Mine

11.

.
.
.

.
.
.

"Silahkan masuk--"

Sasuke mempersilahkan kakaknya, itachi.

Kunjungan dadakan itu membuat sasuke sedikit canggung, terlebih keduanya sudah jarang bertemu.

Itachi masuk lalu duduk, melihat sekeliling rumah sasuke.

"Dimana naruto?"

Tanya itachi, dia tidak melihat keberadaan naruto disana.

"Dia pergi keluar, bertemu klien--"

Jawab sasuke, memberikan minuman untuk kakaknya tersebut.

"Terimakasih--"

Ucap itachi, dia merasakan suasana berbeda dari rumah itu. Melihat ke arah kamar, itachi berkunjung karena ingin memastikan sesuatu.

Sebelum naruto keluar dia membuat pudding, sasuke menyajikan itu untuk itachi.

"Sekarang kamu membuat pudding--"

"Naruto yang membuatnya--"

Keduanya duduk berhadapan, obrolan terhenti mereka tidak tau harus membicarakan apa.

"Bagaimana kabar ibu dan ayah?"

Sasuke mencoba memulai percakapan, dia mengerti kakaknya berkunjung bukan karena ada urusan tapi hanya sekedar berkunjung saja.

"Mereka sangat baik, bahkan ibu selalu memikirkan kamu--"

"Aku baik baik saja, bilang kepada ibu untuk tidak memikirkan aku"

"Sesekali kunjungi mereka, kami selalu menunggu kamu"

Semenjak kejadian itu, sasuke tidak pernah pulang karena itu yang di inginkan ayahnya.

"Kamu terlihat lebih baik, sasuke"

Ucap itachi dengan memandangi sasuke, pandangannya penuh makna.

"Aku hidup bahagia, dia memperlakukan aku dengan baik"

Sasuke tersenyum tipis, menunjukkan kepada kakaknya kalau dia benar bahagia.

Itachi tersenyum, dia merasa lega setelah mendengar itu.

"Aku sangat iri--"

Gumam itachi.

"Sebagai penerus keluarga aku tidak berani melakukan pemberontakan seperti kamu"

Ucap itachi.

"Kenapa mengatakan hal seperti itu?"

Sasuke penasaran apa yang sebenarnya itachi katakan.

"Aku tidak bisa seberani kamu, tapi setelah aku berpikir, kamu berani melakukan itu karena kamu mempercayai naruto"

Jelas itachi.