05

3 0 0
                                    

Pagi ini cuacanya lumayan mendung, awan-awan mulai gelap menandakan akan turun hujan nanti. Angin telah berhembus lumayan kencang membuat suasana semakin dingin. Banyak orang sudah mulai terburu-buru untuk sampai ketempat tujuannya agar tidak kalah cepat dengan turunnya air hujan.

"Pak bisa cepet dikit ngga? Sekolah saya 5 menit lagi tutup nih" Ucap seorang gadis yang sedang berada didalam mobil. Ia bingung apa yang harus ia lakukan agar sampai disekolah sebelum gerbang ditutup.

"Sabar ya non Arleta, ini agak macet jalannya" Ucap seorang supir kepada seorang gadis yang tidak lain bernama Arleta.

Ya, Arleta tadi bangun sekitar pukul 6 lebih, dengan alasan 'Hawanya enak banget buat tidur' hingga Arleta ditinggal oleh Angga yang sudah berangkat sejak pagi tadi bersamaan dengan Arka yang juga berangkat ke kampus pagi-pagi sekali karena adanya urusan. Jadi Arleta tinggal sendiri dirumah.

Arleta sudah pasrah sekarang, karena jam sudah menunjukkan pukul 07.20 yang artinya gerbang sekolah sudah ditutup 5 menit yang lalu, sedangkan Arleta saja baru sampai hingga membuat Arleta bingung apa yang harus ia lakukan agar dapat masuk kedalam sekolah tanpa memanjat pagar.

"Gimana caranya biar gue bisa masuk coba?" Tanya Arleta kepada dirinya sendiri. "Mana disini gue doang lagi yang telat" Lanjutnya sambil celingak-celinguk melihat sekeliling.

Agak lama Arleta berdiam didepan pagar sekolah, hingga akhirnya ia menyerah dan memilih untuk pergi dari pagar depan menuju pagar belakang sekolah.

"Manjat aja elah kelamaan banget gue nunggu pager depan dibuka" Ucap Arleta sambil berancang-acang siap untuk memanjat pagar belakang sekolah.

Hingga saat sampai diatas pagar, Arleta sedikit berhenti karena kelelahan. Pagar belakang sekolah itu memang tidak tidak terlalu tinggi tapi jika dipanjat ya cukup menguras tenaga karena tidak ada pijakan kakinya.

"Turun lo!"

Ucapan seseorang membuat Arketa terjingkrak kaget dan hampir membuatnya ingin jatuh kebelakang, tapi itu hanya hampir jika Arleta tidak dengan sigap berpegangan pada pagar.

"Turun" Ucap orang itu lagi.

"Ck!" Arleta berdecak kesal karena aksinya ketahuan dengan seseorang yang sangat aneh bagi dirinya. "Lo jangan liatin gue! Liat sana!" Lanjutnya sambil menyuruh orang itu untuk menghadap kearah kanan.

"Ngapain?"

"Ck! Bego" Ucap Arleta pelan, tapi sepertinya orang itu masih tetap bisa mendengarnya. "Gue pake rok, lo ga boleh liat" Lanjut Arleta membuat orang itu memutar bola matanya malas dan memalingkan pandangannya kearah lain yang disuruh Arleta tadi.

Bruk...

Arleta sampai ditananh dengan selamat tanpa terjatuh, tanpa luka juga.

"Ikut gue" Ajak orang itu lalu pergi meninggalkan Arleta.

"Hah? Kemana kak?" Tanya Arleta bingung, tapi Arleta juga telah menduga jika dirinya akan dihukum oleh kakak kelas yang sangat aneh ini. 'Sial, kenapa waktu gue telat, malah dia yang lagi jaga. Coba aja kalo kak Angga, pasti gue bisa lolos sekarang' Ucap Arleta dalam hati sambil berjalan mengikuti langkah orang itu akan membawanya.

Arleta mengikuti kakak kelasnya itu yang entah Arleta sendiri akan dibawa kemana dirinya sambil menundukkan kepalanya saat melewati pinggir lapangan futsal, karena disana sudah banyak anak yang sedang praktek olahraga.

"Bukanya itu kak Arden?"

"Iya itu kak Arden, dia sama cewe dibelakangnya siapa sih?"

"Bukanya cewe itu yang kemarin ditolongin sama kak Arden ya?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

School 2022Where stories live. Discover now