Lima belas

331 43 6
                                    

Adelle menahan napas ketika membuka mata dan mendapati wajah Regulus berada tepat di depan wajahnya dalam jarak yang sangat tipis. Bahkan ujung hidung mereka hampir bersentuhan. Adelle bisa merasakan deru napas Regulus yang hangat dan teratur. Baru saja Adelle hendak menggeliat, namun tidak bisa karena merasakan sesuatu menahan tubuhnya. Adelle melirik ke bawah dan mendapati lengan Regulus melingkari pinggang rampingnya. Sejak kapan pria itu tidur sambil memeluknya begini?

Karena terlalu lama menahan napas, tanpa sadar gadis itu membuang napas cukup keras hingga membuat Regulus seketika terbangun dan membuka mata.

Hening, mereka saling bertatapan hingga beberapa saat.

"Apa?" tanya Regulus tanpa mengalihkan tatapan dan posisinya.

"Kamu tidur sambil peluk aku?" tanya Adelle.

"Enggak usah GR. Tadi lo tidur sambil manggil-manggil Daddy, kayaknya beneran mimpi buruk. Lo baru tenang lagi setelah gue peluk. Jadi intinya gue meluk lo bukan karena gue mau."

Mendengar penjelasan Regulus, Adelle mengedipkan mata beberapa kali.
"Makasih, Regulus."

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, disusul dengan masuknya Amasha bersama kedua orang tua Adelle ke dalam ruangan.

"Astaga kalian ini. Aku tahu kalian udah menikah, tapi jangan lupa kalau ini rumah sakit. Bisa-bisanya kalian berbuat asusila di sini!" kata Amasha yang sudah tidak memakai jas dokter.

Regulus segera melepaskan tubuh Adelle lalu bangkit. Pria itu mendudukkan diri di tepi brankar Adelle. Begitu pula Adelle yang menyusul duduk.

"Mom, Dad," sapa Regulus sebelum menghampiri dan menyalami kedua mertuanya itu.

Sementara Keiko segera melangkah menghampiri sang putri setelah Regulus mencium punggung tangannya. Keiko memegang tangan sang putri, memindai setiap inchi tubuh putri bungsunya dengan tatapan risau. "Mana yang sakit? Masih gatal? Sesak napas?"

"Enggak, Mom. Aku udah sembuh," sahut Adelle, "Regulus langsung bawa aku ke rumah sakit, jadi aku langsung ditangani dan sekarang beneran sembuh."

Mendengar perkataan sang putri, Keiko lantas menoleh kepada menantunya.
"Terima kasih, Regulus."

Regulus mengangguk. "Sudah tugas saya menjaga Adelle, Mom."

Ainesh lantas tersenyum sembari menepuki bahu Regulus beberapa kali, seolah menyalurkan kebanggaan atas tindakan penuh tanggung jawab dari sang menantu bungsu.

"Masha, kamu kumuh banget," kata Adelle sembari menatap Amasha yang memang tampak sangat berantakan. Rambut gadis itu berminyak dan kusut, belum lagi wajahnya yang pucat dan pakaiannya yang juga tak kalah lusuh.

Amasha mendengus. "Ini semua 'kan gara-gara kamu! Aku jadi harus jaga malam dua kali berturut-turut. Sebenernya tadi malam bukan bagianku, tapi pas aku bersiap mau pulang malah kamu masuk IGD. Jadi aku milih buat tukeran jadwal jaga malam sama Faza demi memantau kondisimu. Dan tadi pas aku mau pulang, enggak sengaja ketemu Tante Keiko sama Om Ainesh di lobi, jadi kuantar ke sini dulu. Ini  ayahku pasti nanti ngomel banget, udah hampir tiga hari dua malam aku enggak pulang."

"Tiga hari? Menangnya ini jam berapa?" tanya Adelle.

"Jam satu siang. Kalian berdua ngebo sampai jam segini!" sahut Amasha.

"Hah? Masa?" tanya Adelle terkejut.

"Tadi pagi aku udah bangun sewaktu perawat mengganti infusmu, terus aku mengabari kedua orang tuamu dan menceritakan tentang kondisi kamu. Tapi setelah itu kamu mengigau manggil-manggil Daddy, jadi aku meluk kamu dan akhirnya ketiduran lagi," Regulus bersuara dengan lembut.

Seandainya PerihWo Geschichten leben. Entdecke jetzt