17.🍀

33.5K 4.7K 20
                                    

[ S E L A M A T M E M B A C A ]

•••

Areta berjalan di koridor lantai tiga dengan siswa/i yang mencemohnya dulu mulai meminta maaf padanya, tapi pikirannya bukan kesana melainkan pada orang itu?

Yah dia aneh, apa di sini juga ada orang lain seperti dirinya dan Laria? Lalu siapa orang itu? Dan mengapa orang itu membantunya juga dari mana orang itu mendapatkan rekaman video di toilet?

Apa saat dirinya dibully oleh Laria orang itu sudah ada di toilet dan diam-diam merekamnya?

Jika itu, mungkin saja tapi orang itu juga memiliki video yang menggemparkan dan membuat Laria si licik penuh drama itu hancur seketika.

"Siapapun kamu, aku beruntung tak mengusikmu. Tapi aku ingin bertemu denganmu sebelum aku kembali, aku perlu berterimakasih padamu," lirihnya menatap sendu lapangan basket.

Ternyata dirinya tak sendiri, dia kira hidupnya akan hancur setelah kejadian di toilet itu. Tapi ada seseorang yang membantunya mempublikasikan sebuah rekaman suara.

Membuat hidupnya sedikit memiliki harapan, tapi ia juga takut saat semalam mendapatkan mimpi itu. Ia tak ingin mati tapi ia tak bisa menghindar dari takdir.

"Jam delapan pagi, aku mohon Tuhan, berkati aku sampai di jam itu. Aku merindukan keluargaku disana, aku ingin pulang ..." lirihnya memejamkan mata hingga.

"Areta!" Panggil seseorang membuat Areta membuka matanya seraya berbalik untuk melihat si pemanggil tapi ...

Jleb.

tes..

tes..

tes..

Darah menetes kelantai koridor, semua hening terkesima melihat pemandangan itu, mata Areta melotot dengan jantung yang berdegup kencang.

Dirinya tertusuk, apa dirinya salah satu dari 2 orang yang akan mati itu? Sungguh menyakitkan menerimanya.

"L-laria?" lirihnya menatap wajah Laria yang menyeringai di sana.

"KAU HARUS MATI JALANG! SEORANG ANTAGONIS MEMANG DITAKDIRKAN UNTUK MATI!!" teriaknya menyadarkan siswa/i yang terbengong tadi.

"ARETA!!" pekik seorang gadis tomboy seraya berlari pada Areta yang terhuyung dengan darah mengalir banyak di perutnya.

"KAU DASAR JALANG!!" teriak Fiska mendorong Laria hingga Laria yang tengah emosi pada Areta oleng dan terjatuh dari Lantai tiga kebawah.

Semua menjerit.

Di sana Laria mendarat dengan kepala retak sehingga darah segar mengalir di lantai basket itu.

Sedangkan di lantai tiga semua heboh dengan Areta yang tak sadarkan diri, pisau yang menancap di perutnya tertarik paksa oleh Laria saat gadis itu oleng tadi.

Sehingga darah terciprat kemana-mana, "ARETA BANGUN!!" teriak Fiska mulai menangis panik.

"G-gue akan ambil mobil di parkiran, KALIAN SEGERA KASIH PERTOLONGAN UTAMA CEPAT PANGGIL DOKTER!!" teriak Nadien dan berlari bak orang kesetanan menuju parkiran.

Sedangkan di lantai satu tepat di lapangan basket, Laria menatap benci kearah rooftop, di sana dia malah tersenyum lebar menatapnya.

SIALAN! GUE HARAP LO JUGA MATI D– Setelah memaki itu, Laria menghembuskan nafas terakhirnya.

Jiwanya langsung hancur bak debu dengan segala kebencian tertata jelas untuk dia.

Sedangkan Axiella menatap semua itu dari kelas sebrang, ia mulai menelfon Ambulance yang sudah ia siapkan di dekat sekolahaan.

Yah ia sudah memprediksikan ini akan terjadi, bagaimanapun Laria itu diisi dengan jiwa serakah penuh dendam.

"Areta kamu harus pulang," gumamnya saat dokter dan suster membawa tubuh Areta kedalam Ambulance menuju rumah sakit.

Sedangkan jasad Laria juga sudah dievakuasi, mata Axiella menatap pada dua orang di rooftoop.

Bibir ranumnya tersenyum lebar, "Main petak umpetnya selesai yaa,"

Sedangkan di rooftop, dua orang tengah emosi juga senang.

"Sialan! dia benar-benar tak berguna!" maki sang pria menatap tajam Ambulance di sana.

"Kau sendiri yang memilih," malas temannya duduk di kursi.

"Kau! Kau juga tak berguna! Mengapa Ambulance itu datang? Bukankah kita sudah sepakat untuk membuatnya mati?"

"Aku tidak tahu sialan! Ambulance itu tiba-tiba datang, benar-benar sialan!"

"Jika dia masih hidup, kau harus membunuhnya secepatnya!"

"Yaa ... Yaa, aku juga ingin pulang. Sangat muak menjadi adikmu hishh!" keluhnya berlalu pergi dari sana, tanpa tahu pria itu tengah menyeringai bak iblis.

"Kau pikir setelah membuat jiwa adiku lenyap kau akan mudah pulang kedunia aslimu? Kau salah sialan ... Kau juga harus mati agar adiku bisa kembali!"

  [ T E R I M A K A S I H U D A H B A C A ]

🍀🖤🍀

Pada akhirnya, seusatu yang di awali dengan niat jahat tak akan mendapatkan akhir baik,

I'M ANTAGONISTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon