05

945 171 173
                                    

|Kalau ada yang typo tolong kasih tahu ya gaess!|

♡Happy reading♡

~o0o~



"Heh! Lepasin!" Wendy menepis tangan Kaisar saat mereka sudah jauh dari orang-orang. Kaisar tadi menariknya pergi ke taman sekolah yang cukup sepi. "Ngapain sih? Bikin ribut tau gak?"

"Lo itu tunangan gue!" Sergah Kaisar.

"Gue gak kenal sama lo!" Wendy memalingkan wajahnya.

"Makanya, ayo kenalan..." kata Kaisar. Intonasi bicaranya merendah. Tidak seperti sebelumnya yang terdengar penuh emosi. "Gue, Kaisar Agara. Tunangan lo."

"Calon."

"Iya, calon tunangan lo." Ralat Kaisar.

"Yaudah, masih 'calon' kenapa ribut-ribut sih? Gue suka sama orang lain. Gue bakal batalin pertunangan ini!" Kaisar tertegun mendengar kalimat Wendy. Gadis itu benar-benar jujur

Atensi Wendy kini tertuju pada sebuah pohon Bougenville yang ada di depan mereka.

"Nama lo?" Kaisar kembali bersuara.

"Wendy Dananjaya." Jawab Wendy tanpa menatap Kaisar.

"Kalo lagi ngobrol itu liat lawan bicara nya, jangan liat yang lain--"

Greb!

Tiba-tiba Wendy menarik dasi Kaisar, seketika jarak keduanya terpangkas sangat banyak. Jarak wajah mereka bahkan hanya beda sejengkal. Wendy menarik satu sisi sudut bibirnya, memamerkan smirk -nya.

Terlalu dekat....
Kaisar menahan nafasnya. Ia lalu menundukkan kepalanya.

Wendy tersenyum melihat reaksi Kaisar. Ia lalu melepaskan genggamannya dari dasi Kaisar. "Seandainya tadi gue cium lo. Lo bakal ngapain?"

Kaisar merapihkan dasinya. Pipinya terlihat sangat merah merona. Tapi, sepertinya bukan karena malu, ekspresi nya lebih seperti orang yang tengah menahan amarah. Apa Kaisar marah karena tingkah lakunya tadi? Padahal Wendy hanya bercanda. Mengikuti adegan-adegan yang ia tonton di film drakor, komik atau novel romansa yang ia baca. Sepertinya Wendy salah orang kalau mau bercanda begini.

Harus minta maaf nih?

"Lo-lo gak papa?"

Kaisar menghela kasar. "Gak papa," tersenyum lebar. "Kaget aja. Lo lumayan berani ternyata. "

Wendy tersenyum. "Bercanda, kenapa di anggap serius?"

"Kayak profesional soalnya."

Wendy tertawa. Lalu mengibas rambutnya. "Sape dulu! Sarjana perdrakoran nih."

Kaisar dan Wendy lalu mengobrol lama.  Namun Kaisar lebih banyak bercerita dan Wendy mendengarkan. Tapi sepertinya pikiran Wendy ada di tempat lain. Ya, memang pasti di tempat lain. Alasan ia mulai sekolah hari ini kan, karena ia tahu kalau Satya yang ia temui kemarin siang adalah teman Azka. Lalu cinta pada pandangan pertama, sejujurnya hari ini Wendy berniat berkenalan ulang dengan Satya, lalu mengajak Satya pulang bareng dan pergi kencan mungkin besoknya? Tapi Wendy lupa, kalau Kaisar, calon tunangannya juga satu sekolah dengan dirinya. Rencananya hancur sudah. Hari ini mungkin akan berjalan sia-sia.

Bel jam pelajaran kedua pun berbunyi. Kaisar menawarkan dirinya untuk mengantar Wendy ke kelas. Wendy tanpa pikir panjang langsung menolaknya dengan halus.

Kaisar tersenyum. "Hati-hati di jalan ya?"

Wendy mengeyitkan dahinya. "Mnyehh alay!"

Keduanya tertawa kecil, lalu melambai.

HITAM PUTIH WARNAWARNI [END]Where stories live. Discover now