IV

1.5K 287 16
                                    

Bibir Jaejoong menyunggingkan senyum ketika Karam datang ke kediamannya membawa seorang perempuan yang dipersembahkan untuk dirinya.

"Nah, apakah kau rela aku tidur dengan perempuan itu? Mungkin dia akan melahirkan anak-anak untukku. Jika aku punya anak, waktu untuk memperhatikanmu tidak akan ada lagi dimasa depan." Jaejoong menuang teh, menyesapnya perlahan sambil menyaksikan ekspresi kesal adiknya

Seperti yang Jaejoong duga, Karam menggigit kuku jarinya, mengusir pelayan dan perempuan yang hendak dipersembahkan pada Jaejoong. Karam maju, tangannya terjulur untuk menyentuh dagu sang kakak, dengan ibu jarinya ia mengusap bibir kenyal yang membuatnya iri-iri karena tidak bisa mencicipinya

"Jika jenderal jahat itu membuahimu, kau juga akan memiliki anak darinya!" Suara Karam penuh kebencian tetapi matanya penuh pemujaan ketika sepasang mata jernih milik kakaknya balas menatapnya.

"Nah, kau mulai bersikap tidak sopan padaku." Jaejoong mengingatkan.

"Kenapa bukan aku yang menikahimu?"

"Kau adikku."

"Aku tidak mau menjadi adikmu! Aku ingin menjadi milikmu! Kakak..." Karam meraih tangan kiri Jaejoong, meletakkan kedadanya. "Cintai aku, ku mohon..."

Jaejoong tersenyum, menarik Karam ke dalam pelukannya, mengusap punggung Karam dengan lembut sebelum memukul leher Karam dengan kuat, membuat pemuda yang mirip Jaejoong tersebut pingsan.

Seorang berpakaian serba hitam melompat dari atap dan berlutut di samping kursi yang Jaejoong duduki.

"Antar Karam kembali ke kediamannya! Lain kali jangan biarkan dia mengganggu waktu minum tehku!" Tatapannya dingin dan tajam tanpa seperti menyimpan kebencian yang dalam.

"Baik Yang Mulia..."

❤️❤️❤️❤️❤️

"Kau yakin?"

"Ya." Jawab Jaejoong.

Sang Raja menghela napas panjang. Putranya ini berbeda dengan anak-anaknya yang lain yang mencintai kemewahan. Begitu tegas dan keras kepala, gigih dalam memperjuangkan apa yang dipercayai dan diinginkannya.

"Jika saja ibumu masih..."

"Jika saja Ayah tidak terlalu memanjakan diri dalam nafsu, maka ibuku tidak akan mati muda!"

Sang Raja menelan ludah. Anaknya ini yang memiliki mata seindah mutiara dan sebening kristal menatapnya seolah-olah sedang mengarahkan pedang ke lehernya.

"Nak, menikah secara militer, apakah jenderal Yunho rela menjadi istrimu?"

"Apapun posisinya dalam catatan pernikahan kerajaan, entah istri atau suami, tetap aku yang akan melahirkan anak. Apa bedanya?"

"Jika itu kemauanmu. Tetapi adikmu, Karam, dia memohon padaku untuk membatalkan pernikahanmu dengan jenderal Yunho bahkan mengancam akan bunuh diri." Ucap sang Raja, "Bagaimana..."

"Jika dia berkeras untuk mati, aku bisa menyajikan racun untuknya." Tidak ada yang berani memotong ucapan seorang raja, kecuali Jaejoong.

"Karam sangat menyayangimu."

"Apakah Ayah buta?" Tanya Jaejoong, "Perasaan Karam padaku tidak normal. Perasaannya sakit. Tidak ada adik yang menyimpan keinginan meniduri kakaknya sendiri."

Sang Raja tidak membantah, tidak bisa. Anaknya benar-benar galak dan berdarah dingin seolah-olah mereka bukan ayah dan anak tapi musuh di Medan perang.

"Baju pernikahan telah selesai dijahit. Karena kau berkerang melakukan pernikahan secara militer aku akan membicarakannya dengan kakekmu-perdana menteri dan ayah mertuamu-jenderal Jung senior."

"Ya."

"Kau tahu siapa yang akan melanjutkan tahta setelah pria tua ini mati, kan? Jika kau tidak berniat menanggungnya maka segeralah lahirkan calon raja."

"Kalaupun aku melahirkan anak sekarang ia akan dewasa 18 tahun lagi, apakah Ayah pikir selama itu tidak akan ada yang berani melakukan makar?" Jaejoong mencibir.

"Kakek mu perdana menteri, suami dan mertuamu sama-sama jenderal dengan ribuan pasukan. Apa yang kau takutkan?"

"Musuh dalam selimut." Jawab Jaejoong.

Raja terdiam. Dengan banyaknya anak yang ia miliki, rasa iri dan dengki pada sesama saudara bisa menimbulkan petaka berdarah yang tidak hanya akan mengguncang istana tetapi juga negara.

❤️❤️❤️❤️❤️

"Tidak akan ada kamar pernikahan jika pernikahan di lakukan di camp militer milik Yunho, Yang Mulia." Jenderal Jung senior yang dipanggil sang raja akhirnya mengemukakan pendapatnya saat Raja menyampaikan keinginan calon menantunya untuk menikah secara militer.

"Dengan tempramen kedua anak itu, bahkan tumpukan rumput jerami sudah bisa memuaskan keinginan mereka akan ranjang pernikahan. Jangan terlalu memikirkannya Jenderal." Sang raja meminum tehnya, "Bagaimana menurutmu, Ayah?" Raja menatap perdana menteri. Meskipun ibu Jaejoong sudah meninggal tetapi karena pengaruhnya yang besar, Raja tetap memanggil ayah pada perdana menteri.

"Pangeran Jaejoong sangat gigih dan keras hati. Mari biarkan jenderal Yunho menyiapkan urusan kamar pengantin."

"Pilihan yang bijaksana. Jika Jaejoong tidak menyukai pilihan Yunho mereka akan bertarung dan berkelahi. Aku benar-benar ingin melihat putramu menjinakkan putraku, Jenderal." Sang raja tersenyum tulus pada jenderal Jung Senior yang diam-diam berkeringat dingin dipunggungnya.

❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️

Terima kasih yang sudah memberikan vote & komen. Kalau sempat Yuuki akan membalas komen-komennya.

Jaga kesehatan 😊

❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️

10.13 WIB, 28/02/2022

NaraYuuki

Selir Pangeran Jaejoong ✔️Where stories live. Discover now