Her Taste

3.7K 345 35
                                    

"Disini kamar mu." Tzuyu membuka pintu ruangan penuh debu yang sudah lama tidak ditempati ataupun tersentuh manusia selama bertahun-tahun lamanya.

"Maaf aku tidak sempat membersihkannya. Karena ini diluar dugaan ku."

Ya, sang pelayan mengira jika Dahyun telah disantap oleh majikannya, jadi dia tidak perlu untuk menyiapkan kamar untuknya.

"Gwenchana, apa aku boleh meletakkan pakaian di lemari ini?" Tanya Dahyun, sambil memeriksa isinya.

"Kau boleh menggunakan seluruh fasilitas yang ada disini. Semuanya milikmu." Jelas Tzuyu.

"Lalu bagaimana dengan tugas ku disini?"

"Besok pagi kau bisa mulai membersihkan seluruh rumah ini beserta isinya."

"Uhmm... Anu.. Bagaimana dengan bayarannya?"

"Tidak perlu khawatir. Kau akan dibayar tiga juta won per hari. Apa itu cukup?"

Dahyun mengeguk salivanya, baginya uang sebanyak itu lebih dari cukup untuk mencicil hutangnya. Jika ia bisa bekerja lebih lama disini mungkin dirinya akan segera terlepas dari jeratan hutangnya dan juga cepat kaya.

"Ghamsahabnida Tzuyu-ssi. Itu sudah cukup bagiku."

"Satu saran dariku. Sebaiknya kau bersembunyi dan mengabaikan suara yang kau dengar pada malam hari."

"M-memangnya kenapa?" Tanya Dahyun sedikit takut.

"Bukan apa-apa, semoga kau dapat bertahan lebih lama disini. Jika ada pertanyaan, kau bisa memanggilku."

"Aku mengerti." Jawab Dahyun.

*Klap

Tzuyu langsung menghilang dari balik pintu setelah memberi nasihat padanya.

Dahyun mulai membersihkan seluruh debu pada ruangan ini menggunakan kemoceng yang berada di samping lemari. Ia bersenandung kecil untuk menghilangkan rasa takutnya pada tempat menyeramkan ini.

Perkataan Tzuyu sebelumnya terus menghantuinya, ia sangat penasaran dengan apa yang dimaksud olehnya. Kenapa dirinya harus bersembunyi? Memangnya bersembunyi dari siapa?

Apa mungkin Tzuyu hanya menakut-nakutinya saja agar dirinya merasa tidak betah tinggal disini?

"Ah aku tidak boleh percaya begitu saja pada ucapan orang lain."

🦇🦇🦇

Sana pov

Ku pandangi perapian di depanku sambil menikmati secangkir darah yang dipasok dari rumah sakit. Rasanya sungguh hambar dan tidak begitu segar karena terlalu lama di awetkan.

Seandainya saja gadis itu tidak memiliki bau namja pada tubuhnya, aku pasti sudah menghisap habis darahnya hingga tidak tersisa.

*Pyar!

*BLAR

Kobaran api didepanku semakin membesar saat ku lempar cangkir itu pada perapian.

"Agassi, aku sudah mengantar maid itu ke kamarnya." Ucap Tzuyu tiba-tiba muncul dari balik kegelapan.

"Kerja bagus, kemarilah..." Aku mengisyaratkannya untuk duduk dipermadani sementara kepalanya diletakan diatas pangkuanku.

"Sudah lama aku tidak memanjakan mu." Kataku sambil mengelus lembut surai hitam indahnya.

Tzuyu memejamkan matanya diatas pangkuanku dengan nyaman. Ku sibak rambutnya kebelakang telinga. Menyentuh urat leher yang pernah menjadi bagian favorit ku saat dirinya masih menjadi manusia biasa.

MY MISTRESS (SAIDA) ENDWhere stories live. Discover now