Part 10 One Step Closer

50 10 0
                                    

Mengandalkan apa yang Ten dan Hendery lihat di kamera Lucas, mereka melakukan hal yang sama untuk mengakses ruang rahasia dibilik toilet pria no 5.

Bak film action dalam film, mereka berdua datang dengan dramatis. Mendobrak pintu dengan kaki lalu berjalan angkuh. Lucas sedikit menahan pergerakan laki-laki bersenjata didekatnya sedangkan Hendery segera menembak kedua pria bersenjata dengan senapan bius yang ia gunakan di misi sebelumnya. 

Lucas berjalan ke arah pria yang menyeretnya tadi, Lucas menghajar pria yang selama ini bersamanya, melampiaskan dendam yang ia tahan sedari tadi. Pria itu tersentak kaget, selama ini orang yang bersamanya ternyata orang lain. Teriakan dari wanita-wanita yang terkurung menambah kebisingan dari ruangan tersebut.

"Calm ladies, we're good people. We will set free all of you asap" Kalimat yang dilontarkan Ten berhasil membuat ruangan menjadi senyap.

"Bang bahasa korea nya, sebutin sandi brankas apaan?" Lucas bertanya pada Ten.

"Tonjok aja, tar juga ngaku" ucap Ten tak acuh.

Lucas menunjuk ke arah brankas mengintimidasi pemuda yang kerahnya dicengkram kuat seolah bertanya. Tak ada jawaban, Lucas hendak akan melontarkan pukulannya jika saja Hendrey tidak menahannya.

"Tenang, tenang. Mukulnya jangan beneran. Tar mati anak orang"

Seolah mengerti, pemuda tersebut bersuara dengan terbata "il sa..chil..sam"

Ten pergi menuju brankas dan sedikit menginjak pria bersenjata karena menghalangi jalannya. Aksi yang tidak perlu sebenarnya. Ia segera membuka brankas tidak sabar. Namun bukannya mendapat surat perjanjian yang direncanakan. Ia malah mendapat sebuah alarm yang memekakan telinga.

"Plan B" suara Diyo terdengar di masing-masing in ear yang digunakan anggota.

Lucas memukul pria disampingnya sampai pingsan lalu mengambil handphone pria tersebut. Mereka bertiga segera bangkit untuk pergi melarikan diri. Meninggalkan para wanita dalam jeruji yang teriak histeris minta diselamatkan. Hendery memimpin jalan sedangkan Lucas berjaga di belakang. Sebelum benar-benar masuk ke dalam lift, Lucas menenangkan wanita-wanita tersebut dengan bahasa isyarat seadanya yang menjelaskan bahwa mereka akan segera bebas.

Erwin dan Diyo bekerja sama untuk menghack sistem bar. Masing-masing menggunakan laptopnya bekerja dengan serius. Erwin membuat keributan di area bar dengan cara memadamkan lampu sampai mati total. Area bar chaos akibat ulah Erwin.

Diyo mencoba menonaktifkan alarm yang masih menyala dan coding area rahasia untuk menurut dengan apa yang dikehendakinya. Hendery harus merelakan senjata bius kesayangannya agar saat keluar tidak menimbulkan kecurigaan, dia menghancurkan senjata tersebut sembari menangis dramatis. Lucas dan Ten jengah melihat drama Hendery.

Mereka bertiga sampai di toilet, namun belum sempat menarik nafas lega segerombol laki-laki masuk dan memeriksa area toilet. Hendrey melangsungkan drama nya lagi.

*b.korea
"Gelap, aduh aku tidak bisa mendapatkan tisu. Bagaimana ini kotoranku sangat banyak" Meskipun aneh ini adalah plan B yang Diyo rencanakan, Diyo yakin bandit-bandit bar akan langsung memeriksa bilik no 5. Jadi Hendrey mempelajari bahasa korea dari kalimat itu agar mereka mengira tidak ada yang janggal dengan ruang rahasia. Ten dan Lucas memanjat untuk sampai di bilik toilet di sebelahnya. Karena gelap tidak ada yang menyadarinya.

"Maaf ada kesalahan teknis. Tisu ada disebelah kananmu pak. Maaf atas ketidaknyamanannya"

Hening, 5 menit berlalu. Orang bertubuh kekar kembali mengetuk pintu Hendery.
"Pak kau mendapat tisu mu?"
"Ada yang bisa kubantu lagi?"
Tidak ada jawaban dari Hendrey, mereka tidak mengira jawaban yang dilontarkan. Mereka kira setelah Hendery mengatakan itu, orang-orang akan jijik dan memilih pergi. Hendery kebingungan. Sepertinya pria-pria itu tetap ingin memeriksa ruangan rahasia.

