Chapter 35

920 102 12
                                    

Aku tidak bisa membujuknya. Maaf.
Temari, Kankuro. Aku sangat mengerti dengan ke-khawatiran kalian. Setiap era kepemimpinan, hal seperti ini pastilah ada. Anggap saja ini masalah berat pertama yang harus dilaluinya. Aku juga akan membantu kalian menjaga Kazekage sampai ujian Chunnin selesai.

Jadi, bagaimana kalau kita mempercayakan semuanya kepada Gaara?

Itulah yang dikatakan (Name) kepada Kankuro dan Temari. Dia tidak bisa berbuat banyak karena ini menyangkut harga diri seorang Kazekage. Gaara, ingin menyelesaikan semuanya agar di masa depan ia bisa tenang menjalankan tugasnya. Desa harus bersatu untuk melawan musuh yang ada.

Berkat mulut manisnya yang berkata akan menjaga dan menemani Kazekage, (Name) berakhir dengan berdiam diri di ruangan Gaara. Lelaki itu dengan tenang mengerjakan tugasnya. Ia kira Gaara akan mengamati secara langsung ujian Chunnin turun ke lapangan. Ternyata matanya lebih mampu mengatasinya.

Sekali lagi, (Name) menguap kebosanan. Dirinya tidak terbiasa dengan ini. Biasanya orang-orang yang berada dalam perlindungannya lebih petakilan karena benci dijaga oleh seorang gadis—Ah, (Name) bukan gadis lagi.

(Name) menarik napas tanda kebosanan. “Kalau kau hanya merutuk dalam hati, itu tidak menyelesaikan apapun. Karena aku tidak mendengar apapun.” (Name) tersentak mendengar cercaan Gaara.

Ia tersenyum manis dengan mata memerah, “Semua orang ternyata bisa membaca raut wajahku. Tapi, kau benar aku kebosanan. Kau seharusnya diam, mengamati ujian secara langsung dengan mata lainmu dan berbicara kepadaku.” Beginilah sifat (Name). Kecanggungan yang terjadi akibat pembicaraan lalu antara dirinya dan Gaara terhapus begitu saja. Entah karena dia tidak peduli atau memang dia melupakan begitu saja pembicaraan mereka. We never know.

“Pergilah ke dapur dan buat minumanmu sendiri. Matamu sudah mengatakan semuanya.” Gaara mendengus menatap (Name) yang sangat menyedihkan baginya.

Ha’i” (Name) menurut kali ini.

...

Dengan mata memerah (Name) mengamati dapur kantor Kazekage yang terbilang lengkap. Dia dengan cepat berusaha membuat minuman penyegar agar bisa kembali ke dalam ruangan.

“Uwah.. aku tidak menyangka dapur Kantor Kazekage akan selengkap ini.” Awalnya (Name) mengabaikan ucapan tersebut.

Tapi ia menukik alisnya, (Name) seperti pernah mendengar suara ini. Matanya membulat lucu ketika berbalik melihat orang yang berbicara tersebut. “O-kumura Rei?” pantas saja suaranya terdengar tidak asing. (Name) pernah bertemu orang ini.

“Kenapa kau bisa berada di Desa Sunagakure?” cercaannya hanya dibalas dengan senyum lebar dari daimyo tersebut.

‘Ada apa dengannya?’

“Aku sedang berjalan-jalan saja.” Balasan singkat tersebut membuat (Name) menyipitkan mata. “Dan juga, (Name)! Kenapa kau bisa berhubungan dengan banyak laki-laki.”

(Name) mengerjapkan mata dan sedikit blank saat mendengar pernyataan dari Rei. Dia mendekat kepada Rei lalu, “Maksudmu apa berhubungan dengan banyak lelaki?” pungkas (Name) marah mencengkeram kerah baju lelaki tersebut.

Baka! Kalau bukan berhubungan dengan banyak lelaki, aku harus menyebutnya apa?” keratan di kerah baju terlepas begitu saja, Okumura Rei menatap (Name) yang memucat dengan nelangsa, “Apa kau benar-benar tidak sadar? Semua orang yang dekat denganmu sudah bergantung kepadamu? Ternyata memang seharusnya aku mengasihani orang-orang yang berada di sekitarmu” Rei menganggukkan kepala tanda mengerti.

The Truth (Uchiha Itachi x Reader)Where stories live. Discover now