EPCL

615 29 13
                                    

Tiba-tiba James melompat dari duduknya dan menarik tangan Wood. Wood tersentak bahkan hampir tersandung kabel lampu sorot.

"Natalie benar! Kau memang harus buka baju, tapi bukan disini!"

"Apa maksudmu James?" tanya Wood tapi James tak menjawab. James malah menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi.

"Lakukan yang seharusnya wanita gila" ujar James dari dalam sana. Wanita gila yang dimaksud James pasti Natalie. Evie memutar kepalanya dan entah sejak kapan Natalie sudah berada di belakangnya. Membungkuk sambil mengeluarkan seluruh isi koper milik Wood, lalu tersenyum ketika menemukan beberapa lembar pakaian. Natalie membawanya menuju pintu toilet.

"Hallo, apa kalian baik-baik saja?" tanyanya sambil mengetuk-ngetuk pintu. Dua helai pakaian tergantung dilengan kirinya. "Jujur saja, aku sedikit khawatir"

"Kami baik-baik saja!" tiba-tiba kepala James menyembul dari celah pintu. "Terima kasih telah membantu"

"Sama-sama. Senang sekali bisa bekerja sama dengan anda" ujar Natalie tapi James menjawabnya dengan membanting pintu.

"Lalu sekarang apa?" tanya Evie.

Natalie menoleh kearahnya, tangannya sudah memegang kamera. "Pastikan blitznya mati, dan sepertinya lampu sorot ini tak terlalu mengganggu"

"Apa maksudmu Natalie?"

"Kau tak tau? Oh tentu saja iya kan?"

"Iya aku tak tau, dan aku sangat ingin tau. Blitz, ada apa dengan blitz?"

"Mr Wood adalah seseorang dengan Selaphobia. Aneh sekali"

"Selaphobia?" tanya Evie bingung.

"Ia takut pada cahaya yang muncul tiba-tiba dan dalam kecepatan tinggi"

"Semacam flash kamera atau kilat?"

"Yaa" Natalie menghadap kearah Evie yang mematung, lalu memotretnya tanpa cahaya blitz. "Selesai"

"Seharusnya kau bicara dari tadi"

"Aku sebenarnya ingin. Tapi aku tak seberani James. Aku tak bisa mengatakan kelemahan seseorang didepan orang asing, itu akan sedikit melukai perasaan. Oleh karena itu aku menyuruh mereka keluar"

"Pantas saja Wood seakan mengkerut ketakutan ketika sinar flash mengenai tubuhnya. Apa James tau soal ini?"

"Ya, sepertinya dia juga tau. Dia tau tidak ya? Aku tak tau" jawab Natalie membingungkan. Natalie memang selalu seperti itu, kadang tegas kadang terlihat lemas tak bersemangat. Kadang dia tertawa keras lalu sesaat kemudian dia akan marah-marah tanpa sebab. Seperti sekarang ini, tadi Evie melihat Natalie dalam sosok yang berbahaya, namun sekarang ia telah berubah menjadi wanita plin plan sambil membolak-balik kamera seakan tengah mencari sesuatu. Apa Natalie adalah seorang pengidap Disorder?

"Apa kalian sudah siap?!" James mengagetkan Evie dan Natalie. Melihat kedua rekan kerjanya tersontak James tertawa girang. Evie ikut tertawa sambil menenangkan dirinya sendiri. Natalie mundur dan duduk ditepi ranjang, dia sekarang menangis. Evie bergerak menenangkannya.

"James kau keterlaluan sekali padaku" isaknya.

"Maafkan aku Natalie. Maaf" ujar James sungguh-sungguh.

"Tak apa Natalie, tak apa. Lain kali kita akan balas dendam kepada James karena telah mengagetkanmu" ujar Evie sambil mengusap-usap punggungnya seperti sedang menenangkan anak-anak yang tengah menangis.

"Tak apa!!" Natalie tiba-tiba bangkit tapi ia tak menyeka air matanya. "Cepat, jangan buang-buang waktu. Seret dia keluar dari sana!!" Natalie sudah kembali menjadi Natalie yang menakutkan, apa dia lupa bahwa ia baru saja menangis?

DREAMDonde viven las historias. Descúbrelo ahora