Alarm tanda kebakaran berbunyi, bak penyelamat Hendery agar tidak ketahuan. Ini ulah Erwin. Segerombolan pria bertubuh kekar yang memeriksa toilet berlari menyelamatkan diri. Lucas, Ten dan Hendery menyusul keluar dengan menyamarkan keberadaan seolah-olah menjadi tamu bar. Keadaan yang chaos membuat mereka bertiga keluar tanpa dicurigai. Mereka segera memasuki mobil yang telah ditumpangi anggota lainnya dan berlalu pergi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sial kita kena jebakan" Ucap Ten.

"Aku sudah menduga, tidak mungkin berkas penting diletakan di tempat yang terbuka" jawab Diyo.

"Tenang teman-teman aku punya ini" Lucas mengeluarkan sebuah handphone di sakunya dan menyerahkan kepada Erwin "Tolong mr peretas, lakukan tugasmu"

Erwin mengambil dengan malas, ia melihat handphone tersebut dan mengutak-atik nya.
10 menit berlalu.

"Dia mendapat email penerimaan pegawai bar, sudah ku lacak alamat dari perangkat pengirim email tersebut. Alamatnya Hannam-dong Residence 266-53" Erwin angkat suara.

"Rumahnya si om om manager Bar" Ten mengangkat kartu nama di tangannya.

"Malam ini kita kepung rumahnya, feeling ku mengatakan surat perjanjian ada di dalam rumahnya" final Diyo.

Ketujuh anggota mengangguk.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul 02.00 pagi waktu Korea, mereka sampai di Hannam-dong, kawasan elite yang hanya dihuni orang-orang berduit. Hendery mengawasi sekitar, ia melihat dua orang berjaga di rumah tersebut.

"Win CCTV" titah diyo yang langsung mendapat anggukan dari Erwin, sedikit lama menunggu Erwin meretas CCTV rumah tersebut.
"Belakang rumah aman bang, dia dan  istrinya udah tidur. Ada 2 brankas, satu di kamarnya, Satu lagi di tempat kerjanya"

"Kun brangkas utama, Dejun brangkas di tempat kerja. Gunakan zat kimia Dejun yang sempat ia buat tadi untuk melelehkan pintu brankas. Ten dan Lucas urus dua orang yang berjaga di luar. Sebisa mungkin lakukan misi tanpa suara"

"Roger"

Mereka mulai menjalankan misi masing-masing.

"Bang, gue ikut bang Kun ya. Bosen nunggu di mobil terus" Yangyang memberanikan diri mengeluarkan pendapatnya.

"Gausah, yang ada tar jadi beban" jawab Diyo.

"Astaga jahat banget mulutnya, gak apa-apa dek. Enak loh disini gak perlu capek, uang misi dibagi rata iya kan?" Hendrey menenangkan.

"Gak usah cari lebih jauh bang Kun, surat perjanjian udah di tangan. Selain itu ada surat-surat penting yang bisa bikin kalian kaget" Dejun membuka suara.

"Semuanya balik ke mobil" titah Diyo.

Dejun keluar dari ruangan tersebut namun dia berpapasan dengan seorang gadis remaja. Gadis remaja yang diketahui anak Manager bar itu teriak histeris. Erwin sudah memperingatkan Dejun namun terlambat, gadis berumur 18 tahun itu lebih dulu melihatnya. Manager bar terbangun begitu pun dengan istrinya. Ia kaget melihat Kun yang coba keluar dari kamar utama. Manager bar segera memencet tombol yang menimbulkan kebisingan yang terhubung ke gedung sebelah. Dejun dan Kun lari luntang-lantung menuju mobil, Ten dan Lucas sudah berada di mobil setelah membereskan pria-pria yang menjaga rumah mewah tersebut.

Yangyang menancap gas mencoba keluar dari area elite Hannam-dong. Mereka melihat 4 mobil mengejar di belakang. Di gang jalan mereka dihadang oleh salah satu mobil anak buah Manager bar, namun Yangyang tidak kehilangan akal. Ia nekat untuk menuruni tangga dengan mobil, membuat seluruh penumpang merutuki perbuatannya. Ia kembali menginjak pedal gas dan mengendarai di atas kecepatan rata-rata.

Yangyang memasuki Itaewon, tempat yang terkenal ramai agar bisa melarikan diri karena ia melihat 2 mobil masih mengejarnya. Ia menyalip bus lalu berbelok dengan tiba-tiba menuju sebuah gang kecil. Yangyang mengikuti alur gang kecil tersebut hingga sampai ke jalan utama. Beruntung tidak ada yang mengikutinya lagi. Setelah sampai di jalan yang aman, Yangyang mengendurkan kecepatan mobilnya. Diyo bertanya dengan wajahnya. Sebenarnya Yangyang sempat melihat peta area tersebut melalui ponselnya saat menunggu Kun, Dejun, Ten dan Lucas menjalankan misinya. Yangyang terlihat pongah saat Diyo menatapnya.

Setelah mobil itu terparkir, member beramai-ramai keluar mobil dan muntah bersama.

Secret Agent From SM (ed WayV)Where stories live. Discover now