Pada

1.4K 85 3
                                    

Jangan lupa vote okay?
Sama komen dong soalnya mood bgt bacain komen

.

.

Tidak seperti biasanya, Xavier bangun lebih awal dari pada Zas. Dia sudah menyiapkan makanan meskipun hanya telur setengah matang yang tengahnya sudah pecah, tapi tak apa rasanya pasti enak apa lagi membuatnya kan dengan penuh cinta.

Tak tanggung-tanggung Xavier bangun jam lima pagi, usai memasak sarapan untuk Zas, dia menyempatkan diri membersihkan rumah yang sudah beberapa hari tidak di bersihkan oleh Zas karena wanita itu tidak keluar dari dalam kamar.

Xavier juga sudah mencuci pakaian, menjemurnya di samping rumah, mencuci piring, juga sudah menyikat kamar mandi soalnya dia takut jika Zas terpeleset di kamar mandi karena lantainya licin.

Lelaki itu mengecek Zas ternyata wanita itu masih tertidur dengan selimut yang masih menyelimuti seluruh bagian tubuhnya, ketika melihat Zas tertidur rasanya ada sebuah perasaan tenang dan damai di dalam hatinya, kadang ia suka bertanya tanya apakah benar Zas adalah jodohnya? Atau apakah benar Zas adalah rumah untuk dia pulang?

Hari ini Xavier bekerja tapi masuk nanti siang jadi dia bisa membereskan semua ini.

Kalau boleh jujur dia sangat bersyukur punya wanita seperti Zas. Saat Zas hamil dia sangat jarang menyidam, terkadang Xavier sampai heran sendiri apakah semua wanita hamil semandiri Zas?

Hal yang paling sulit Xavier kabulkan saat Zas nyidam waktu itu adalah nyidam makan buah-buahan. Sebenernya itu hal yang sangat mudah di wujudkan tapi saat itu Xavier tidak memiliki uang sepeser pun jadi sangat sulit untuk mengabulkannya.

Jangankan untuk beli buah, untuk makan sehari-hari saja Xavier kelabakan pinjam uang sana sini. Syukurnya waktu itu Eza datang berkunjung kerumah dan membawa buah tangan yaitu beberapa pag buah-buahan.

"Ngapain lo liatin gua?!" Sentak Zas, asik melamun sampai sampai Xavier tidak sadar jika Zas sudah bangun.

Wanita itu langsung bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi, masih tanpa mengenakan baju alias telanjang bulat. Soal Xavier? Dia sudah terbiasa melihat Zas seperti ini, tidak! Sebenarnya tidak terbiasa tapi harus dibiasakan 'kan?

Zas memang tidak mempermasalahkan keberadaan Xavier jika dia sedang memakai baju sehabis mandi atau membuka baju karena gerah, ia tida masalah toh Xavier juga sudah melihat seluruh tubuhnya sampai ia hamil begini.

"Gua udah siapin sarapan, rumah juga udah gua beresin jadi nanti gak usah beres-beres lagi" Xavier sedikit berlari menghampiri wanita itu yg kesusahan berdiri karena mengambil baju yang kebetulan letaknya di rak bawah.

"Gak mandi dulu?" Tanya Xavier

"Gak"

"Kayanya anaknya cowo deh, soalnya gua pernah denger kalo ibunya jarang mandi pasti anaknya cowo tapi kalo ibunya rajin apa apa pasti anaknya cewe" terawang Xavier, ia memang sering mendengar terori itu di kalangan masyarakat.

"Maksud lo?!" Sumpah Zas ingin menjambak rambut lelaki ini sekarang juga, bisa-bisanya dia bilang seperti itu padahal Zas hanya tidak mandi hari ini saja itupun karena dia merasa tidak enak badan.

"Ya... Ya gapapa cuman nebak aja" Zas hanya diam tidak menatap atau berbicara padanya, dia tahu jika wanita ini sedang marah tapi dia tidak tahu jika wanita di hadapannya itu sudah ingin pingsan sekarang juga.

Zas duduk di kasur, badannya lemas semua bahkan untuk duduk seperti ini saja rasanya ingin jatuh, pandangannya tidak buram tapi menguning, darah seperti tidak mengalir di tubuhnya. Apa?! Darah?! Ah, memang ini yg akan terjadi jika Zas tidak ganti cuci darah.

XAVIER (END)Where stories live. Discover now