Chapter 35

145 25 5
                                    

Hari pernikahan semakin dekat, namun belum ada tanda tanda undangan masuk ke rumah megah milik pak Ahmad dan ibu Kiranti, padahal mereka tak lain dan tak bukan adalah orang tua dari mempelai pria.

Orang tua Citra yaitu pak Omara dan ibu Caithline mengunjungi kediaman pak Ahmad, dengan tujuan meminta maaf atas kejadian yang sudah berlalu yaitu tindak kejahatan yang dilakukan oleh Caithline terhadap Adrian.

Sesampainya mereka disana, Kiranti tidak langsung menemui mereka. Masih ada rasa dendam di hatinya terhadap ibu kandung Citra itu. Namun Caithline datang dengan maksud baik ia bahkan sudah melupakan rasa kesalnya terhadap Adrian, mungkin karena kuatnya iman seorang Citra membuat pak Omara dan ibu Caithline luluh oleh setiap jawaban Citra yang sama sekali tidak pernah terdengar perkataan yang menyakiti hati bahkan saat kedua orang tuanya memaki agama yang sudah dianut Citra.

Orang tua dari Citra datang untuk meminta restu kepada orang tua Adrian sekaligus mengundang untuk acara pernikahan putra dan putri mereka.

Saat sampai di rumah megah itu, pak Omara disambut hangat oleh pak Ahmad yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah itu pak Ahmad mengajak pak Omara untuk duduk di ruang kerjanya. Tidak terfikir oleh pak Ahmad bahwa kedatangan temannya itu adalah untuk memberikan undangan pernikahan putra putri mereka, maka dari itu ia langsung membahas bisnis mereka.

Sebaliknya yang terjadi setelah ditinggal oleh kedua suami ke ruang kerja, Caithline dan Kiranti beradu pandang, nampak dengan jelas bahwa Kiranti tidak suka dengan Caithline. Namun ia pandai menyembunyikannya.

"Silakan duduk," ucap Kiranti kepada Caithline agar duduk di sofa ruang tamu.

Kiranti mengikuti perintah Kiranti dan kemudian mereka berbasa-basi sedikit.

"Gimana kabarnya, Ranti?" Tanya Caithline.

"Baik, kamu sendiri gimana kabarnya?"

"Baik juga Alhamdulillah,"
"Eh," Caithline spontan mengucapkan kata Alhamdulillah.

"Ada tanda tanda mau login sepertinya," lelucon Kiranti.

"Aduh, akibat kebiasaan dengar Citra mengucapkan kata-kata yang berbau Islam, makanya tanpa sadar kadang ikutan terucap,"

Saat mendengar nama Citra disebutkan, Kiranti langsung paham apa maksud dan tujuan orang tua Citra datang kemari.

"Mana undangannya?" Tanya Kiranti.

"Ha?" Caithline bingung, bagaimana bisa Kiranti mengetahui maksud dan tujuannya kemari bahkan sebelum ia memberitahukan maksud kedatangannya.

"Masa orang tua calon mempelai pria tidak diundang? Ngga asik dong," ucap Kiranti.

"Eh iya, ini undangannya," ucap Caithline sambil menyerahkan undangan yang diambilnya dari tas Christian Dior miliknya.

"Baiklah, insyaallah kami akan datang."

Caithline tersenyum mendengar kabar baik ini, ternyata tidak ada penolakan sama sekali dari keluarga Adrian.

Yang terjadi di ruang kerja pak Ahmad justru sebaliknya, pak Ahmad sudah naik darah saat mendapat undangan pernikahan Citra dan Adrian. Namun ciri khas beliau yang bijak tidak akan memarahi orang secara kasar, tutur kata sopan yang beliau tuturkan tidak akan membuat orang tergores hari saat mendengarnya.

"Ahmad, anak anak kita sudah besar, sudah seharusnya kita tidak usah ikut campur dengan masalah anak-anak kita."

"Bahkan sekarang terkesan bahwa kamu yang ikut campur dengan urusan Adrian dan Citra."
"Apa yang sedang kamu rencanakan?" Tanya Ahmad.

Omara menelan ludah dalam, tercengang mendengar pertanyaan Ahmad.

"Aku bisa melihat betapa dalamnya cinta Citra kepada anak kamu, bahkan dia rela meninggalkan agama sebelumnya hanya demi anak kamu,"
"Aku tidak merencanakan apapun, aku melakukan ini semua hanya demi kebahagiaan Citra." Jelas Omara.

Gendut No Problem(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang