8

4.9K 829 80
                                    

"Amnesia lakunar. Hasil pemeriksaan kemarin. Sama seperti hasil pemeriksaan milik dokter Arian."

Kaivan terkejut bukan main. Selama ini ia amnesia? Benarkah? Kalau ia amnesia kenapa ia tidak seperti seseorang amnesia pada umumnya yang akan hilang seluruh ingatannya. Ia masih bisa mengingat siapa keluarganya bahkan kalau ia menuliskan kehidupannya menjadi sebuah buku pun ia masih sanggup.

"Kenapa saya masih bisa mengingat semuanya?"

"Yang Anda alami selama ini adalah amnesia lakunar. Dimana amnesia jenis ini penderita akan kehilangan sebuah kejadian atau peristiwa secara acak. Amnesia ini disebabkan oleh benturan keras di kepala yang mengakibatkan kerusakan bagian otak pada limbik. Kecelakaan yang Anda alami adalah penyebabnya." jelas dokter Raisan.

"Sederhananya, ada suatu bagian dari hidup Anda yang tidak Anda ingat. Dan Anda tidak menyadari bahwa suatu bagian tersebut bisa saja penting bagi Anda." lanjutnya.

Otak Kaivan berusaha keras mengingat sesuatu. Menulusuri ingatan tentang hidupnya demi menemukan kepingan peristiwa yang Kaivan lupakan. Namun semakin keras Kaivan mencoba mengingatnya, kepalanya semakin berdenyut.

"Jangan dipaksakan." ujar dokter Raisan.

"Apa saya masih bisa mengingatnya kembali?"

"Bisa."

"Bantu saya untuk mengingatnya kembali, dok."

"Orang-orang terdekat Anda yang berpengaruh besar kembalinya ingatan Anda. Saya hanya membantu Anda melalui medis."

•••

Tyara baru saja menghubungi Arin mengenai kambuhnya sakit kepala Kaivan. Saat tubuhnya berbalik, ia dikejutkan dengan Jeffan yang sudah berdiri di belakangnya sembari menatapnya tajam. Tubuh Tyara menegang. Ia menatap takut Jeffan yang sepertinya tengah menahan amarah.

"Jadi kecurigaanku selama ini benar?" tanya Jeffan dengan dinginnya membuat Tyara sedikit bergetar.

"A-apa maksud mu, Mas?"

Sial. Dalam suasana penuh tekanan seperti ini Tyara tidak mampu menutupi rasa gugup dan paniknya. Belum pernah Tyara mendapatkan tatapan dari Jeffan seperti sekarang. Biasanya Jeffan gunakan untuk menekan musuhnya.

"Selama ini aku berusaha berpikir positif dan tidak menyelidikimu karena aku percaya kamu akan berubah, tapi nyatanya sampai sekarang pun kamu sama sekali tidak berubah Tyara!" ujar Jeffan.

"Apa kamu sadar kelakuanmu seperti ini membuat harga diriku di mata Om Haris hancur lebur?! Bahkan aku yakin Om Haris sudah tidak lagi mempercayaiku!" lanjut Jeffan dengan emosionalnya. Sementara Tyara hanya bergeming. Ia sudah meneteskan air matanya. Baru kali ini Jeffan semarah ini.

"Kamu," jari telunjuk Jeffan tepat di depan wajah Tyara.

"Kejam, Tyara. Bersekongkol dengan dokter Arian menghambat kerja ingatan Kaivan agar Kaivan sulit mengingat mengenai masa lalunya. Apa kamu sadar kalau penyebab semua kekacauan ini adalah karena keegoisanmu?!"

"Ya! Aku sadar aku egois! Memang aku egois!" balas Tyara berani.

Jeffan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak habis pikir. Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini?"

"Kehilangan! Gara-gara jalang itu aku kehilangan calon bayiku!"

"Itu sudah puluhan tahun berlalu, Tyara!"

"Puluhan tahun berlalu tapi sakit hatiku masih terasa, Mas!" berang Tyara. Ia masih belum bisa memaafkan kejadian serta penyebab yang membuatnya kehilangan calon anaknya.

GunnenWhere stories live. Discover now