02

39 27 38
                                    

Hari ini adalah hari senin yang cerah, karena dipagi hari ini saja langitnya sudah sangat biru. Tapi tidak sedikit juga orang-orang yang mengeluh karena pagi ini terlalu panas dan cerah, mereka mengeluh karena sebagian dari mereka akan melakukan upacara bendera disekolahnya.

Seperti yang dilakukan Arleta pagi ini, gadis itu sangat malas berangkat kesekolah karena sudah melihat matahari yang sangat terik dipagi hari. Bahkan kakak-kakak Arleta dari tadi sudah menyuruh Arleta untuk segera bersiap dan berangkat sekolah, tapi Arleta hanya iya-iya saja.

"Lo mau berangkat sekolah ga si?" Tanya seseorang yang muncul dari balik pintu kamar Arleta, itu Angga.

"Bareng sama lo ya?" Tanya Arleta yang mengembangkan senyumnya. "Tapi bukanya mulai hari ini siswa full masuk sekolah kan?" Lanjut Arleta sambil memakai sepatunya.

"Emang"

Arleta menggela napasnya yang membuat Angga bingung. "Gue males banget tau ketemu sama temen-temen lo" Ucap Arleta lalu berdiri setelah menggunakan sepatunya. "Temen-temen lo aneh semua, apalagi yang namanya Arden itu" Lanjutnya sambil melirik kearah Angga.

"Halah, ntar juga lo suka sama dia" Ucap Angga sambil pergi dari kamar Arleta untuk menuju meja makan.

"GA MUNGKIN!" Ucap Arleta lalu berjalan keluar dari kamarnya untuk menyusul kakaknya yang sudah turun kebawah untuk sarapan.

Hari ini keluarga Arleta lengkap, ada Mama dan Papa Arleta yang baru saja pulang dari Bandung kemarin minggu. Jadi diruang makan sekarang sudah ada Mama, Papa, Arka, Angga dan Arleta. Sungguh, Arleta sangat menyukai jika keluarganya bisa selalu berada dirumah setiap hari, tapi Arleta tidak akan pernah bisa memaksakan kedua orang tuanya untuk selalu menetap dirumah, karena mereka juga pasti mempunyai urusannya masing-masing, sama seperti Arleta yang juga mempunyai urusan sendiri. Tapi Arleta kadang merindukan pelukan dari kedua orang tuanya, jika Arleta merindukan pelukan dari kedua orang tuanya, Arleta akan meminta Arka atau Angga untuk memeluknya, meski kadang Angga merasa sangat malas untuk memeluk Arleta, tapi tetap saja Angga sangat menyayangi adiknya itu.

"PAGI MAMA, PAPA, KAK ARKA!" Teriak Arleta saat sampai diruang makan, membuat Mama dan Papa menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah tidak heran.

"Pagii sayang" Saut Mama dan Papa berbarengan.

"Lo ngga ngucapin selamat pagi buat gue?" Tanya Angga sambil memasang wajah yang sok sedih.

"Males"

"Dih, ga usah berangkat bareng gue klo gitu" Ucap Angga sambil memakan makanan yang ada dihadapannya.

"Baperan" Ucap Arleta lalu duduk dikursi samping kursi milik Angga.

"Sudah-sudah, makan dulu makanannya" Ucap Anggi sambil tersenyum lalu memberikan nasi dan meletakkannya diatas piring milik Arleta.

Anggi sebenarnya adalah seorang ibu yang sangat baik kepada anak-anaknya. Anggi juga tidak pernah membanding-mandingkan anaknya, seperti Arka, Angga ataupun Arleta, dimata Anggi semua anak-anaknya sama saja. Anggi tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk harus bisa seperti ini atau seperti itu, karena Anggi pernah mengatakan seperti ini 'Lakukan hal semau kalian, tapi jangan sampai hal itu membuat kalian rugi sendiri' Tapi setelah Anggi mengatakan hal itu, dengan entengnya Arleta menyaut seperti ini 'Berarti klo ruginya ngajak-ngajak ga apa-apa Ma?' Jelas saja semua yang ada diruang tamu tertawa. Tapi Anggi tetap menanggapinya dengan senyuman.

Arleta masih sangat-sangat bersyukur karena masih diberikan keluarga yang lengkap, ya meski kedua orang tuanya masih sering keluar kota untuk mengurusi pekerjaannya dan meninggalkan Arleta dirumah bersama kakak-kakaknya, Arleta tidak pernah sedikitpun untuk memaksa kedua orang tuanya berhenti bekerja atau bekerja saja dirumah. Jika dilihat-lihat, banyak orang ingin hidup seperti Arleta, mempunya rumah mewah, harta yang berlimpah, orang tua yang baik dan dikelilingi oleh kakak-kakaknya yang penyayang. Ya siapa sih yang tidak ingin seperti Arleta, tapi yang namanya hidup, pasti mempunyai sisi pahitnya dan Arleta punya itu.

School 2022Where stories live. Discover now