Chanyeol mengigit bibirnya. "Dan, jangan gunakan pakaian semacam kemeja yang tipis seperti siang tadi."

Dahi berkerut bingung, "memang kenapa? Aku suka bajuku."

"Pokoknya jangan! Dan satu lagi, jangan pernah pakai lipbalm atau semacamnya."

Wajah Baekhyun memerah, ia menatap panik pada Chanyeol, "d-darimana kau tahu?"

"Aku melihat isi tasmu saat membereskannya."

Wajah manis kian memerah, "s-siapa yang mengganti bajuku? Bukan kau 'kan?"

Kini bukan hanya Baekhyun yang tersipu, namun Chanyeol juga. "Aku menutupinya dengan jaket. Aku tidak melihat apapun."

Baekhyun mendengkus keras. Rasanya sangat malu dan entahlah, ia tak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya.

Park Chanyeol,  sialan!

Beruntung rumah Baekhyun sudah nampak dalam beberapa meter. Niatnya Baekhyun akan segera keluar dan menyuruh Chanyeol untuk segera enyah dari rumahnya, namun ketika melihat sang ibu yang tengah duduk di teras membuatnya mengerang frustrasi.

"Oh, ini Chanyeol, ya?"

Lelaki jangkung itu membungkuk hormat, jauh berbeda dengan tampang kurang ajar yang kerap Baekhyun lihat di kampus.

"Ya, Nyonya. Saya Park Chanyeol."

Wanita paruh baya itu tampak gembira, ia segera membuka pintu lebih lebar, "masuklah dulu, aku punya beberapa kue kering buatanku." Ia lalu beralih pada Baekhyun yang terlihat berbeda, pakaiannya yang besar dan wajah kesal yang sedikit merona. "Baekhyun, kau baik? Apa kau masih pusing?"

"Ibu, aku ingin segera tidur. Kepalaku sangat pusing."

Ibu Baekhyun mengangguk. Tak bertanya jauh karena melihat sang anak yang terlihat lelah.

Chanyeol mengusap rambutnya pelan, tersenyum canggung. Sementara Baekhyun telah masuk lebih dulu, naik ke lantai atas menuju kamarnya.

"Makanlah," ucap Ibu Baekhyun, ia juga membawa secangkir teh hangat sebagai pendamping.

IMPRIMARE [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang