Empat

58.7K 4.6K 121
                                    


"Lo disuruh nyiapin ruangan meeting? Nggak salah tuh, Pak Bos Ganteng?" tanya Ayu heboh, ketika aku bilang akan ke ruangan meeting untuk memastikan jika ruangan ready untuk digunakan, mengecek kebersihan serta menyiapkan proyektor semisal dibutuhkan nantinya. Kalau belum rapih, aku akan meminta OB untuk membersihkan terlebih dahulu.

Aku mengedikkan bahu.

"Maya lagi banyak kerjaan emang?"

"Enggak juga." Aku memang bertanya pada Maya setelah keluar dari ruangan CEO. Tapi Maya bilang, dia malah agak santai hari ini. Tak begitu banyak yang akan dikerjakannya.

"Wah, tanda tanya nih!" Ayu menatapku dengan mata menyipit. "Lo pernah bikin kesalahan nggak? Pak Bos jadi kesel gitu, sama lo?".

Aku merasa tak melakukan kesalahan apa pun semenjak Ervan menjadi bos kami. Hanya pada hari pertama dia bekerja saja, aku yang menawarinya untuk makan siang bersama. Sejak hari itu, aku belum berani lagi untuk mendekat padanya. Apa Ervan marah padaku kejadian di hari pertamanya kerja hari itu, lalu balas dendam padaku? Tapi masa, sih? Itu sudah agak lama, hampir 1 bulan yang lalu. Lagi pula, bukannya Ervan bilang padaku untuk tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan?

"Mana ada! Gue aja nggak ada interaksi sama dia."

"Heran gue. Tiba-tiba aja gitu dia nyuruh elo, sementara sekretarisnya malah duduk santai."

"Entahlah."

Sebelum pergi ke ruang meeting yang berada di sebelah kanan lift, aku bertanya satu hal kepada Lily yang mengganjal pikiranku sejak keluar dari ruang Ervan beberapa menit yang lalu.

"Ly?"

"Paan?" tanya Lily tanpa menoleh.

"Menurut lo, pakaian yang gue pake sekarang ada yang salah nggak?"

Mengingat kata Ervan, aku merasa tak ada yang salah dengan penampilan. Aku sudah terbiasa ke kantor menggunakan kemeja dengan rok span sebagai bawahannya atau dress yang dilapisi dengan outer berkerah. Aku memang jarang menggunakan celana panjang. Penampilan seperti ini juga untuk menunjang posisiku sebagai seorang senior business development.

Lily menoleh dan memperhatikan penampilanku dari atas hingga ke ujung kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lily menoleh dan memperhatikan penampilanku dari atas hingga ke ujung kaki.

"Nggak ada yang salah. Cantik kayak biasa. Emang kenapa nanya gitu?"

"Nanya doang, sih." Aku menyengir. "Tapi Ly, lo pernah ditegur sama Pak Bos nggak?"

"Pak Bos yang mana nih?"

"Pak Ervan."

"Oh, Pak Bos Ganteng. Belum pernah tuh. Kenapa emang? Tadi lo ditegur?"

"Enggak, sih."

Berarti Ervan cuma menegur cara berpakaian saja, tidak dengan Lily. Padahal, penampilan Lily jauh lebih 'wow' dari padaku. Rok yang dikenakannya kadang bisa beberapa jengkal di atas lutut. Tak jarang dia menggunakan dress seksi yang bukan hanya di atas lutut, tapi juga ada belahannya. Aku heran, dia itu mau kerja atau pamer tubuh?

First Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang