Yang Menjadi

1.4K 93 0
                                    


Jangan lupa vote okay?
Sama komen soalnya bacain komen tuh mood bgt

.



.







"Udah berapa bulan?"

"Jalan lima"

"Lo..... Baik?" Zas menggelengkan kepalanya pelan, ia menunduk terus sejak bertemu Langit.

"Sakit banget ya?" Langit langsung memeluk tubuh Zas dan begitu Langit menggapainya tubuh Zas langsung luruh di pelukannya. Zas menangis meraung raung, berteriak kencang di dalam pelukan Langit.

"Gua pengen mati Ngit! Gua hidup tapi jiwa gua udah pergi. Gua gak punya semangat hidup, tiap menit otak gua selalu ngerencanain cara biar bunuh diri! Gua nyoba tetep tegar dengan gak banyak bicara tapi orang-orang malah ngira gua baik baik terus.... Gua mau berhenti aja"

Bersama sahabatnya juga sahabat Lev dahulu, Zas menangis tak karuan. Ia baru bisa terbuka ketika ada seseorang dari masa lalunya datang.

Tadi. Xavier sudah menawarkan tumpangan untuk kemakam Lev tapi Yola, mamah Xavier bilang

"Zas sama supir aja, kamu kan buru-buru ya udah sana pergi. Lagian Zas kan lagi hamil gak baik naik motor kena angin" begitu kata mamah Xavier. Tapi apa?! Wanita rubah itu mengingkari ucapannya! Dia tidak mengizinkan Zas menggunakan apapun yg ada di rumah itu!

Alhasil Zas nekat berjalan kaki dari rumah kearah pemakaman. Sampai disana dia bertemu Langit yg juga baru sampai sana.

Berjam-jam waktu mereka habiskan di depan makam Lev dengan Zas yg menangis menceritakan kronologi kejadian kenapa dia bisa disini, dalam keadaan hidup setelah di kabarkan meninggal dan... Hamil.

Langit membawa Zas kedalam mobilnya. Langit yg memiliki sifat irit bicara, tak bisa di tebak, tak tersentuh, sifatnya sama dengan Zas. Sangat sama. Setelah mendengar keseluruhan cerita Zas lelaki itu ikut menangis.

Mungkin, Langit tak akan seiba ini jika itu orang lain tapi ini Zas, gadis 17 tahun yg di kabarkan hilang setelah mobilnya mengalami kecelakaan, ternyata gadis itu masih hidup setelah koma berkepanjangan dan lagi, dia sedang hamil karena di perkosa oleh lelaki yg menabrak mobilnya kala itu.

Bertubi-tubi sudah.

"Gua mau ikut Lev" kalimat itu yg terus menerus Zas ulang. Setiap kalimat itu terulang ada sayatan yg menggores hati Langit. Sebegitu putus asanya seorang Zas sampai selalu ingin mati, sehancur dan serapuh itu kah Zas sampai jalan kematian yg hanya mampu menuntaskan seluruh kesakitan dunianya?

"Zas, masi ada gua, lo jangan pernah mikir buat ngakhirin hidup lo. Gua ada disini. Di depan lo lagi meluk lo saat ini dan gak akan pernah ninggalin lo. Gua disini Zas buat lo"
Langit mengeratkan pelukannya, meyakinkan Zas agar tidak putus asa. Ia sudah kehilangan sahabatnya dan ia tak ingin kehilangan wanita yg dulu saat SMA pernah mengisi seluruh hatinya.

"Gua juga kanker darah stadium dua akhir"

"Dokter bilang ini bakal sembuh kalo gua langsung kemoterapi tapi kemoterapi gak bisa di lakuin karna gua lagi hamil, janinnya bakal gugur"

"Gua harus nunggu setelah anak ini lahir dan itu pun gua harus nunggu lagi karna gua baru selesai lahiran. Gua mau jadi ibu yg baik buat dia, gua mau kasi ASI gua buat dia

Tapi gua cape nahan semuanya Ngit! Gua cape nahan ini semua! Gua pengen udahan aja! Gua gak kuat nahan sakit lagi!"

Langit kembali memeluk Zas, dia baru tahu jika Zas mengidap kanker darah. Ini kenyataan paling sakit di balik layar yg di perlihatkan semesta pada Langit.

XAVIER (END)Where stories live. Discover now